(9)

2.7K 100 2
                                    

Dering ponsel yang berada di saku jas tiba-tiba bergetar. Alex menepikan mobil lalu menjawab panggilan pada ponselnya. "Ada apa, Adrian?"

"Sekarang kau lagi di mana?"

"Di jalan."

"Kalau bertemu apotik atau mini market belikan aku kondom. Uangmu akan kuganti ketika kau tiba di klub Tosca nanti," balas Adrian, setelahnya Adrian memutuskan panggilan selular tersebut.

"Dasar maniak seks!" umpat Alex.

Di seberang pom bensi, Alex melihat apotik, setir kemudi diputar Alex menuju ke arah apotik yang terlihat. Setelah memarkirkan mobil di depan apotik, Alex turun dari mobil.

Seorang perempuan dari petugas apotik tersenyum melihat Alex masuk ke dalam apotik.

"Nona, pengaman satu," kata Alex kepada Petugas Apotik. Namun tak ada keresponan. Alex mengerjap singat dan berdehem keras. Petugas Apotik tersebut mendelik.

"Ada yang bisa saya bantuan, Tuan?" Petugas Apotik membuka suara.

"Kondom satu." Alex kembali berkata ada nada kesal dalam ucapannya. Matanya lantas menatap dingin kepada Petugas Apotik itu.

Tak lama kemudian Petugas Apotik itu memberikan pengaman yang di minta Alex.

"Berapa harganya?" tanya Alex.

"Apa ada obat migran sakit kepala?" suara seorang menyahut, tepat di samping kanan Alex.

Alex menoleh ke samping. "Wow! Dunia sungguh sempit sekali untuk nona Aurine angkuh," dengan Alex sengaja meninggikan suara serak itu.

Dunia sungguh sempit, dan yah, dari berjuta populasi di Indonesia, mereka bertemu kembali.

Petugas Apotik beralih memandang Aurine dan kemudian berakhir ke arah Alex. "Dua ratus empat puluh lima ribu rupiah." Petugas Apotik itu menjawab harga satuan kondom kepada Alex.

Alex mengambil dompet dan membayarnya menggunakan kartu debit emas.

"Apakah ada obat migran sakit kepala?" Aurine bertanya kembali kepada Petugas Apotik.

"Ada. Tunggu sebentar, Nona. Saya akan mengambilnya." Petugas Apotik menjawab sebelum pergi.

Alex memandang Aurine.

"Ada apa kau melihatku seperti orang aneh? Bukankah setelah membeli harusnya segera pergi!" Aurine mulai kesal.

"Ya, ya, ya, aku akan pergi. Namun sebelum aku pergi, ada harus mengatakan sesuatu padamu," kata Alex.

Aurine menunggu Alex dengan senang hati meski membentukkan senyum paksa.

"Lebih baik belajarlah terima kasih dengan tidak menggunakan cara licik." Alex menyahut.

Sebelum beranjak pergi Alex mengukir tersenyum miring melihat wajah Aurine memerah tampak telah marah. Ekspresi menjadi Alex sangat senang dan terpuas melihat Aurine kesal.

Alex segera menginjak pedal gas mobil dan memundurkannya lalu Alex meninggalkan halaman parkir apotik.

Tiba di kelab David, tak jauh Alex melihat kawannya itu mendekap seorang wanita bergaun ketat panjang di atas lutut, dan berambut gelombang berwarna merah. Alex mendengkus menatap pria perayu ulung duduk di seberangnya.

"Lain kali jangan menyuruhku membeli kondom untukmu, Adrian." Alex berkata seraya membuang kasar kondom dalam kotak kecil di meja depan Adrian.

Senyum Adrian tipis mengukir, Alex tidak melihatnya lebih lama—pandangannya mengedar ke depan panggung kelab, lagu jazz akan bernyanyi sekarang.

TD5BS [1]: Chasing Back of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang