(33)

1.5K 66 1
                                    

A/n:
Bakal maraton update. Doakan, yah!

Selamat membaca!

_______________________

Aurine membuka pintu rumah dan berjalan masuk ke dalam. Sayup-sayup terdengar suara dua orang. Tepat di ruang tengah ia melihat dua orang pria duduk di sofa berseberangan, mereka bercakap. Tak ingin mengganggu dua orang pria itu berbicara maka ia melanjutkan langkahnya.

"Aurine!"

Terhenti langkah Aurine yang kurang 10 langkah kaki menuju tangga. Ia memutar kepala karena mendengar namanya dipanggil sang Kakak.

"Ya. Ada apa Kak Joshua?"

"Kemari." Joshua berkata dan Aurine mengindahkannya. Ia berjalan menuju tempat Joshua lalu bergabung duduk bersama mereka. Pria yang bersama Joshua sudah berparuh baya, garis wajah tak muda tidak terlihat.

"Apa ada sesuatu yang terjadi di perusahaan lagi?" bisik Aurine di samping Joshua.

Joshua menggeleng pelan. "Kenalkan, ini Ryan. Dia teman Ayah kita."

Wajah dan nama yang tidak asing. Aurine cepat menolehkan wajah menatap menilai pada pria paruh baya bernama Ryan.

"Halo Nona Aurine. Senang saya bertemu dengan Anda lagi," kata Ryan memulai. "Anda seperti yang dibicarakan mendiang Rolland. Cantik, mandiri, independen, dan suka melukis."

Tapi kata terakhir Ryan mengundang pertanyaan di benak Aurine. Suka melukis; sejak kapan pria itu tahu? Aurine berfirasat bahwa dirinya telah diselidiki lebih dalam—Ayahnya belum tahu tentang ia suka melukis hanya Joshua yang tahu.

"Kak Josh, sebenarnya kedatangan Paman ini ingin membicarakan apa?" Aurine kembali berbisik pelan di samping Joshua.

"Kami sedang membicarakan tentangmu, Aurine."

Aurine mengernyit beralih sejanak dari Joshua, memandang kepada Ryan. Ada yang membuat Aurine tidak asing dengan nama pria paruh baya itu. "Jadi, apa yang kalian bicarakan tentangku?"

Dengan santai tetapi hati tidak santai, Aurine merasakan kekentalan atmofir aneh.

Joshua menggenggam lembut tangan Aurine. "Perjodohanmu."

Aurine langsung menatap kepada Joshua. Sebab apa yang Joshua ucapkan sedetik tadi sungguh membuat Aurine terkejut.

"Kak! Jangan membual omong kosong." Aurine berkata serius.

"Ini bukan omong kosong, Aurine," jawab Joshua lebih serius dan yakin lontaran ucapannya. "Ayah menyetujui tentang dirimu dijodohkan dengan keluarga Helander."

Aurine membeku. Terngiang di kepalanya: 'Keluarga Helander.' Cukup lama ia terdiam dalam kebisuaan.

"Aurine?" panggil Joshua.

Aurine tersentak dari kebingungan diam dan suara Joshua menyadarkannya. "Siapa namanya? Pria yang akan dijodohkan denganku."

"Alexander Georgie Helander." Ryan di seberang yang menjawab.

Aurine menggigit bibir dalam, kepalanya terasa berat, maka ia bangkit dari duduk. "Maaf aku harus permisi. Mendadak kepalaku sakit."

TD5BS [1]: Chasing Back of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang