Hati yang terluka di masa lalu bagian. 18

23 5 12
                                    

Jangan datang jika yang kau bawa hanya serpihan pahitnya masa lalu.. karna di sana, sudah menunggu seseorang yang membawa potongan utuh masa depan..😊

Laras menatap pada dua orang di hadapannya. Hendro yang memegang beberapa kotak sate dan Riana yang membawa plastik camilan.

"Kalian habis dari mana?"

Laras melihat adiknya itu berdehem pelan. Dan Hendro yang menahan senyum di ujung bibirnya.

"Nih.. habis beli camilan buat mbak. Ehh tapi jangan. Kan mbak lagi sakit. Nanti aja waktu udah sembuh di makannya." Kata Riana cepat. Mengabaikan pertanyaan dari raut wajah Laras dan segera berlalu.

Laras menerima dengan terheran-heran. Lalu melihat ke arah Hendro yang tersenyum kepadanya.

" Beli camilan kok sampe malem.. kak Riana ngeles aja.. apa susahnya sih bilang habis pulang kencan sama mas Hendro.." Naomi, adik Laras yang paling kecil itu menyela ntah dari mana sambil melirik ke arah Riana yang sudah hilang di pintu kamarnya.

"Siapa yang habis kencan?" Suara itu mengagetkan mereka. Laras melihat eyang putrinya menatap penasaran ke arah mereka.

"Bukan siapa-siapa eyang." Kata Naomi cepat sambil berlalu.

Laras pun pamit ke belakang. Melanjutkan langkahnya ke perpustakaan mininya keluarga sanjaya. Meninggalkan eyangnya yang kemudian menghampiri Hendro dengan senyuman. Mengajak pria itu berbincang.

***
Laras mengambil beberapa buku yang bisa ia bawa ke kamar. Ia tidak bisa tidur sedari tadi. Padahal semua orang sibuk menyuruhnya istirahat. Sehingga kini berharap membaca buku dapat membangkitkan kantuknya.

Laras berbaring di kasurnya. Menatap barisan kata yang disusun dengan rapi di hadapannya. Namun pikirannya bukan ke sana. Ia menutup bukunya agak kasar. Lelah dengan pikiran yang menghantui isi kepalanya.

Pria itu. Kenapa bisa pria masih menemuinya. Melihatnya kembali membuat Laras jijik. Sangat jijik. Laras mengambil ponselnya. Kemudian mulai mensearching sesuatu.

Sebuah artikel berita lama.

Laras membaca judul artikel yang bergerak tebal itu. Dan masih bisa merasakan tubuhnya menegang sampai sekarang.

17 Mei 2011
Pelaku pemerkosaan siswi SMA berinisial R di jatuhi hukuman 7,5 tahun penjara.
Setelah melalui proses hukum yan...

Laras menarik nafasnya. Tidak lagi melanjutkan membaca artikel lama itu. Ia menekan dadanya lalu menghembuskan nafasnya. Ternyata sudah selama itu. Sudah 8 tahun sejak kejadian itu. Sudah 8 tahun pula Laras menghadapi ketakutannya selama ini. Pria itu sudah mendapatkan hukumannya. Namun ntah kenapa perasaan sesak di dadanya tidak juga hilang.

Laras selalu mengingat pria itu bajingan. Pria brengsek yang tega-teganya melakukan hal sekeji itu. Laras memeluk tubuhnya sendiri. Ia tidak tau bagaimana melampiaskannya namun, dari semua saraf yang ada ditubuhnya pun Laras tau, sampai kapanpun rasa ini tidak pernah akan hilang. Bencinya mendarah daging.

Laras masih marah, benci, dendam serta menyesal. Ia masih merasa pria itu kurang mendapat hukuman yang lebih parah. Katakan Laras jahat. Namun itu semua tidak setimpal dengan apa yang sudah ia perbuat.

Laras mengusap kasar wajahnya. Demamnya belum turun. Dan Laras merasa tubuhnya juga masih lelah. Namun kakinya turun dari ranjang. Dan berlutut dan mengambil kunci kecil di sela lemari kayu tempat tidurnya. Kemudian membuka laci paling bawah. Ia membuka sebuah kotak di dalamnya tanpa berani menyentuh apa yang ada di dalam.

Tubuhnya kembali bergetar. Jiwa nya terkoyak dan perlahan air mata luruh di pipi Laras. Menjadi saksi bisu emosi yang dipendamnya saat ini.

***

LNRNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang