Sehari....
Seminggu...
Sebulan...
Hingga 6 bulan, Len menghilang.
Aku terus menanti sosoknya yang sangat aku rindukan. Ketika ku berbuat baik ataupun buruk, tanda kemunculannya pun tidak ada.
Apakah Len berbuat seperti ini karena perkataanku yang saat itu? Kata-kata dimana aku ingin jarang melihat Len. Rupanya ia mengabulkannya. Namun aku tidak menghitung berapa besar rasa rindu yang terus meluap ini.
Aku terus menghela nafas panjang setiap mengingatnya. Keseharianku di sekolah berjalan sangat tidak baik karena aku tidak memiliki seorang teman pun. Bahkan Miku tidak pernah ingat bahwa ia adalah sahabat kecilku.
Aku terus bertanya-tanya apa yang terjadi. Namun tidak seorang pun dapat menjawabnya. Bahkan diriku sendiri.
Aku hanya mampu mengisi waktuku dengan belajar dan fokus untuk ujian kelulusan. Yah itu karena aku sudah kelas 3 SMA. Ini pertama kalinya aku benar-benar bersemangat belajar.
Karena saat kelulusan SMP, itu murni 100% keberuntungan. Sedangkan Miku lulus dengan nilai yang cukup baik saat itu. Aku hanya menghabiskan waktuku dengan bermain game. Namun tidak kali ini. Aku harus memenuhi permintaan Len untuk fokus belajar.
"Ah... Tapi aku sedang bosan...." Keluhku sembari menyelimuti tubuhku.
Mungkin kalau saat ini ada Len, aku yakin saat ini dia akan lompat ke atasku dan menyemangatiku bak orang gila. Sayangnya, saat ini semua itu hanyalah imajinasiku saja.
"Ah, lebih baik aku pergi ke perpustakaan saja. Mungkin aku bisa menemukan buku yang bagus disana." Ucapku sembari beranjak diri.
•••
Sesampaiku di perpustakaan, aku segera mencari tempat belajar yang sepi. Yah walaupun sebenarnya perpustakaan hari ini tidak terlalu ramai. Ku segera mencari buku-buku yang siap aku baca.
Ku berjalan dari bilik ke bilik rak buku yang berdiri sejajar. Rupanya cukup susah mencari buku sesuai selera di perpustakaan yang besar. Kata-kata itu terus mengiang di kepalaku.
"Rin...." Panggil seseorang dengan lembut dari arah belakangku.
Aku segera menoleh ke belakang dan mencari sumber suara tersebut. Namun aku tidak melihat apapun. Seketika mataku berkaca-kaca ingin menangis.
"Suara itu.... Itu....."
Aku mengepalkan tanganku dengan keras. Air mataku pun mulai turun perlahan.
"Len!!!" Panggilku sembari berlari mencari di setiap bilik rak buku.
"Rin...." Panggilnya lagi entah dari mana.
"Len!!! Kamu dimana????"
Aku terus mencari dan kemudian mulai menemukan sosok pria yang tengah berdiri menghadap jendela. Aku segera berlari mendekatinya dan memeluknya.
"Len!!! Akhirnya aku menemukanmu." Ucapku sembari memeluk punggung belakangnya.
Kemudian ia menoleh dan mulai mengeluarkan suara.
"Hah? Rin?" Tanya pria itu yang rupanya adalah Rei.
"A-Apa? Rei?! Kenapa kau ada disini?" Tanyaku terkejut sembari melepas pelukannya.
"Aku? Aku sedang belajar. Tidak! Seharusnya itu pertanyaanku. Apa yang kamu lakukan? Memelukku seperti itu? Dan lagi.... Len?" Tanyanya bertubi-tubi yang makin membuatku kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anata no pātonā (Your Partner)
Fantasía[Highest rank: #1 - vocaloid] Setiap tindakan kita pasti dicatat dan akan dihitung pada suatu hari nanti. Dan dari semua itulah yang akan menentukan kehidupan kita selanjutnya. Lalu pertanyaannya, siapakah yang mencatat semua tindakan kita itu? Apa...