Rei POV
Namaku Rei dan kini aku adalah seorang pelajar. Pada umumnya semua orang melihatku hanyalah seorang pria biasa yang hidupnya telah tercukupi. Namun itu semua masih tampak abu-abu bagiku. Karena aku harus hidup sendiri dengan mandiri, aku harus bekerja keras untuk seluruh biaya kehidupanku. Aku telah memiliki tabungan yang cukup banyak saat ini.
Yah, hingga saat ini saja sebelum.....
"Aaaaaaaahhhhhh, aku benar-benar tidak mengerti harus kemana!!! Sial!!" Keluhku sembari mengacak rambutku.
"Fufufu... Kamu masih saja tampak begitu manis bahkan ketika marah ya, Rei." Ucap seorang gadis yang tengah berdiri di sisiku.
Ah, aku lupa mengenalkannya.
Saat ini di sebelahku telah berdiri seorang gadis berdada besar-- tidak! Maksudku seorang gadis cantik yang memiliki tanduk dan juga sayap yang begitu cantik menghiasi dirinya. Ia terus menerus berjalan mengikutiku sembari tertawa kecil.
"Aku sudah lama tidak bertemu denganmu. Jadi sekalian saja kita jalan-jalan, bagaimana adik kecilku yang manis, Rei?" Tanya gadis tersebut.
"Hah? Bagaimana mungkin aku bisa bersantai-santai di saat-saat penting seperti ini? Dan lagi... Saat ini kita ada di negeri orang, dasar Felli bodoh! Uangku akan terkuras habis untuk kembali ke rumah." Sentakku.
"Hooo... Kamu berani sekali memanggil kakakmu seperti itu. Mau aku mangsa dengan indah?" Tanyanya sembari mengeluarkan cahaya aneh dari kedua tangannya.
"Ah maaf kakak. Aku kelepasan." Sahutku tiba-tiba."Fufufu, baiklah aku maafkan. Karena aku adalah kakak yang baik hati." Ucapnya sembari memelukku perlahan.
"Haaahhhhh.... Lagipula mengapa ayah sangat tega mengirimku ke negeri yang jauh seperti ini? Aku kan harus segera kembali untuk memberi tahu pada Rin bahwa sebenarnya Len..." Ucapku yang terputus karena tiba-tiba Felli mengacungkan jarinya tepat ke depan bibirku.
"Ini hukuman untukmu karena sudah pergi meninggalkanku dan juga ayah dan ibu. Lalu ayah juga khawatir kamu akan terkena imbasnya dari kelakuan temanmu itu. Maka dari itu ayah mengirimmu jauh ke sini. Tentunya aku tidak tega melihat adik manisku menangis sendirian. Jadi aku menemanimu ke sini... Kyaaa..." Jelas Felli.
Aku hanya menghela nafas panjang begitu mendengar penjelasannya.
*Beberapa waktu sebelumnya
Untuk sekian lamanya, aku memutuskan kembali pulang ke rumah. Aku tahu ini sedikit tidak pantas, tapi aku benar-benar tidak menginginkan tempat itu disebut sebagai rumah. Dulu banyak orang yang menyebutku gila karena menyebut tempat kumuh itu sebagai rumah. Karena memang rumahku akan tampak seperti 'sampah' di mata orang normal. Namun tidak dengan keluargaku yang bahkan bukan lagi manusia.
Namun tempat itu kini telah berubah menjadi hutan belantara yang bahkan tidak ada manusia yang ingin masuk ke dalam sana. Aku bahkan sempat terheran apakah tempat itu benar-benar masih berpenghuni atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anata no pātonā (Your Partner)
Fantasía[Highest rank: #1 - vocaloid] Setiap tindakan kita pasti dicatat dan akan dihitung pada suatu hari nanti. Dan dari semua itulah yang akan menentukan kehidupan kita selanjutnya. Lalu pertanyaannya, siapakah yang mencatat semua tindakan kita itu? Apa...