balasan untuk Riana . bagian 25

20 3 11
                                    


" dia siapa sih ri? "

" dia tetangga gue. bunda udah kenal lama sama dia. jadi udah dianggap kaya anak sendiri"

rido terdiam lama.

"ri.."

" hem?"

" kalo gue nyuruh lo buat gak deket-deket sama dia bisa gak"

"maksud lo?"

" jangan deket-deket sama dia. gue gak suka"

"Dia gak sejahat itu kok. Walaupun sering buat gue darah tinggi"

"Tapi dia udah nonjok gue ri.. gue gak suka ngeliat dia. Apalagi Deket-deket sa lo."

Riana mengerutkan kening. namun tetap enggan menjawab sampai mereka tiba di rumah melani.

***

"Ehh gaes Lo pada tau gak sih. Kemaren itu gue abis jadian sama anak etnomusikologi.."  Melani menginterupsi Eno dan Rido yang bermain game.

"Serius? Kapan?Putri menunjukkan ekspresi kaget yang keliatan di buat berlebihan menurut Riana.

" Minggu lalu. Niatnya pengen ngerahasiain dulu. Tapi kalo dipikir-pikir kan Lo pada sahabat gue, gak enak aja main rahasia-rahasiaan. Hehe"

"Gimana tu orangnya? Cakep ngga?" Lanjut rido

"Widihh suaranya kalo nyanyi sambil main gitar buat gue meleleh deh. Cakep juga. Nanti kapan hari gue kenalin ke kalian." Melani bercerita sambil senyum-senyum tidak jelas.

"Alah palingan playboy catat tuh" Rido menjawab sambil melanjutkan gamenya yang tertunda.

"Eh perjaka tua. Lo aja tuh belum pernah pacaran pake ngatain orang playboy lagi. Gila aja deh orang yang mau sama Lo ntar."

"Ehh yang mau sama gue tuh banyak. Tapi gue nya aja yang ogah pacaran."

"Ogah pacaran? Lah.. bukan karena Lo bisanya cuma jadi pengecut karna gak berani nyatain perasaan Lo sama cewe yang Lo suka? Hah?"

Tiba-tiba suara menjadi hening. Rido yang tadi sibuk bermain game juga mematung. Wajahnya tampak mengeras.

Riana meringis melihat wajah Melani yang sepertinya terkejut dengan perkataan nya senidiri.

Ini bukanlah sesuatu yang di ketahui Riana. Tapi melihat semua ekspresi temanya yang menegang, Riana tau bahwa hanya dia yang tidak tau masalah percintaan Rido barusan.

Putri dengan tenang mencoba menyusul Rido yang tiba-tiba bangkit berdiri meninggalkan rumah Melani. Wajahnya masih mengeras.

"Jadi.. cuma gue yang ga tau kalo Rido lagi suka sama cewe?"

Tidak ada yang menjawab. Melani memalingkan wajah dan Eno menatapnya dengan senyum aneh.

"Gue anterin pulang yuk ri.?"

Riana menatap bingung semua orang namun tetap berdiri dengan menyusul Eno.

***

"Loh? Lo kok masih di sini? "

Riana berjalan ke dapur dan menemukan Hendro sedang berdiri di samping Naomi yang sedang memasak..

Mereka memandang Riana.

"Loh kok Lo pulang cepet? Gue kira sampe malem." Hendro melirik jam di pojok dapur.

"Bukan urusan Lo."

LNRNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang