chapter 15

2.1K 74 0
                                    

"Sayang sekali, calon tunangan tuan direktur! Tapi disini, tidak ada yang seperti itu. Kecuali ya, memang memaksa." ucap Celine.

"Kuperingatkan padamu, jangan macam-macam padaku. Tanpa kesalahan saja, kau sudah kehilangan posisimu. Jika kau menyinggungku lagi, mungkin kau akan kehilangan pekerjaanmu." ancam Stacy. Celine menaikkan sebelah alisnya

"Sayang sekali perkataanmu tidak mempengaruhiku. Aku tahu seperti apa tuan yang sebenarnya, dan dia tidak akan memecatku hanya untuk orang tidak berguna." balas Celine. Seluruh pegawai bagian keuangan menoleh pada kami bertiga. Aku harus segera melerainya

"Kau mengejekku?" tanya Stacy

"Kau merasa? Baguslah." jawab Celine. Stacy hendak mengangkat tangannya.

"Hentikkan, Stacy! Jangan membuat keributan di perusahaan. Ini tempat untuk bekerja, bukannya bertengkar!" ucapku. Mereka mundur dua langkah. Stacy berbalik kemudian pergi.

"Kenapa kau meleraikan kita tadi?" tanya Celine.

"Ini semua mungkin jebakkan Stacy, jangan terperangkap." jawabku.

"Oh ya? Aku sudah terperangkap sekarang. Dan harus duduk disini lagi. Semua karena wanita itu, sekalipun aku harus dipenjara, aku rela asalkan sudah menghabisinya." Celine duduk disampingku.

Aku harus bicara pada Martin

***

Aku memasuki lantai paling atas perusahaan. Yang tempat Martin menjalankan perannya sebagai direktur disini.

"Kau ada perlu dengan tuan Direktur?" tanya Juliet. Aku mengangguk. Juliet mendekat kearah telingaku

"Ini kantor, Alicia. Jangan buat pegawai lain curiga padamu." bisik Juliet. Akupun mengerti

"Ini penting, jika tidak aku tidak mungkin akan datang kesini." jawabku. Juliet menghela nafas kasar

"Masuklah." ucap Juliet. Aku membuka pintu ruangan Martin. Martin langsung menoleh, tapi yang membuatku bingung adalah wanita di hadapannya. Stacy

"Baik, nyonya Fernando sudah datang." ucap Stacy sambil berdiri. "Sayang sekali Nyonya Fernando adalah bawahanku di perusahaan."

Aku menunduk. Kemudian mendongkakkan kepalaku pada Martin.

"Pergilah." ucap Martin. Stacy ikut menoleh

"Aku rasa telingamu masih berfungsi dengan baik, Alicia." Stacy mengingatkanku. Aku berbalik kearah pintu, kurasa ini sebabnya Juliet melarangku tadi

"Bukan kau, Alice." langkahku terhenti ketika Martin mengucapkan itu. "Tapi Stacy."

Stacy menatapku kesal kemudian pergi keluar ruangan.

"Martin, apakah kau--"

"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa menolak ajakan tuan Leonard untuk bekerja sama." potong Martin. Aku duduk di sofa.

"Apa maksudmu?" tanyaku

"Huft, tuan Leonard mengajak kerja sama kembali dengan syarat agar bisa mempekerjakan Stacy sebagai kepala keuangan di perusahaan ini." jawab Martin.

"Jangan terperangkap! Tuan Leonard punya perusahaan sendiri, untuk apa dia mempekerjakan Stacy di perusahaanmu?" tanyaku. Martin menggeleng

"Entahlah. Tapi aku harus mengambil kerja sama ini. Mengetahui aku sudah menikah, tuan Leonard menyarankan ini. Agar salah satu anaknya bisa mengatur perusahaan ini, seperti di bagian keuangan. Dan itu masuk akal bagiku." jawab Martin. Aku menatap Martin kesal

"Bagaimana kalau kau terperangkap? Siapa yang mempercayai tuan Leonard? Terutama Stacy. Dia akan menghancurkan perusaanmu." ucapku meyakinkan dia.

"Kau bisa berhenti bekerja jika kau mau, Alice." tolak Martin.

The Mate For The Throne HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang