Pemanasan global!
"Oh, Brendan kesayangan, Mom. Jangan menangis, Mom di sini," Aurine menggendong Bren, menenangkan bayi berumur tujuh bulan. Bren menangis, entah mengapa bayi laki-laki itu menangis, Aurine tetap memerankan dirinya sebagai sosok Ibu yang baik untuk anaknya.Setelah Aurine melahirkan, seluruh pusat perhatian Aurine mengarah kepada Bren. Aurine seperti magnet tak lepas membiarkan Bren sendiri.
Setengah jam Bren telah diam dan tertidur, Aurine mengukir senyum lembut melihat sosok wajah Puteranya.
"Mimpi indah Puteraku sayang," gumam Aurine pelan. Ia memutar kaki dan melangkah ke ranjang tidur di seberang. Tak lepas pandang Aurine menatap boks bayi di seberang kanan. Di sana Bren tertidur pulas.
Mata Aurine mendelik, pintu kamar terbuka. "Alex? Kenapa kau pulang cepat? Bukankah kau masih seminggu di Texas?"
"Ya. Sebelumnya. Pekerjaanku ternyata dapat kuselesaikan dengan cepat," kata Alex. "Apa Bren sudah tidur?"
Aurine mengangguk. Lalu melangkah menuju tempat Alex. Membantu Alex melepaskan setelan jas, tugas runtinitas Aurine.
Setelah menerima setelan jas Alex, Aurine melangkah menuju lemari pakaian. Membuka dan mengambil gantungan baju, mengantung setelan jas Alex di dalam lemari.
Aurine tersentak, punggungnya menegang. Alex melingkari tangannya di perut Aurine.
"Bren sedang tidur, Alex," kata Aurine.
"Dia memang sudah tidur," jawab Alex. "Omong-omong kau telah menyampingkan aku, suamimu ini, setelah Bren hadir di tengah kita."
Aurine memutar badan, mengalungkan lengan di leher Alex. "Dia anak kita Alex. Astaga, apa yang membuatmu begitu marah?"
"Kau lebih mengurus Bren dan aku seperti telah kau lupakan." Alex memasang wajah cemberut.
Aurine tersenyum simpul. "Aku melakukannya karena dia butuh peranku, demi pertumbuhannya, Alex."
Alex menghela napas, kepalanya semakin dekat pada Aurine. Alex mencecap leher Aurine.
"Demi Tuhan, Alex, Bren sedang tidur." Aurine mengingatkan Alex lagi.
"Maka jangan membuat suara yang membangunkannya." Alex berbisik. Membuat napas panas di belakang telinga Aurine, memancing aliran darah Aurine mendidih. Alex membawa tangan Aurine menuju tempat bukti gairahnya mengalir. Alex menuntun gerakan tangan Aurine.
"Alex, Bren sedang tidur. Ya Tuhan." Aurine bersikeras.
"Jangan menolak. Aku ingin menyentuhmu. Telah lama aku menahannya. Kali ini jangan ada alasan apa pun," kata Alex, kepala Alex masih berada di leher Aurine. "Turunkan resleting celanaku, keluarkan ereksikku. Dia merindukan usapan tanganmu. Buat dia mengeras."
Aurine mendorong Alex sedikit menjauh dengan satu tangannya lain. "Apa besok saja boleh? Kau butuh istirahat. Ini sudah pukul dua malam."
"Tidak. Sudah kubilang tidak ada penolakan." Alex berbicara masih dengan dominan. Menekan setiap ucapannya. Tangan Alex memulai meremas satu bongkahan daging kenyal milik Aurine.
Aurine reflek mengeluarkan suara desahan kecil. Mata Aurine yang tertutup sesaat, setelah itu terbuka pelan dan melihat mata Alex. "Arah putaran jam duabelas
Alex melakukannya. "Kau menginginkannya. Aku tahu, Aurine. Kau tak bisa mempertahan nafsu di antara kita."
"Maka lakukan Alexander Georgie Helander. Puaskan aku dengan sentuhanmu. Panaskan tubuhku," bisik Aurine dengan napas panas dekat pada bibir Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
TD5BS [1]: Chasing Back of Mine
RomansaNSFW - [D23+] [√ SELESAI] [THE DARK 5 BOY SERIES #1] Chasing Back of Mine © 2017, Ennvelys Dover, All Rights Reserved. Cover Ilustration & Designer: Ennvelys Dover Logo and Symbol Illustration & Designer: MPH/MDee ...