Seketika Rei terdiam kaku begitu mendengar perkataan Len. Ia hanya mampu membisukan perkataannya sembari melihat Len. Sedangkan Len masih saja tersenyum santai seolah-olah ia sudah menyerah pada hidupnya sendiri.
"A... A-Apa maksudmu?!" Sentak Rei.
"Aku sangat mencintai Rin. Jika tubuhku bayarannya, aku sungguh tidak keberatan. Tapi sayangnya, kehidupan Rin juga ikut menerima dampak dari keegoisanku ini. Bahkan Miku pun mulai melupakannya." Jelas Len dengan nada beratnya.
"Apa hubungannya dengan Miku? Bukankah dia sahabatnya?"
"Sebenarnya, Rin tidak memiliki sahabat seorang pun." Ucap Len yang membuat Rei terdiam seketika.
"Jangan bilang....."
--"Iya, itu ulahku." Potong Len.
Entah mengapa seusai mendengar perkataan Len, Rei tidak mampu menahan emosinya. Ia dengan segera mencengkram kerah kemeja Len dan mendorongnya hingga jendela dekat rak buku. Rei hanya mengeratkan giginya dan menahan tinjunya. Sedangkan Len masih terdiam santai dan terlihat pasrah.
"Mengapa kamu mencampuri hidup orang lain, Len?!" Tanya Rei emosi.
"Orang lain? Rin adalah partnerku." Jawab Len santai.
"Lalu?!" Sambung Rei kesal.
"Karena akulah, Rin menderita dan sendirian. Maka dari itu aku berusaha memberinya teman walaupun ada batasannya."
"A-Apa?"
"Sejak pertikaian orang tuanya, aku sadar bahwa pertemananku dengan Rin memang tidak memungkinkan. Karena itulah, saat itu aku memutuskan untuk menghilang. Sebelum aku menghilang, aku mencoba membereskan ayahnya dan kemudian memberikannya teman baru. Maka dari itu, aku menampakkan diriku dan mencoba meniru penampilan Rin.
Tidak tau kemana aku harus memulai, aku hanya bisa berlari tanpa arah. Dan saat itu juga, aku menabrak seseorang yang seusia dengan Rin. Gadis manis yang sangat polos, yaitu Miku. Aku merasa dia adalah jawaban yang aku cari. Maka dari itu, aku membuat kontrak dengannya." Jelas Len.
"Kontrak?"
"Iya. Miku akan terus berteman dengan Rin, hingga Rin melepas usia 17 tahunnya. Dan tahun ini Rin sudah menginjak usia 18 tahun, maka dari itu seluruh ingatan Miku mengenai Rin menghilang."
"Untuk apa kau membuat kontrak itu jika pada akhirnya kamu melukai Rin lagi?" Tanya Rei kesal.
"Yah, aku kira pikiran Rin akan matang setelah lepas dari usia 17 tahunnya. Aku berharap Rin bisa mandiri walaupun tanpa teman." Balas Len masam.
"Ingatan Miku memang akan menghilang. Tapi bagaimana dengan ingatan Rin? Apakah kamu sudah memperhitungkannya?"
"........
Aku....
Itu kesalahanku. Seharusnya aku menghapus ingatannya."
"Astaga..... Dan lagi, jika saat itu kamu memutuskan untuk menghilang, lalu mengapa kamu menampakkan diri di hadapannya lagi, hah?"
"Itu..... Karena saat itu, Rin membutuhkan pertolongan." Jawab Len perlahan.
"Bodoh! Kamu bisa menolongnya tanpa harus menampakkan dirimu lagi bukan?! Jika memang saat itu keadaan darurat, seharusnya seusai kamu menolongnya, kamu hanya perlu menghapus ingatannya. Apa aku salah?" Sentak Rei.
"Tidak. Kamu tidak salah. Aku.... Hanya ingin bertemu Rin."
Tiba-tiba Rei mendorong Len kembali. Ia meninju pipi Len tanpa ragu sedikit pun. Namun Len hanya terdiam pasrah. Sehingga Rei memutuskan untuk menarik kembali tangannya dan menghentikan tinju keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anata no pātonā (Your Partner)
Fantasía[Highest rank: #1 - vocaloid] Setiap tindakan kita pasti dicatat dan akan dihitung pada suatu hari nanti. Dan dari semua itulah yang akan menentukan kehidupan kita selanjutnya. Lalu pertanyaannya, siapakah yang mencatat semua tindakan kita itu? Apa...