24th (Stupid Me)

6.1K 596 40
                                    

Taehyung tidak mengerti mengapa istrinya mendadak kembali menjadi Jennie ketika mereka sedang terlibat perang dingin. Sejak dirinya mengambil pesanan susu formula yang dipesan oleh Jennie secara online, istrinya itu secara tiba-tiba menjadi berhenti menyapanya. Jennie bahkan enggan menatapnya atau pun menyahuti perkataannya. Istrinya itu kembali mendiamkannya dan Taehyung benar-benar tidak suka dengan situasi seperti ini.

Maka, sebagai seorang kepala keluarga yang baik, ia mengajak istrinya untuk bicara berdua saja secara baik-baik. Namun, tampaknya usaha Taehyung tidak membuahkan hasil. Dirinya dan Jennie kini memang berada di sebuah ruangan yang sama, namun Jennie bahkan terlihat tidak menunjukkan tanda-tanda untuk membuka mulutnya. Padahal, Taehyung sedari tadi sudah mencoba untuk membuka topik pembicaraan.

“Jennie−ya, bicara lah. Jangan diam saja. Kamu sebenarnya kenapa? Apakah aku sudah melakukan kesalahan yang tidak aku sadari? Tadi kita baik-baik saja kan? Lalu, kenapa kamu tiba-tiba menjadi seperti ini?” desak Taehyung pada istrinya.

Jennie tidak menjawab. Gadis itu hanya memalingkan wajahnya, menghindari tatapan Taehyung. Hal ini membuat Taehyung merasa semakin frustasi. Pemuda itu mengusap wajahnya dengan kasar. Ia benar-benar tidak mengerti mengapa istrinya secara tiba-tiba jadi seperti ini.

“Jennie−ya, bicara lah. Jangan mendiamkan aku seperti ini. Aku tidak akan mengerti dimana letak kesalahanku jika kamu tidak memberitahuku,” pinta Taehyung dengan tampangnya yang terlihat memelas.

Jennie menoleh dan memberikan tatapan tajam pada Taehyung. “Tidak mengerti? Well, memangnya sejak kapan kamu mengerti perasaanku?” tukas Jennie dengan sarkas. “Bukankah biasanya juga kamu memang tidak pernah mau mengerti diriku? Kamu mana peduli dengan perasaanku,” lanjut gadis itu dengan kilat matanya yang menandakan bahwa ia sedang menahan emosinya.

Taehyung mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. “Dan sekarang, kamu semakin menyalahkanku atas hal yang bahkan tidak aku ketahui. Kamu ingin dimengerti tapi kamu bahkan tidak pernah mengerti bagaimana rasanya berada di posisiku,” balas pemuda itu mengeluarkan unek-uneknya.

Jennie menaikkan satu alisnya. “Memangnya ada apa dengan posisimu?” Gadis itu menjentikkan jarinya. “Ah, karena kamu merupakan korban atas pernikahan yang terpaksa harus kamu jalani? Karena kamu adalah korban atas keegoisanku yang memintamu untuk menikah denganku? Itu kan yang kamu maksud dengan posisimu?” tuduh Jennie secara berapi-api.

Taehyung mengerutkan keningnya, menandakan bahwa ia merasa heran. Bukan pernikahan ini yang dia maksud, melainkan kepada sifat Jennie yang selalu saja memilih untuk diam jika sedang kesal dengan Taehyung.

Sejujurnya, Taehyung tidak pernah merasa seperti korban karena sudah menikah dengan Jennie. Pikiran itu tidak pernah terlintas di benaknya sekali pun. Jadi, kenapa Jennie harus menuduhnya seperti itu? Dan kenapa untuk masalah yang bahkan belum Taehyung ketahui, harus Jennie sangkut-pautkan dengan pernikahan mereka yang pada awalnya memang tidak memiliki tujuan yang baik?

Wanita memang selalu seperti itu. Menyalahkan pria seakan-akan dirinya merupakan makhluk yang paling menderita. Namun, pria pun tidak jauh berbeda dengan wanita. Menganggap bahwa wanita selalu bersikap tidak rasional di saat dirinya sendiri merupakan tipikal orang yang temperamen.

“Jennie−ya, aku tidak mau bertengkar denganmu. Tidak, dengan kondisi kita yang tengah dikaruniai keempat anak kita yang masih kecil. Tidakkah kamu merasa kasihan pada mereka jika ayah dan ibunya bertengkar seperti ini?” Taehyung berusaha membujuk Jennie.

Taehyung pikir, mungkin saja Jennie akan luluh jika dirinya membawa-bawa keempat anak mereka di tengah perdebatan mereka berdua. Namun, sepertinya Taehyung terlalu banyak berharap. Karena, Jennie kini memberikan tatapan sinis pada Taehyung.

Fake Spouse! (Taennie, Privated) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang