Sesuai janji...😊😊
Arya memberhentikan motornya di depan bangunan ruko. Hari ini, sesuai dengan rencana Nadine dan ketiga teman sekelompoknya, mereka berjanji bertemu di depan sebuah ruko ternama untuk mengerjakan tugas kelompok mereka ke rumah sakit Purnama Restu.
Nadine turun dari motor matic Arya. Ia mengibaskan roknya yang kusut.
"Makasih ya Arya. "
"Hmm. Kamu beneran janjian ketemuan sama mereka di sini? "
"Iya. Katanya ketemuan di sini kok. Kamu pergi aja. Aku gak papa nunggu sendiri."
"Oh yaudah. Pulangnya nanti aku jemput aja. Kamu beneran gak papa nunggu sendiri?"
Nadine tersenyum lalu mengangguk pelan. Kemudian motor Arya berlalu.
"Nadine!!"
Nadine menoleh ke sebelah kanan. Disana berdiri Wahyu, Septi dan.. Nadine menyipitkan matanya. Mendadak ragu pada hal yang dilihatnya. Kemudian Nadine tiba-tiba menegang mendapati Gilang di tengah-tengah mereka.
Mereka berjalan mendekat. Meski Nadine masih terpaku ditempatnya.
"Hai! Kita ngeliat lo baru turun dari motor juga. barengan deh sampenya. " Septi perempuan tomboy dengan senyum manis itu menyapanya.
Nadine tidak menjawab. Ia hanya menatap ragu pada orang yang terlihat acuh di antara mereka.
Wahyu yang melihat itu segera tahu apa yang membuat Nadine penasaran.
"Eh gue lupa bilang sama lo. Gilang bakal ikut kelompok kita. Dia udah lapor ke dosen kok. Kemaren dia ngabarin gue malem-malem karna gue ketua kelompoknya. Ya gue sih welcome.. gak ada yang keberatan kan?"
Nadine kemudian menunduk dan bergumam pelan.
"Jadi Siska gimana?"Wahyu mendengarnya.
"Oh gak masalah kok. Kan batas anggotanya 5 orang.""Hei semuanya!! Sorry gue telat. Kena macet di sana. Kalian tau kan kalo perempatan di san.. heii Gilang!! Lo gabung kelompok kita? Wow ga nyangka gue. Sumpah!"
Siska datang dari arah yang berlawanan. Ia berbicara cepat-cepat. Berniat berkilah mengenai alasan keterlambatannya sampai suaranya berubah terkejut karena menemukan sosok Gilang.
Gilang hanya bergumam mengiyakan.
Nadine menghembuskan nafasnya pelan. Berusaha bersikap tenang. Ya, mungkin sejak hari di mana Nadine menemukan sebuah note di balik lipatan payungnya, ia merasa lebih gugup saat bertemu pandang dengan Gilang. Meskipun masih tidak yakin dan tidak percaya, namun otak Nadine tidak memperbolehkannya untuk menyangkal perasaan yang menggebu di dalam dadanya.
"Kita naik ke mobil Gilang. Tadinya sih gue pikir naik angkot karna mobil Wahyu lagi di bengkel. Tau tau ya Gilang bawa mobil. Yaudah cap cus!"
Kata Septi dengan sikap bossy nya.Wahyu duduk di depan bersama Gilang sedangkan para perempuan duduk di kursi tengah. Nadine duduk di diantara Siska dan septi.. Ia bersikap canggung di antara teman-temannya. Duduk tegak dengan kepala menunduk.
Namun seakan ingat sesuatu. Nadine dengan refleks mendongak dan menatap Wahyu.
"Surat izinnya udah kamu bawa kan Wahyu? " Tanya Nadine takut-takut.
Pasalnya Wahyu selaku ketua kelompok itu adalah pria yang sama yang sering menjadi anggota kelompok Nadine seperti sebelumnya. Nadine seperti sudah sangat hapal kalau wahyu adalah pria yang belum tentu bisa di andalkan atau dengan kata lain. Ceroboh dan bersikap bodo amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LNRN
RomanceJika kamu merasa terluka, jangan coba-coba membandingkannya dengan luka ku. -L- Jika kamu tau di mana letak keberanian itu, maka tolong beritahu aku. -N- Jika kamu mencari kebahagiaan, maka jangan jauh-jauh. Cukup datang kepadaku. -R- Jika kamu bel...