chapter 25

1.9K 66 0
                                    

Alicia merasa ingin mati saja saat ini. Ia mencoba meraih ponselnya, saat menerima panggilan. Ternyata itu dari Irina. Alicia mengangkatnya dan mengaktifkan speaker.

"Halo.. Alicia. Aku tahu kau sedang sekarat saat ini, jadi aku hanya akan berbicara dan kau mendengarkan. Racunnya takkan membunuhmu, itu hanya akan memperingatimu karena.. kau belum pergi juga dari sana setelah aku membebaskan Irene bukan? Dan, aku tak bisa membawanya kembali ke penjara. Karena aku sudah memperingatimu, besok kau sudah harus pergi dari tempat Martin bersama perempuan itu. Kalau tidak.. terimalah peringatan yang sebenarnya dariku, Alicia."

Telpon diputus oleh Irina. Alicia meletakkan jari tengahnya di tenggorokannya, dan memuntahkan semua racunnya. Ia bahkan lupa kalau ia telah memuntahkan selimut berwarna putih.

Martin masuk bersama seorang pria, yakni dokter Dave yang telah dipanggilnya tadi. Martin langsung berlari kearah Alicia. Martin mengguncang bahu Alicia.

"Alice, ada apa denganmu?" Tanya Martin, Alicia hanya berusaha untuk memuntahkan semuanya. Martin menyisir kondisi kamar itu. Ada darah dimana-mana, dan ada tumpahan susu di lantai.

"Dokter, apakah susu dapat membahayakan kondisi seseorang yang muntah-muntah?" Tanya Martin.

"Itu konyol, susu bahkan diperlukan untuk menyembuhkan seseorang. Kecuali.." Dave mencolek susu itu dengan jari telunjuknya dan mengendusnya. "Susunya mengandung racun."

"Shit." Umpat Martin. Sekarang ia merasa seperti pria ter-brengsek di dunia. Jika saja ia tidak meninggalkan Alicia sendirian tadi, mungkin Alicia takkan seperti ini.

"Mr. Fernando, sebaiknya kita segera membawanya ke rumah sakit." Saran Dave. Martin mengangkat Alicia ala bridal dan membawanya ke mobil. Ia tak peduli walaupun darah bersimbah di pakaiannya.

***

Martin menunggu di ruang tunggu operasi sendirian. Dave sudah pamit, karena ia juga mempunyai pekerjaan untuk diurus.

"Mr. Fernando." Panggil dokter wanita itu. Ia tersenyum, "sebenarnya aku mau bicara di ruanganku, tapi aku sudah terlambat untuk pekerjaanku. Terus terang saja, hampir semua racunnya terkeluar sebelum dia dilarikan ke rumah sakit. Dia akan segera pulih, tapi harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Dan untunglah bayi--"

"Apa yang terjadi?" Potong Angel yang datang bersamaan dengan Irene.

"Dokter, tadi kau katakan sesuatu tentang bayi?" Tanya Martin

"Ah.." dokter itu melirik kearah Angel yang memberi isyarat dengan gelengannya. "Bukan apa-apa, Mr. Fernando. Aku pamit dulu!"

"Aku sangat yakin pendengaranku tidak salah." Gumam Martin.

"Ah.. mungkin saja kau barusan mendengar suara bayi yang baru dilahirkan, bukan?" Tanya Angel sambil menyenggol bahu Irene

"Emm, benar. Tentu saja karena ini rumah sakit." Sambung Irene.

Alicia dipindahkan ke ruang rawat inap VVIP yang berada di lantai 8.

'Drrt.. drrt..'

Martin mengangkat telfon dari Juliet.

"Maaf mengganggu, tuan. Ada keadaan yang harus kau hadiri sekarang, tuan Derek datang untuk membicarakan masalah tender itu."

''Aku sedang sibuk sekarang."

"Tuan, lantas bagaimana kalau tuan Derek memberi tender itu pada perusahaan lain?"

Martin mengumpat pelan, ia tidak mungkin membatalkan tender yang berbulan-bulan telah diperjuangkannya dan bahkan tidak mudah memperebutkan tender besar itu dengan perusahaan besar lainnya.

The Mate For The Throne HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang