GURU BIMBEL PUJAAN HATI. bagian 4

30 18 11
                                    

bukan bermaksud untuk mengganggumu, hanya saja ada saat dimana aku benar-benar ingin menarik perhatianmu dengan tingkah konyolku, meskipun kadang itu membuatku malu sendiri...

Naomi mendengus nafas kesal.

'Ini nih kalok pak Ahmad dipinjem beberapa hari sama kak nadine. Imbasnya bakal kena ke naomi. Disaat mbak Laras pergi dengan mobilnya sendiri, kak Nadine dengan pak ahmad, kak Riri barengan sama bang Ridho, naomi malah disini sama abang supir angkot. Eh, nggak deh. Sama ibu-ibu juga. Sempit banget..'  naomi menggerutu dalam hati

'Apalagi nih ya, tadi itu bangkunya masih pada longgar semua. Belum penuh. Aku tadi duduknya didekat pintu biar adem dikit kena angin sepoy sepoy. Soalnya nih kaca jendelanya si abang angkot mampet gak bisa didorong. Eh tau taunya si ibuk ibuk yang dari pasar itu naik minta ngegeser lagi. Terpaksa kan naomi geser lebih ke dalem. Belum lagi belanjaan tuh ibu-ibu, beuhh banyak buanget deh. Bikin nao terkicep dibelakang susah nafas. Belum lagi keringat didahi. Bisa bau banget nyampe dirumah. Ini nih yang bikin naomi males banget naik angkot. Besok-besok mending ambil dikit uang tabungan buat naik taksi online. Kan lumayan ada AC nya.'

Naomi mendumel dalam hati. Kemudian turun dari angkot ketika sampai dirumahnya dengan wajah kusut. Bayangan saat berada di angkot tadi sangat mengganggunya. Ia kesal tentu saja. Apalagi mengingat hal ini akan mungkin terjadi tiga hari ke depan

Dengan langkah lesu ia pun masuk ke dalam rumah. Namun sebelum mencapai pintu ia melihat Hendro duduk di teras depan rumahnya sambil menundukkan kepala. Pria yang beberapa hari lalu dikenalkan bundanya kepada naomi dan saudara saudaranya.

"Mas.."

Hendro menaikkan kepalanya ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Ia melihat putri bungsu ibu rahma menatap dirinya bingung.

"Ngapain disitu mas? kok nunduk begitu?"

Hendro tersenyum sambil menggaruk kepalanya bingung.

"Mm.. Lagi nunggu ayah Soalnya kunci rumah mas ketinggalan dirumah temen."

" loh kok nunggu disitu? Sini masuk aja. Mas pasti belum makan kan? Nanti nao buatin makanan deh.."

" ehh gak usah. Gak usah. Ngerepotin nantinya. Bentar lagi ayahnya mas datang kok."

Jawab Hendro berusaha menolak. Padahal ia mengumpat dalam hati karena perutnya sudah berteriak keroncongan.

" mas gak boleh gitu. Gak usah sungkan. Kata bunda kan kalok tetanggaan harus saling membantu. Sini masuk aja."

Mau tidak mau Hendro akhirnya berjalan sungkan ke arah naomi.

Mereka sama sama berjalan masuk ke dalam rumah.

"Kak, Nao pulang.." Naomi yang pada awalnya berteriak seketika berhenti ketika melihat sosok yang sangat dikenalnya tertidur di meja ruang tamu dengan tangan menjadi bantalannya. Itu arya. Buku-buku pria berserakan di meja. Tampak pria itu ketiduran ketika sedang belajar. Naomi mendekati pria itu. Meninggalkan hendro yang masih berdiri canggung di depan pintu.

"Ih, mas arya ganteng banget deh kalok lagi tidur." naomi berbisik pelan  disamping pria itu karena takut ia terbangun. Ia mengamati wajah rupawan itu hingga tak sadar telah mengabaikan hendro.

"Ehh, maaf mas. Lupa kalok tadi aku masuk gak sendirian. Duduk dulu. Naomi mau ambilin makanan dulu." kata naomi sambil meletakkan tasnya disisi sofa yang lain.

Hendro akhirnya memilih duduk.  Ia seperti seorang gelandangan yang meminta minta nasi karena kelaparan. Ia sangat malu saat ini.

Hendro menghembuskan nafasnya keras, namun langsung terdiam lagi ketika sadar ia duduk didepan seorang lelaki yang tertidur dengan damainya.

Siapa laki laki itu? Kenapa tidur sambil duduk begitu?

Tak lama, naomi datang membawa dua piring nasi diikuti oleh seorang putri ibu rahma yang membawa dua gelas air  ditangannya, yang hendro tau bernama nadine.

"Nih mas. Makan aja. Atau mas mau makan di meja makan aja?  "

"Gausah. Disini aja ga papa kok. Biar keliatan kalo ayah udah datang. Tapi kenapa ada dua piring.? "

"Satunya buat naomi. Naomi kan juga belum makan. Naomi ke kamar dulu ambil selimut buat mas Arya."

Kata naomi sambil berlalu pergi.
Nadine tersenyum  ke arah Hendro, yang dibalas Hendro sebaliknya. Kemudian kembali pergi.

Naomi datang membawa selimut dan langsung menyelimuti tubuh Aryo. Yang kemudian diketahui Hendro sebagai guru bimbelnya Naomi. Kemudian Naomi mengambil duduk di sebelahnya. Dan mulai menyantap makanannya. Sambil sesekali mengajaknya mengobrol dengan riang.

***

Arya terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara tertawa dari perempuan yang kelewat sangat sudah ia hafal di luar kepala pemiliknya. Arya mengerjapkan matanya  dan langsung disuguhi pemandangan yang membuatnya heran. Naomi sedang terkikik dengan seorang pria yang tidak dikenalinya.

Perlahan ia bangun. Dan pria yang diajak bicara oleh naomi segera menghentikan tawanya ketika melihat ia sadar dari tidurnya. Naomi mengikuti arah pandang pria itu hingga Arya bisa memandang wajah naomi yang berseri seri.

"Eh, mas Arya udah bangun. Pasti ke bangun karna suara ketawa Naomi ya? Maaf deh.."

Arya tidak menjawab ia hanya menatap naomi datar.

"Mas arya mau makan? Biar Naomi ambilin sekarang.

Arya lagi-lagi diam. Naomi menatap pria itu heran hingga ketika ia ingin bertanya lagi, pria itu berbicara.

" kamu kalok lagi makan, jangan ketawa sekenceng itu. Nanti keselek gimana? "

Naomi menggembungkan pipinya merasa bersalah. Namun segera ceria ketika sadar Arya tengah khawatir padanya.

"Mas arya khawatir ya? Aduh.. Perhatian banget sih." jawab naomi sambil melirik Arya  malu-malu.

Arya mendengus keras kemudian mengalihkan tatapannya kepada pria di hadapannya.

Merasa diperhatikan , Hendro segera mengenalkan diri, namun langsung disela oleh naomi.

"Ini namanya mas Hendro. Dia tetangga baru disini lho. Itu rumahnya yang disebelah kiri tembok ijo." kata Naomi bersemangat.
Hendro pun tertawa melihat ke ceriaan naomi. Kemudian langsung menganguk sopan kepada Hendro sebagai klarifikasi pernyataan naomi, yang dibalas arya dengan senyuman.

Arya masih diam. Ketika suara ponsel Hendro berbunyi. Tak lama pria itu meminta izin pulang karena ayahnya telah tiba dan meminta maaf karena tidak bisa ikut membantu Naomi mencuci piring. Ia tidak enak hati. Namun Naomi mengatakan ia sama sekali tidak keberatan. Arya tidak begitu mengerti dengan apa yang dibicarakan oleh pria itu. Yang pasti Naomi sangat ceria saat berbicara dengan pria itu. Seperti sudah sangat akrab.

"Mas arya laper gak? Mau naomi buatin tumis kangkung gak?"

Arya mengerjap ketika melihat Naomi menoleh kepadanya sambil tersenyum manis.

Arya yang sebelumnya heran akibat baru pulih dari tidur nyenyak di atas meja ruang tamu  mengangguk pelan. Satu yang perlu kalian tau Arya tidak akan pernah bisa menolak masakan Naomi yang super lezat itu.

"Sini, mas bantu kamu nyuci piringnya. Gak enak kalo kamu sendiri yang nyuci piringnya. Terus setelahnya baru kita mulai belajar."

Naomi tersenyum manis kemudian mengangguk semangat.
Mereka mengangkat piring piring itu kemudian berjalan melewati nadine yang sedang menonton tv di ruang keluarga, menuju dapur.

Nadine tersenyum melihat keceriaan Naomi bila berada di dekat Arya.
Nadine tau bahwa Naomi sudah sangat menyukai Arya. Namun Nadine juga takut. Bila perasaan Naomi tidak dibalas Arya. Biar bagaimana pun mereka berdua orang yang sangat berharga bagi Nadine. Tapi Nadine takut naomi terluka.

Sama seperti dirinya.

Malta_vee

LNRNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang