(7)

3K 109 0
                                    

Aurine mengambil ponsel pada nakas sebelah ranjang tidur. Aurine mengetik nama Jerremy. Kontak nomor ponsel Jerremy berdering, tak lama kemudian dering itu terjawab.

"Jerremy, bagaimana kabarmu?" Aurine menyapa lebih dulu. Jerremy sekarang dapat Aurine tebak masih berbaring di tempat tidur dengan mata yang tertutup.

"Buruk."

"Kau tidak mabukkan?" nada suara Aurine terdengar cemas. "Aku tidak akan memelukmu lagi, hukuman seperti biasa. Kau sudah berjanji, Jerremy!" Aurine kini meninggi, menegaskan pada Jerremy bahwa peringatannya ini serius.

"Tidak. Hanya kelelahan saja." Jerremy menjawab dengan tenang. "Hm, Aurine bisakah kau mengganti hukumnya? Aku menginginkan ciumanmu sebagai hukumannya."

Pipi Aurine bersemu merah mendengar ucapan Jerremy yang frontal.

"Hei, Sayang, kenapa diam?" Jerremy bertanya ketika Aurine tidak menyahut.

"Ya? Maaf, tadi Kak Josh menyuruhku cepat turun dan sarapan bersama dengannya."

"Hari ini kau ada jam perkuliahan?"

"Ada. Kenapa?" Aurine menangkap ada sesuatu yang akan Jerremy rencanakan.

"Aku akan menjemputmu pulang nanti. Setelah itu kita ke taman hiburan. Bagaimana?"

"Oke!" tentu saja Aurine sudah menduganya. Oh Jerremy, pria penuh kejutan.

"Jangan melupakan ciumanku. Sampai jumpa."

Panggilan kemudian diputuskan secara mendadak oleh Jerremy. Aurine menggigit bibir bawah. Jerremy selalu mengakhiri panggilan telepon tanpa menunggu jawabannya terlebih dulu.

***

"Aleex!"

Ketukan pintu itu begitu keras. Seakan ada kabar kalau sebentar lagi akan ada bencana alam. Alex menutupi telinganya dengan bantal. Baru dua jam lalu ia dapat tertidur. Ketukkan pada pintu kamarnya sangat berisik, bersamaan suara nyaring berteriakkan seorang gadis itu tak bisa diam.

Oh Tuhan.

"ALEX!!! Bangun! Sudah pukul setengah sepuluh pagi! Kau sudah berjanji akan mengajak aku pergi ke taman hiburan dihari ulang tahunku."

Delapan menit berlalu, Alex tidak menyahut atau membukakan pintu kamar.

"Sekarang hari ulang tahunku, Alex! Mana janjimu!!!"

Alex mendengkus gusar. "Ayolah, Jessie, aku masih mengantuk. Kau pergi saja bersama Christian."

"Christian sudah kembali ke Malaysia. Dia ada ujian. Ayolah Alex." Jessie masih tidak menyerah.

Alex di dalam kamar tetap menulikan telinga.

"Kalau janjimu tidak kau tepati, aku lewat jendela kamarmu saja, bukankah cara itu sangat terbaik?"

Dari dalam kamar, tubuh Alex yang masih dalam posisi tidur, tiba-tiba langsung bangkit, matanya mendelik lalu Alex cepat-cepat menyingkirkan bantal guling. "JESSIE! Jangan lakukan tindakan gila yang ada dikepala cantikmu itu. Papi akan membunuhku kalau terjadi sesuatu padamu."

TD5BS [1]: Chasing Back of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang