Seseorang datang melangkah mendekat. Derap langkahnya yang begitu sayu itu membuat perhatiannya sedikit teralihkan. Pria itu menoleh perlahan dengan kedua matanya yang sembap. Ia berusaha memandangi sosok yang berdiri tegak di sisinya. Seorang pria menatap tajam ke arah pria yang tengah teruduk lemas itu.
"Aku sudah memperingatkanmu..." Ucap pria itu dengan sinis.
"Iya..." Balas pria yang masih terduduk lemah.
"Kalau begini terus, gadis itu yang akan mati."
"Iya..."
"Dan kamu juga akan mati karena luka mu itu."
"Iya..."
"Anak itu yang akan membunuh kalian berdua."
"Iya..."
"Apakah kamu akan membiarkan hal itu terjadi pada kalian berdua?"
"Tidak."
"Lalu, apa yang akan kamu lakukan?"
"....."
"Bagaimana bila aku yang membunuh kalian bertiga? Aku rasa itu bisa menyelesaikan semua masalah." Sahut pria yang masih berdiri degan tegak itu.
Senyuman liciknya mulai mengembang. Pria yang tengah terduduk itu merasa sedikit bergeridik ketika mendengar ucapannya.
"Itu.... Aku tidak ingin mengotori tanganmu."
"Sudah menjadi tugasku sebagai malaikat untuk menolong. Aku akan menolong kalian semua."
"Tidak, biar aku saja yang menyelesaikan permasalahanku sendiri."
Namun pria itu berdiri sembari membawa sebuah sabit besar di tangannya. Sedangkan pria yang duduk tak berdaya itu mulai merubah wujudnya menjadi iblis. Iblis itu tampak tak berdaya namun ia mulai membuka kedua sayapnya dengan sangat lebar.
"Jangan sentuh keluargaku." Ucap Iblis itu sembari melindungi seorang gadis yang tengah ia peluk.
Sayapnya membuka sangat lebar hingga menutupi sebagian tubuhnya. Sehingga malaikat itu datang mendekat untuk memperjelasnya.
"Aku hanya berusaha menolong kalian."
Zraash..
Sabit itu dialunkan dengan sangat cepat hingga kecepatan mata memandang tak dapat mengikuti.
Duakk... Bruk...
Kepala iblis itu terjatuh sembari mengalirkan darah dari lehernya. Kedua matanya yang menangis itu perlahan menutup sembari memandangi gadis yang tengah berusaha melahirkan anaknya.
"Ughh.... Uughhh..." Rintih gadis tersebut.
Malaikat itu datang mendekati seorang gadis yang tengah melahirkan anaknya. Ia terus mengatur nafasnya dan mendorong agar bayinya dapat keluar dari rahimnya.
Selang beberapa menit kemudian sang gadis mulai kehabisan nafasnya. Bayinya yang tak kunjung keluar itu membuat gadis itu hampir menyerah.
Namun sang malaikat berdiri di hadapannya dan mulai menarik bayi itu keluar dari rahimnya secara paksa. Tepat setelah bayi berhasil keluar, malaikat itu mengangkat bayinya dengan memegang kepalanya. Tubuh bayi itu menggantung dengan lumuran darah yang menyelimutinya. Bayi itu hanya terdiam tanpa bunyi ataupun pergerakan sedikit pun.
"J...J-Jangan.. B-Bunuh anakku.." Ucap gadis itu sembari berusaha meraih malaikat itu.
"Bayi ini akan menangis jika kamu berhenti bernafas." Ucapnya.
"A-Ambil saja nyawaku. K-Ku mohon rawatlah ia..." Mohon gadis itu.
"Aku sudah membunuh suamimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anata no pātonā (Your Partner)
Fantasia[Highest rank: #1 - vocaloid] Setiap tindakan kita pasti dicatat dan akan dihitung pada suatu hari nanti. Dan dari semua itulah yang akan menentukan kehidupan kita selanjutnya. Lalu pertanyaannya, siapakah yang mencatat semua tindakan kita itu? Apa...