18. Trapped

261 37 24
                                    

Cuaca siang ini cukup panas, membuat siapapun pasti ingin segera masuk ke dalam rumah dan menyalakan pendingin ruangan lalu bermalas-malasan sepanjang hari sampai matahari tenggelam.

Sedari pagi Jean belum mendapatkan perintah apa pun dari tuannya, karena pemuda tersebut sudah tidak ada di rumah sejak Jean datang. Katanya Taevy pergi bersama Anita untuk sebuah urusan, dan Taevy sudah berpesan agar Jean untuk segera datang ke rumahnya dan tidak pergi kemana-mana setelah itu.

Hari ini adalah hari sabtu dan hari terakhir Jean bekerja, pasalnya mulai dari hari minggu dan sampai satu pekan ke depan Jean diberikan libur. Tidak boleh bekerja karena Anita menyuruh Jean untuk belajar mempersiapkan diri untuk ujian akhir semester.

Membuka halaman demi halaman novel yang sedang Jean baca, karena tidak ada kegiatan jadi gadis itu memilih untuk membaca buku pemberian Julian kemarin, Black Magic. Jean sempat tertawa saat membaca bab awal, dan muncul satu pertanyaan besar dalam benaknya. Bagaimana bisa Julian mau membaca cerita seperti ini?

Ting!

Ponsel lama Taevy yang masih bertahan dipakai oleh Jean berdenting, tanda pesan masuk. Meraihnya dan menemukan Jeko mengiriminya pesan.


Jekonio

Lagi apa?

Udah makan?

Free jam berapa?


Baru Jean akan membalas, tiba-tiba saja ponselnya melayang karena disabet oleh seseorang dengan cepat.

"Lagi apa? Hmm udah makan? Ck, cewek panggilan? Free jam berapa? Nggak sekalian tanya hari ini harganya berapa? Atau malam ini— ARGH!"

Taevy membaca setiap pesan yang Jeko kirim pada Jean sambil mencibir. Karena kesal, reflek Jean melemparkan buku yang dibacanya tadi ke arah Taevy dan langsung mengenai bagian bawah perutnya. Membuat pemuda itu berteriak sambil mengumpat, terakhir ia berusaha berdiri dengan kedua mata menatap tajam pada sang pelaku.

"Sopan, anjing!"

Jean berdiri, memungut buku yang tadi dilemparnya dan berdiri tegap di hadapan Taevy. "Kalau mulut kamu sopan, aku juga nggak akan berlaku nggak sopan kayak gitu!"

"Lagian telinga lo budek apa gimana? Udah gue bilang jangan deket-deket sama Jeko!"

"Kamu juga udah nggak bisa denger apa gimana? Urusan aku sama Jeko itu urusan pribadi! Nggak ada sangkut–pautnya sama kerjaan apalagi sama kamu!"

"Lo itu asisten gue—"

"Aku juga tau posisi aku disini cuman jadi asisten kamu! Tapi bukan berarti kamu bisa campurin urusan pribadi aku! Dan inget kamu cuman majikan aku, nggak ada hak buat kamu ngatur-ngatur hidup aku!"

"Tambah kurang ajar—"

"Pecat aja kalau gitu!"

Tangan Taevy mengepal kuat, jika Jean bukan perempuan mungkin Taevy sudah melayangkan kepalan tersebut pada Jean. Sayangnya Jean itu perempuan, dan Taevy memiliki prinsip untuk tidak melukai perempuan secara fisik  (kalau nggak hilaf), beda lagi kalau luka hati. Kalau ada perempuan yang hatinya terluka oleh Taevy, ya mungkin laki-laki itu tidak sengaja melakukannya.

Baru Jean akan menuruni anak tangga, ponsel yang dipegang Taevy berdering. Begitu melihat siapa penelepon, Taevy langsung menjawab panggilan tersebut tanpa izin terlebih dahulu. Jekonio.

"Lagi kerja, sibuk, jangan diganggu SELAMANYA!" itulah kata sapaan Taevy saat menjawab panggilan, dan pada kata terakhir ia menekankan sekali pegucapannya.

BLACK STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang