"Jennie?"
Taehyung berjalan perlahan, mengendap-endap di dalam kamarnya dan Jennie. Ia mencoba untuk tidak menimbulkan suara berisik sedikit pun karena tidak ingin membangunkan anak kesayangannya yang tentu saja sudah terlelap dengan damai di dalam box bayi.
Taehyung beringsut mendekati istrinya yang sedang tertidur sembari memunggunginya. Taehyung tahu bahwa Jennie belum benar-benar tertidur karena gadis itu tidak mengenakan selimutnya. Taehyung tahu betul kebiasaan Jennie saat tidur yang tak pernah lupa mengenakan selimutnya.
Taehyung mendudukkan dirinya di samping istrinya yang sedang berbaring. Firasatnya benar. Jennie sama sekali belum tertidur. Mata kucing milik gadis itu masih terbuka, memandang ke dinding kamarnya dan Taehyung dengan pandangan menerawang. Samar-samar, Taehyung dapat melihat mata istrinya yang sedikit sembab seolah habis menangis.
Taehyung mengulurkan tangannya dan merapikan rambut istrinya yang sedikit berantakan dengan jemarinya. "Jennie─ya? Kamu kenapa? Kesal ya karena aku tidak mengangkat teleponmu?" ucap Taehyung dengan lembut. Pemuda itu mencondongkan tubuhnya ke arah istrinya dan memberikan kecupan ringan di kening istrinya.
Jennie masih saja terdiam, tidak berniat untuk menanggapi perkataan suaminya. Padahal, biasanya gadis itu justru lebih mendominasi percakapan yang terjadi antara dirinya dan suaminya. Mungkin, dugaan Taehyung benar. Bahwa diamnya Jennie disebabkan oleh Taehyung yang tidak mengangkat panggilan Jennie pada nomor ponsel pemuda itu.
Namun, Jennie bukannya merasa kesal atau pun marah pada Taehyung. Melainkan karena saat ini, gadis itu benar-benar dirundung rasa takut luar biasa. Hari ini, ia sudah mengecek kandungannya ke Rumah Sakit dengan ditemani oleh Hansol. Dan hasilnya adalah Jennie positif hamil. Hanya Hansol yang mengetahui hal ini karena Jennie melarang sahabatnya itu untuk menyebar-luaskan kabar dadakan ini.
Hansol yang tadinya hendak menginterogasi Jennie pun mengurungkan niatnya ketika dilihatnya raut wajah sahabatnya yang tampak muram. Setelah mengantarkan Jennie ke Rumah Sakit serta membelikan beberapa kaleng susu ibu hamil yang langsung Jennie sembunyikan di dalam lemari pakaiannya, Hansol langsung pamit pulang dan terlebih dahulu melontarkan kalimat-kalimat penyemangat pada Jennie.
Jujur saja, ketakutan yang melanda Jennie bukannya tanpa alasan yang jelas. Tanggapan apa yang akan diberikan Taehyung padanya jika pemuda itu mengetahui bahwa dirinya tengah mengandung darah daging Taehyung? Apakah Taehyung akan meninggalkannya karena Jennie kini terkesan terlalu memanfaatkan Taehyung?
Dan Taehyung yang tidak mengangkat panggilannya siang tadi membuat Jennie semakin uring-uringan. Jennie benar-benar tidak ingin ditinggalkan oleh suaminya dalam kondisi sedang mengandung. Bahkan, Jennie sampai menangis di kamarnya karena otaknya terus saja dipenuhi dengan berbagai pikiran negatif.
"Jennie─ya, maafkan aku karena tidak mengangkat teleponmu. Aku bukannya tidak ingin bicara denganmu. Aku hanya terlalu sibuk mempersiapkan acara di Busan hingga aku tidak sadar bahwa kamu menelepon nomor ponselku. Hingga saat aku pada akhirnya membaca pesan darimu yang memintaku untuk pulang, aku segera memesan kereta ke Seoul. Dan kamu dapat melihatnya sendiri kan? Aku di sini. Aku sudah pulang. Jadi, jangan marah lagi padaku ya," bujuk Taehyung sembari mengusap puncak kepala istrinya.
Jennie menoleh menatap Taehyung dengan kedua matanya yang terlihat memerah. Ia senang melihat perubahan pada diri Taehyung yang kini dengan mudahnya melakukan skinship padanya. Namun, apakah Taehyung akan tetap menyentuhnya jika pemuda itu mengetahui bahwa Jennie sudah mengandung janin yang merupakan darah daging Taehyung? Siapkah Taehyung menjadi sosok ayah yang sesungguhnya?
Jennie meraih jemari Taehyung dan menggenggamnya erat. Kemudian, tangis gadis itu kembali pecah. Sepertinya, kondisinya yang sedang mengandung membuatnya bertambah sensitif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Spouse! (Taennie, Privated) ✓
FanfictionCerita ini dalam mode private. She wanted to adopt that baby, so she got married with a stranger.