chapter 3

3.3K 135 0
                                    

Juliet sudah kembali ke kantornya setelah menerima perintah dari Martin. Dan sekarang tersisa hanya Alicia seorang diri di Mansion tiga tingkat yang luasnya bahkan seperti kompleks rumah Alicia dulu jika ditambah dengan halamannya.

Dan membersihkan Mansion sebesar itu tidaklah mudah, jika ia bekerja dari pagi hingga malam mungkin baru setengah. Akhirnya Alicia meraba debu di meja ruang tamu

"Ini bersih." gumam Alicia. Ia akhirnya berjalan menuju kamar dan beristirahat.

***

'Drrt.. Drrtt.. Drrt..'

Martin menoleh kearah ponselnya, ia mendengus saat melihat id caller Daniel terpampang disana. Adiknya itu sering menanyakan hal yang tidak penting, dan semuanya harus dijelaskan secara rinci dan itu sangat tidak disukai Martin.

"Terus terang saja."

"Halo, Martin. Aku menerima pesan dari Juliet. Aku perlu bicara rinci padamu."

"Kau sudah bicara, Daniel. Apa perlu dijelaskan panjang-lebar lagi?"

"Untuk apa kau menjadikan adik dari penipu Angel sebagai pelayan di Mansion itu?"

"Jika kita penjarakan, maka polisi tidak akan menerima tuntutan kita. Karena kerabat dari penipu tidak salah apapun."

"Lalu?"

"Huft, aku mengurungnya di Mansion itu sampai menemukan penipu yang telah membangkrutkan perusahaan Angel. Dan aku takkan mengampunyinya, Daniel."

Senyuman licik terukir di bibir Martin. Pria itu misterius, dan mempunyai berbagai macam cara diluar dugaan. Dan tak satupun rencananya gagal karena otak cerdasnya

***

Dering ponsel Alicia menggema di kamarnya. Alicia segera menekan tombol hijau untuk mengangkat telfonnya.

"Asalamualaikum, Ibu."

"Wa'alaikum salam. Ibu pengen ngomong sama kak Irene."

Alicia berdiri dan mondar-mandir di kamarnya.

"Memangnya kenapa Bu?"

"Nomornya nggak aktif, dikirimin surat juga nggak dibales. Ibu mau ngomong sama dia, Lice."

"Alice, lagi nggak di rumahnya kak Irene Bu." Alicia duduk di depan meja riasnya.

"Terus kamu nggak bareng sama Irene?"

"Nggak bu, Alice lagi di...."

"Dimana?"

"Ya, di Restaurant bungkus makanan terus makan di rumah sama kak Irene."

"Dulu kak Irene yang beli makan, sekarang kamu."

"Iya Ibu. Kak Irene sakit kepala jadi Alice aja yang beli."

"Setengah jam lagi ibu telfon ya."

"Aduh, nggak usah Bu. Kak Irene nggak pengen diganggu dulu, tadi aja katanya kalo Alice pulang makanannya ditaro aja depan pintu. Percaya deh."

"Yaudah, nanti telfon ibu pas kamu ngantar makanannya. Ibu pengen dengar suaranya."

Alicia menepuk jidatnya. Ia kehabisan akal saat ini. "Iya deh Bu."

Alicia segera mematikan ponselnya.

'Ibu mulai curiga, aku harus apa saat ibu tahu semuanya nanti? Aku terjebak di negri orang, dan aku tidak bisa kembali.' batin Alicia. Ia terkejut saat melihat bayangan Martin di kaca meja riasnya.

The Mate For The Throne HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang