Part 42

84 18 2
                                    

Bila seseorang terlahirkan di dunia ini, maka pasangan hidupnya akan terlahirkan pula. Mereka ditakdirkan bersama dan hanya masalah perbedaan waktu untuk menyatukan mereka. Begitulah pikirku sebelum melihat kejadian yang sedikit berbeda yang terjadi pada kedua orang tuaku.

Jika ibuku menikah dengan seorang iblis, maka apa yang terjadi dengan pasangan ibuku yang masih berstatus 'manusia'? Apakah ia masih tetap menunggu ibuku di luar sana? Atau memang sejak awal ia tidak terlahirkan ke dunia ini? Atau sejak awal dia memang terlahirkan sebagai iblis yaitu Ayah?

"Rei?" Tanya Bell sembari mengulurkan tangannya padaku.

"Ah, maaf aku sedikit melamun..." Balasku.

"Aku tahu itu, aku bisa melihat tubuhmu sempat kosong ketika melamun. Jika tidak ada aku di sini, aku yakin mereka sudah merasuki tubuhmu ketika kamu melamun." Ucap Bell sembari melihat ke arah pepohonan yang mengelilingi kami berdua.

Aku pun menoleh mengikuti arah pandangan Bell. Di sana aku hanya melihat pepohonan dengan kunang-kunang-- Tidak! Itu bukan kunang-kunang. Itu tampak seperti kedua mata kuning yang menyala sembari menatap ke arah kami berdua. Namun perlahan cahaya kecil itu menghilang diikuti helaan nafas kecil dariku dan juga Bell.

"Asal kamu tahu saja, ini bukan daerah kekuasaan kita. Masih banyak iblis di luar sana yang memangsa manusia. Maka dari itu mereka mau memangsamu, tapi karena kamu bersamaku, mereka mengurungkan niatnya untuk sementara." Jelas Bell.

"A-Apa? Kalau begitu rumor itu memang benar?" Tanya Rei terkejut.

Namun Bell hanya tersenyum ganas sembari menunjukkan runcingnya yang tajam. Ia menoleh ke arah Rei dengan kedua mata kuningnya yang menyala seperti cahaya yang aku lihat sebelumnya.

"Rupanya kamu tahu rumor itu ya? Tenang saja, aku tidak akan memakan adik terkecilku yang manis." Ucap Bell dengan seringai lebarnya.

Glek...

Rei hanya mampu menelan salivanya sendiri sembari menghentikan langkahnya.

"Ahahaha.... Kamu ketakutan ya?" Tawa Bell.

"A-Apa?!"

"Aku hanya bercanda... Ah ya ampun, tentu saja aku hanya memangsa manusia dengan level tinggi, tidak sepertimu yang masih bau kencur." Gurau Bell.

"T-Ternyata kamu benar-benar memangsa manusia ya?" Gumam Rei dengan tawa kecilnya.

"Lagipula ibu akan marah besar jika anak kesayangannya mati di tangan iblis." Sambung Bell yang membuatku lebih terkejut.

"E-Eh?"

Rupanya.... Ibu menyayangiku. Apa benar begitu?

Tiba-tiba suara gemerisik dari semak-semak mengganggu kami. Aku segera menoleh dan terkejut ketika melihat sebuah bayangan hitam melompat ke arahku. Aku hanya menutup kedua mataku sembari berharap semua akan baik-baik saja.

"Hentikan, Fel..." Ucap Bell tepat sebelum bayangan itu menyentuhku.

Aku pun membuka kedua mataku ketika merasa keadaan mulai aman. Seorang gadis cantik muncul di hadapanku dengan ekspresinya yang tampak seperti kelaparan. Ketika aku memperhatikan kembali seluruh tubuhnya, aku melihat ia memiliki tanduk dan sayap yang hampir serupa dengan Kak Belia. Jangan-jangan dia adalah.....

"Felli?" Tanyaku terkejut.

"T-Tidak mungkin... Kamu... Rei?! Huwaaaaaaaaaaa...... Aku benar-benar merindukanmu. Rasanya aku jadi ingin memakan jiwamu." Ucap Felli sembari melompat dan memeluk tubuhku tanpa ragu sedikit pun.

"H-Hentikan Felli bodoh..." Ucapku sembari berusaha melepaskan pelukannya.

"Uuuhhhh... Kamu tampak lebih manis saat ini dibandingkan saat kecil dulu. Aku jadi benar-benar makin lapar nih... Bolehkah aku menjilatmu sedikit?" Tanya Felli sembari berbisik di telingaku hingga ku merinding.

Anata no pātonā (Your Partner)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang