chapter 19

2K 71 0
                                    

Esok harinya Alicia merasa amat pusing dan lemas, jadi ia tidak masuk kerja hari ini. Padahal ia sangat ingin tahu bagaimana keadaan Celine.

"Bukankah kau juga sedang sakit, Alice?" tanya Martin sambil memakai jasnya. "Tidak perlu khawatir, Celine sudah dipindahkan ke ruang rawat inap."

"Darimana kau tahu?" tanya Alicia.

"Orangku telah mengabarinya." jawab Martin.

"Orangmu? Sejak kapan kau menciptakan manusia Martin?" tanya Alicia. Martin memutar bola matanya.

"Maaf, maksudku pekerjaku sudah melaporkannya tadi." jawab Martin. Setelah memastikan semuanya siap, Martin berbalik kearah Alicia. "Aku berangkat."

Alicia mengangguk, satu perilaku yang tidak pernah Martin lakukan sebelumnya, Martin mengecup dahi Alicia sekilas lalu pergi. Alicia kembali tiduran selama setengah jam, lama kelamaan ia merasa bosan dan bangkit dari tidurnya.

"Pagi Angel!" sapa Alicia. Ia duduk disamping Angel yang sedang menonton TV.

"Pagi, Alicia." jawab Angel. Alicia mengamati film yang sedang disaksikan Angel.

"Sekarang baru kau mengakuinya? Bertahun-tahun kubesarkan dia sendiri, dan sekarang? Siapa kau? Kau tidak lebih dari bajingan yang setelah melakukan kesalahan yang kelewatan batas, lalu kembali seakan tidak memiliki dosa."

"Itu benar." Angel menghayati film yang disaksikannya, sambil mengelap air matanya dengan tissue.

"Apa perempuan ini hamil diluar nikah?" tanya Alicia. Angel mengangguk.

"Bajingan ini ingin merebut anak yang sudah dibesarkannya. Dia benar-benar brengsek bukan?" tanya Angel.

"Benar, dia seharusnya mengetahui seberapa besar perjuangan perempuan itu." jawab Alicia. Angel mengambil remote dan mematikan TV nya.

"Sudahlah, kita jangan membuang waktu untuk itu." ucap Angel.

'Ting tong'

Angel berjalan kearah pintu dan membukanya.

"Bibi Lily?" Gumam Angel.

"Apa kabar, darling? Kau baik-baik saja, setelah insiden perusahaanmu?" Lily langsung masuk tanpa permisi.

"Aku tidak mau membahas itu lagi, Bi. Apa yang kau bawa?" tanya Angel.

"Gaun Inggris kuno." jawab Lily. Wajah Angel berubah masam.

"Mmm, kurasa mungkin itu cocok untukmu." ucap Angel.

"Oh, tentu. Aku ingat sewaktu aku seumuranmu, aku pergi ke pesta dengan gaun ini di Inggris dulu." jawab Lily

"Bibi datang sendirian dari Los Angeles kemari?" tanya Angel.

"Tentu tidak, Darling. Aku bersama seseorang." jawab Lily. Irina mengetuk pintu yang telah terbuka guna menyita perhatian.

"Selamat pagi!" Angel memutar bola matanya mendengar sapaan Irina. "Angel, aku sudah perkirakan bantuanku. Di dokumen ini, aku adalah pemilik dari restaurant yang berada di Chicago. Dengan tanda tanganmu, kau dapat memiliki restaurant itu dalam sekejap."

Angel mendorong pelan kertas yang disodorkan Irina. "Aku tidak ingin bekerja untuk sementara waktu, kuharap kau bisa mengerti keadaanku." Irina duduk disamping Angel.

"Ini hanyalah restaurant, kau tinggal mempekerjakan koki, pelayan, dan delivery maka kau bisa santai. Penghasilannya lebih baik bukan, dibandingkan hanya menonton serial tak berguna di rumah?" tanya Irina.

"Cukup, ini hidupku. Bagimu, mungkin hidup harus serba berkecukupan, tapi kita adalah orang yang berbeda. Aku lebih memilih memulai semuanya dari awal, perusahaan itu merupakan warisan, sudah pantas untuk kubuka kembali." ucap Angel tak terima.

The Mate For The Throne HeirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang