"Wuah.... Ice cream ini lezat!" Ucap Miku dan Len bersamaan yang membuatku hanya tersenyum.
Walaupun Miku tidak bisa melihat Len, tapi aku merasa mereka sangat kompak. Khususnya seperti saat ini, bertingkah kekanakan namun terlihat manis. Mereka menikmati setiap inci dari ice cream itu.
"Hei Rin... Setelah ini, aku ingin kamu menemaniku ke suatu tempat yang ingin ku kunjungi." Ucap Miku dengan semangat.
"Eh? Mau kemana Miku?"
Fufufufu.... Miku hanya tertawa licik yang membuatku merasa 'ini mencurigakan...'
***
"Tadaaa.... Sampailah kita!" Ucap Miku sembari menunjukkan sebuah papan yang bertuliskan 'Look your future'???
"Emmm... Ini apa Miku?"
"Kata teman-teman sekelas kita, disini ada peramal yang sangat hebat dan tepat sasaran."
"Apa? Kamu mempercayai hal-hal seperti itu?"
Miku hanya tertawa dan menarikku memasuki gang kecil nan sempit. Di ujung gang tersebut terdapat sebuah tenda dengan cahaya redup di dalamnya. Aku sempat terhenti dan terheran melihat tempat itu.
"Ayo Rin... Kita masuk..." Ucap Miku sebelum meninggalkanku memasuki tenda tersebut.
Aku hanya menghela nafas pendek dan hendak memasuki tenda tersebut. Namun tiba-tiba seseorang menarik lenganku perlahan.
"Jangan pergi Rin!"
Aku menoleh dan mendapati Len dengan wajahnya yang setengah tertunduk.
"Kenapa Len?"
"Aku... Merasakan firasat buruk mengenai ini. Lebih baik kau jangan pergi ke dalam sana..." Ucapnya dengan nadanya yang terdengar sangat khawatir.
Aku sempat setuju dengan ucapan Len. Ini mencurigakan dan aku tidak ingin pergi ke dalam sana. Namun aku merasa akan menyesal jika aku meninggalkan Miku sendirian di dalam sana.
"Baiklah Len. Aku hanya akan memberitahu Miku sebentar."
Kemudian aku memasuki tenda tersebut secara perlahan hendak memberitahu Miku bahwa aku akan menunggunya di luar saja.
"Ah Rin... Kenapa kamu lama sekali di luar? Ayo cepat kemari..." Ucap Miku sembari menarikku.
"Ah tidak Miku... Aku hendak--"
"Kenapa nona muda? Apa kau takut padaku?" Tanya seorang nenek yang tengah terduduk di hadapan Miku.
Matanya terlihat sangat sipit dan wajahnya yang berkeriput. Ia mengenakan jubah hitam untuk menutupi rambut putihnya itu.
"A-Aku bukannya takut. Hanya saja....."
Nenek itu tersenyum dan berkata, "kau harusnya tidak boleh melihat hal yang tidak boleh kau lihat nona muda."
Aku terkejut mendengar ucapan nenek tersebut. 'Apa?? Apa yang ia maksud? Apakah yang ia maksud adalah Len???'
"Duduklah nona. Aku akan berbicara denganmu setelah temanmu yang manis ini."
Mengejutkannya, aku menuruti perkataan nenek tersebut dan duduk di sebelah Miku yang sedari tadi memperhatikanku.
"Baiklah nona kecil, apa yang membuatmu datang kemari?" Tanya nenek tersebut kepada sahabat kecilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anata no pātonā (Your Partner)
Fantasy[Highest rank: #1 - vocaloid] Setiap tindakan kita pasti dicatat dan akan dihitung pada suatu hari nanti. Dan dari semua itulah yang akan menentukan kehidupan kita selanjutnya. Lalu pertanyaannya, siapakah yang mencatat semua tindakan kita itu? Apa...