Part 36

121 23 12
                                    

Setelah Rinto menghilang, Len dan juga Rin menghela nafas lega bersamaan. Mereka pun berpelukan tanpa pikir panjang melepas dahaga kerinduan mereka. Sedangkan Rei masih berdiri kebingungan melihat semua kejadian di depan matanya.

"A-Apa maksudnya?" Tanya Rei kebingungan.

"Ah, ingatanmu masih belum kembali ya Rei?" Tanya Len sembari melepas dekapan dari Rin.

Ia pun melangkah mendekati Rei. Namun perlahan Rei melangkah mundur menjauh dari Len. Seolah-olah ia takut akan keberadaannya.

"Siapa kau? Menjauh dariku dan kekasihku!" Sentak Rei.

Kemudian perlahan Len memiringkan kepalanya. Ia hanya memasang ekspresi bingung dan juga terheran.

"Jangan terlalu terbawa dengan peran pengganti mu Rei. Kamu hanya kekasih Rin sementara. Bukankah itu perjanjian kita dari awal?" Jelas Len.

"A-Apa? Jadi kamu sudah merencanakannya dari awal Len?" Tanya Rin tiba-tiba.

Kemudian Len menoleh ke arah Rin yang berdiri di belakangnya. Ia hanya tersenyum lembut sebelum menjawab pertanyaan Rin.

"Maafkan aku Rin. Tapi jika aku tidak menghilang sebentar, mungkin saat ini kamu tidak akan bisa melihatku berdiri lagi di hadapanmu seperti saat ini. Lebih baik kamu berterima kasih pada Rei dan juga Rinto yang telah banyak membantuku." Jelas Len sembari mendekati Rei.

Tanpa disadari oleh Rei, tiba-tiba tangan Len mendarat di dahinya. Ia hendak menepis tangan Len namun sederet ingatan melintas di kepalanya. Sehingga ia mengurungkan niatnya dan terdiam pasrah.

"Terima kasih Rei sudah menjaga Rin untukku." Ucap Len sembari mengangkat kembali tangannya dari dahi Rei.

Setitik air mata mulai turun perlahan di pipi Rei. Dengan segera ia mengusap air matanya dengan tangannya. Ia menundukkan kepalanya sebentar dan kembali mengangkat kepalanya dengan senyum palsunya yang tidak luput.

"Aku sudah ingat semuanya. Maaf aku terlalu mendalami peranku." Jelas Rei.

"Rei.... Mengapa kamu menangis?" Tanya Len perlahan.

Perlahan Rei mengusap pipinya dan matanya perlahan. Ia kembali tersenyum cerah sebelum melihat Len dan juga Rin.

"Tidak apa... Hanya saja aku merasa sungguh bodoh bisa melupakan misiku." Jawab Rei.

Len dan Rin hanya mampu bertukar pandang perlahan. Tidak lama kemudian Rin datang mendekati Rei. Ia memeluk pria itu diikuti air matanya.

"Terima kasih Rei sudah menjagaku. Bahkan kamu mau bertanggung jawab dengan kehamilanku yang bahkan tidak berkaitan denganmu. Aku sungguh menghargai itu." Ucap Rin.

Rei hanya terdiam memandangi Rin yang tengah memeluknya. Ia hendak membalas dekapan tersebut namun seketika tangan Rei terhenti. Ia menoleh ke arah Len perlahan untuk memastikan bahwa ia sedang mengawasinya.

Namun Len hanya tersenyum dan mengangguk perlahan. Rei pun tersenyum kembali membalas sinyal yang diberikan oleh Len. Dengan segera, ia membalas dekapan Rin dengan lembut.

"Aku tidak pernah keberatan menjagamu. Bahkan hingga saat ini pun, aku masih akan menjagamu seterusnya Rin. Karena sejak awal perasaanku terhadapmu bukanlah settingan. Aku tulus mencintaimu Rin." Jelas Rei yang seketika membungkam Rin.

Rin pun mendongakkan kepalanya. Ia menatap kedua mata Rei dengan tatapan sendunya.

"Aku... Umm... Terima kasih Rei. Aku senang mendengar ucapan itu darimu. Aku sungguh menghargainya. Tapi, maafkan aku. Kamu tau kan bahwa aku mencintai Len? Bahkan semenjak Len menghilang, aku masih merasa ganjal mengetahui kamu mengaku bahwa kamu adalah kekasihku." Jelas Rin.

Anata no pātonā (Your Partner)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang