20. Bukan Kebetulan

210 39 46
                                    

"Gue nemu sesuatu yang aneh, berita kematian orangtuanya nggak ada di situs manapun. Pencarian di internet bersih nggak ada jejak. Coba lo pikir, aneh nggak?"

Lelaki yang diajaknya berbicara itu kini menegapkan tubuhnya, menatap lawan bicaranya dengan serius. "Ngapain lo cari?"

"Setelah dapat sedikit informasi dari Tantenya, gue penasaran gimana kronologi kecelakaannya, tapi gue nggak dapet apa-apa. Aneh nggak sih?"

"Nggak, kalau kecelakaan ya udah kecelakaan aja. Nggak ada yang aneh."

"Masalahnya, gue cari beritanya nggak ada."

"Udahlah, orang tuanya udah tenang di alam sana. Nggak usah lo usik lagi dengan cari tau tentang itu."

Matanya mendelik, menghembuskan nafas panjang dan menyandarkan punggungnya. "Nggak, gue pikir ini aneh karena beritanya seakan menghilang dan dirahasiakan."

"Om lo detektif, tanya sana."


★ ★ ★

Tidak ada kebetulan di dunia ini, semuanya sudah diatur oleh sang pencipta. Takdir membuatnya terjadi sesuai dengan rancangan sang maha kuasa. Tidak ada satu orang pun yang bisa mengubah takdir, atau memanipulasi sesuai keinginannya. Kecuali nasib, semua orang bisa mengubahnya jika ada keinginan dan usaha.

Jean sedang menatap seorang laki-laki yang berdiri kurang lebih jarak 5 meter darinya. Bukan kebetulan, tapi takdir. Entah apa yang sedang direncanakan Tuhan, membuat keduanya harus bertemu lagi secara tidak sengaja.

Akhirnya yang sedang ditatap menoleh, tersenyum lalu menghampiri. "Stalker ya?"

"Kebalik, Kakak kali stalker."

"Sendiri?"

Jean mengangguk, matanya seperti biasa mengedar mencari sesuatu yang diharapkannya tidak muncul di hadapannya.

"Aku juga sendiri," ujar Julian yang selalu tahu tingkah Jean jika dirinya tiba-tiba bertemu dengan gadis itu.

Jangan heran, semenjak beberapa kali bertemu secara tidak sengaja, Julian berhasil membuat hati Jean jungkir balik dengan mengubah cara bicara mereka. Simpel, hanya berubah jadi menggunakan aku-kamu mampu membuat Jean tidak bisa berhenti tersenyum.

"Ih, nggak tanya kok."

"Mata kamu yang nanya."

Jean mendengus, menatap lawan bicaranya dengan sedikit mendongak karena tingginya melebihi dirinya. "Mau kemana Kak?"

"Jalan-jalan. Kamu?"

"Ini beli sate," jawab Jean sambil mengacungkan kresek putih berisi 20 tusuk sate ayam, tentunya atas perintah majikannya.

Setelah itu tanpa dikomando keduanya sama-sama melangkah, menelusuri trotoar. "Pembantu rumahnya nggak pernah masak? Perasaan beli makanan terus."

"Masak kok, dia udah makan tapi katanya pengen yang lain juga."

Julian terkekeh, mengeluarkan sekotak rokok beserta pemantik dari dalam saku jaketnya. Jean yang melihat hal tersebut langsung merebutnya, bahkan gadis itu memasukkannya kembali ke dalam saku Julian meninggalkan pemantik yang masih dalam genggamannya.

"Katanya mau berhenti ngerokok," ujar Jean yang mengingat ucapan Julian kemarin saat mereka tidak sengaja bertemu.

"Lupa."

"Alesan."

Gadis itu ingat jika dirinya masih menyimpan lolipop pemberian pemuda di sampingnya, merogohnya dalam saku lalu memberikan lolipop itu padanya.

BLACK STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang