KEBETULAN ATAU TAKDIR ? (LAGI??). bagian 3

40 22 23
                                    

Aku benci ketika permainan kehidupan ini melibatkan aku dan kau di dalamnya. Karna aku tau, aku yang akan kalah dan menyerah.

Nadine  turun dari mobilnya. Hari ini dia diantar oleh pak ahmad. Karena seminggu belakangan ini papa Rihardi yang biasanya mengantar nadine mempunyai tugas diluar kota.

Nadine berjalan memasuki kampusnya. Iya berjalan perlahan dengan kepala sedikit menunduk. Pendiam dan pemalu.  Diantara semua kelebihan yang dia punya, rasanya itu tertutup dengan kepribadiannya. Nadine punya wajah cantik, otak cerdas, dan dia tidak pernah kekurangan. Tapi, dia tidak pandai bergaul. Ia terlalu kaku.

Nadine berjalan masih menundukkan kepalanya ketika tiba-tiba menabrak tubuh orang hingga membuatnya mundur beberapa langkah. Ia mendongakkan kepalanya dan terkejut melihat pria dan perempuan yang berdiri di depannya.

Wajah itu lagi. Nadine menunduk dan seketika merasa menyesal. Nadine tiba-tiba merasa sedih saat matanya tidak sengaja menatap tangan yang saling menggenggam di sisi tubuh mereka. Dalam hati Nadine meringis. Entahlah.. Nadine tidak tau kenapa selalu bertemu dengan pria dan wanita  ini di waktu yang tidak tepat. Ia selalu merasa asing. Nadine menggerakkan matanya ke kanan dan ke kiri. Ia gugup  menatap wajah tanpa ekspresi itu. Sedangkan perempuan yang selalu berada disamping pria itu mengerutkan kening heran.

Terkadang selalu muak dengan takdir yang mempermainkannya. Nadine menarik nafas panjang   kemudian Nadine  meminta maaf dan kembali melangkah. Tapi sebuah tangan yang mencengkram lengannya menghentikan langkah yang sudah sangat ingin berjalan cepat meninggalkan mereka. Nadine tersentak. Ia menoleh.

Tangan itu milik pria itu. Nadine menatapnya dan langsung mengerti ketika satu tangan yang lain milik pria itu mengulurkan buku miliknya.

Sejak kapan buku itu terjatuh? Nadine tidak pernah menyadarinya. Ia mengambilnya dan mengucapkan terima kasih. Lalu cepat cepat mengambil langkah besar meninggalkan dua orang itu. Ia tidak mau kelihatan mencolok jika berada di dekat mereka. 

Nadine menatap lengan kanannya.
Merasakan rasa hangat tertinggal disana.

***
Hari ini kelas nadine selesai dengan cepat. Ia dapat menyimak dengan baik apa yang diajarkan oleh dosennya. Sebagai perempuan yang cerdas bukanlah hal yang sulit bagi nadine untuk mengerti hal hal yang bahkan sangat sulit bagi orang lain. 

Dari kecil, buku sudah menjadi temannya paling dekat setelah Arya. Semua buku, baik itu novel atau ilmiah sudah sangat banyak yang ia baca. Sifat pendiam dan pemalu yang dimilikinya membuatnya lebih betah menyendiri dengan buku buku itu.

Dan karena otak cerdasnya pula ia selalu menjadi kebanggaan ayah dan bundanya, saudarinya, dosen, serta sahabatnya arya. Ia selalu menjadi kebanggaan orang, ketika ia sendiri malah  merasa sangat buruk untuk di banggakan.

Dirinya yang sangat tertutup Dan tidak pernah merasa tertarik pada apapun kecuali buku. Dia sering merasa rendah diri. Nadine pernah memaksakan  memakai pakaian modern yang cantik dan trendy. Namun hasilnya Nadine malah merasa sangat risih. Ia tidak terbiasa. Ada perasaan aneh dan tidak nyaman.

Iya hanya tertarik pada ilmu pengetahuan dan...

Pria yang pindah ke sekolahnya saat kelas tiga tingkat sekolah dasar. Pria yg mampu membuatnya tertarik. Ketika dulu dirinya selalu berdiri di tengah lapangan menjadi juara satu kelas, tapi kemudian ada pria itu disampingnya. Bukan. Bukan karena posisinya yang tergeser. Bukan pula karena pria itu menjadi juara dua, namun mereka menjadi juara satu bersama sama. wali kelas ketika itu berkata, nilai yang dimilikinya dan pria itu sama. Jumlah nilai yang mereka miliki sama.! Ntah itu kebetulan atau takdir, saat itu nadine tidak tau.

Yg Nadine bisa pastikan, Itu mendebarkan saat bersama gilang.

Nadine tersadar dari lamunannya ketika mobil pak Ahmad sudah terparkir di hadapannya. Iya tersenyum pada pak Ahmad dan langsung masuk ke mobil.

LNRNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang