"Tega sekali kau, Stacy!" bentak Alicia. Kali ini Stacy sudah kembali dari ruang rapat dan duduk di kursinya. Alicia kemudian membongkar isi tempat sampah itu di meja Stacy.
"Ini dataku bukan? Kenapa kau menyobeknya?" tanya Alicia
"Apa lagi? Kau sudah merebut Martin, jangan pikir aku akan diam saja, Alicia!" Stacy berdiri dari kursinya dan berjalan tempat di hadapan Alicia kemudian bersandar pada meja kerjanya.
"Ini kesalahan orang yang menantangku." ucap Stacy kemudian membakar rokoknya dengan korek api. Alicia memundurkan kepalanya ketika Stacy menghembuskan asap rokok tepat di wajahnya.
"Sekarang aku menawarimu. Kakak tertuaku, Gerald. Anak tertua, mendapatkan hal terbesar dalam perusahaan. Direktur, penerus Ayahku. Wajahnya, juga tidak kalah tampan dari Martin. Kau menikahinya, dan mendapatkan semua hartanya. Pakaianmu, juga tidak akan sekumuh ini. Sepasang kaos kaki yang kau pakai, harganya jutaan dollar. Kau bisa mengganti uang yang kakakmu curi dalam sekejap, tanpa harus bekerja sesusah ini." bujuk Stacy
"Sekarang aku mengerti kenapa Martin tidak mau menikah denganmu. Kau selalu menilai semuanya dengan uang, kau menyuruhku menikahi orang kaya lain, tapi aku menikahi Martin bukan karena hartanya. Camkan itu, dan soal pakaian, jika aku kumuh lalu kenapa Martin memilihku? Kenapa? Jangan kira semua pria menyukai wanita sexy. Martin berbeda, dan kau harus mencoba untuk memahaminya. Dan juga, jangan seenaknya kau bandingkan Martin dengan kekayaannya, kau itu kaya. Lalu kenapa tidak menikahi hartamu saja? Kau bisa menghabiskannya sesukamu. Dan hidup dalam keserakahan abadi, Stacy." ucap Alicia.
"Kutawari sekali lagi, atau kau akan menyesal, Alicia. Sebelum semuanya terlambat." ucap Stacy sambil membuang puntung rokoknya ke lantai
"Sekalipun kau menanyaiku seratus kali, jawabanku akan tetap sama. Tidak." jawab Alicia. Dia maju mendekati sobekkan kertas itu, namun Stacy menyalakan korek apinya kemudian membakar sobekkan kertas yang ada di meja kerjanya.
"Tidak." gumam Alicia. Ia mengambil buku dan menepuk api itu agar padam. Namun saat apinya padam, yang tersisa hanyalah setumpuk abu yang hangus.
"Aku sudah mengatakannya bukan? Dan semuanya sudah terlambat, ini hanya awalnya saja, Alicia. Tunggu hingga semuanya jelas, di hadapan Martin." ucap Stacy, mata Alicia berkaca-kaca. "Semuanya sama, baik kau mengatakan ya atau sebaliknya, kau akan tetap kehilangan Martin. Karena itu kusarankan kau mengatakan ya, karena jika kau tidak mau maka nasibmu akan sama seperti saudarimu yang malang itu."
"Jangan senang dulu, Stacy. Pada saat aku pergi kesana, Martin ada bersamaku. Arsitek itu mengatakan sendiri berapa jumlah semua biayanya pada Martin." ucap Alicia. Stacy menoleh kearahnya.
"Kau tahu kenapa aku membakar data itu? Karena uang kas kantor hilang $5.000.000. Dan apa dayamu tanpa data itu? Sudah tentu kau yang menjadi tersangka utamanya." ucap Stacy sambil tersenyum licik. "Sekarang sudah terlambat untuk mengatakan 'iya' Alicia."
Alicia keluar dari ruangan Stacy tanpa perlu berbasa-basi lagi. Ia harus menyelesaikan pekerjaannya setelah itu mengurus masalah itu.
'Ya Allah, hamba tahu kalau engkau tidak akan memberikan ujian yang diluar batas kemampuan hamba. Dan jika fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, maka biarkan hamba melawan kekejaman itu dengan bantuanmu.' batin Alicia.
***
6:05 PM
Stacy memasang kameranya kemudian menekan tombol rekam.
"Halo, para pegawai perusahaan yang kusayangi. Aku, sebagai kepala bagian keuangan perusahaan merasa iba kepada kalian semua. Masalahnya, uang kas perusahaan yang bernilai $15.000.000 telah dicuri. Aku telah memeriksa setiap datanya, dan data yang hilang hanyalah saat pembuatan resort di Indonesia. Antara korupsi atau tidak, tapi yang aku lihat dari semua data, semuanya lengkap kecuali datanya itu. Kalau memang uangnya dipakai untuk pembuatan resort, lantas kenapa datanya tidak ada? Jadi para karyawan, ayo tuntut hak kalian, daripada gaji kalian akan dipotong karena seorang pegawai yang bernama Alicia Amantha Fernando. Hanya itu yang ingin kusampaikan. Terima kasih." Stacy menutup rekamannya. "Sudah kubilang jangan macam-macam denganku, Alicia."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mate For The Throne Heir
RomanceWanita cantik yang berusia 23 tahun itu berniat untuk mengunjungi kakaknya di San Fransisco, AS. Namun yang terjadi hanyalah kakaknya yang lari membawa uang perusahaan entah kemana. Dan sayang Alicia Amantha tidak mempunyai uang untuk kembali ke Ind...