“Nampyeon! Cepat ke sini! Ayo cepat sedikit jalannya!”
Jennie melambaikan tangannya pada suaminya yang tampak sibuk mendorong trolli sembari menggendong Hyunsuk. Memang dasar Jennie itu tipikal istri yang tidak tahu diri. Sedari tadi, Jennie dengan bersemangat berlarian di supermarket sembari meraih satu-persatu kebutuhan rumah tangganya dan melemparkannya begitu saja ke dalam trolli. Sedangkan Taehyung harus susah payah menyusul istrinya, mendorong trolli yang mulai kelebihan muatan sembari menggendong Hyunsuk.
Taehyung rasanya ingin menangis di tempat sembari berguling-guling di lantai supermarket. Jennie bilang bahwa Taehyung adalah tipikal suami yang tidak peka. Namun, pada kenyataannya justru Jennie lah yang kini sedang tidak peka. Seharusnya gadis itu tahu betapa repotnya suaminya harus mendorong trolli sembari menggendong si kecil Hyunsuk. Untungnya, bayi yang kini berusia tujuh bulan itu tampak tenang, memelototi ayahnya sembari mengemut dot yang Jennie sumpalkan pada mulutnya.
“Ya! Jennie Kim! Jangan berlarian seperti itu! Tidak lihat betapa mengenaskannya aku yang harus mendorong trolli yang berisi barang belanjaanmu semua serta menggendong anak kita?” Pada akhirnya, Taehyung dapat menyerukan aksi protesnya pada istrinya.
Jennie membalikkan tubuhnya dan berjalan menghampiri suaminya dengan bibirnya yang dibentuk mengerucut, tanda bahwa ia tidak suka ditegur oleh suaminya. Gadis itu mengulurkan kedua tangannya. “Mana sini. Berikan buntalan lemak itu padaku,” kata Jennie sembari mengarahkan dagunya pada Hyunsuk yang kini tampak shock mendengar ibunya sendiri memanggilnya dengan sebutan ‘buntalan lemak.’
Taehyung melongo. Jennie itu benar-benar unik ya. Hyunsuk itu anaknya sendiri loh, meski pun bukan anak kandung. Baru kali ini Taehyung bertemu dengan seorang ibu yang memanggil anaknya dengan sebutan asal seperti itu.
Taehyung menyerahkan Hyunsuk pada Jennie sembari menepuk kepala istrinya pelan. “Jangan suka sembarangan memanggil anakmu. Sudah bagus-bagus namanya Hyunsuk, malah kamu ganti-ganti dengan sebutan asal seperti itu. Kalau soal buntalan lemak, bukankah istilah itu lebih tepat untuk ditujukan padamu? Lihat saja pipimu yang chubby itu. Kemudian, lihat postur tubuhmu yang tak kunjung meninggi karena terhambat oleh jumlah lemakmu yang berlebihan,” ujar Taehyung dengan pedas.
Jennie sontak melayangkan sebuah tatapan garang pada suaminya yang membuat nyali Taehyung seketika menciut. Jika Taehyung adalah seekor anjing, mungkin sekarang ekor lelaki itu sudah terkulai ke bawah karena merasa takut pada Jennie yang selalu saja terlihat lebih dominan daripada Taehyung.
“Sekali lagi kamu meledekku, aku akan melakukan hal-hal yang tidak senonoh padamu,” ancam Jennie. Gadis itu kemudian mengibaskan rambutnya hingga menampar wajah suaminya dan melangkahkan kakinya begitu saja sembari menggendong si kecil Hyunsuk.
Taehyung meringis sembari mengusap wajahnya yang terasa nyut-nyutan karena terkena tamparan rambut istrinya yang seperti iklan shampoo. Taehyung juga tidak habis pikir, mengapa dari sekian banyak ancaman yang bisa Jennie lontarkan padanya, gadis itu tetap memilih ancaman yang berbau-bau mesum.
‘Apakah Jennie memang sedang ingin melakukannya? Kata Sangwon, terkadang libido seorang wanita itu lebih tinggi daripada laki-laki,’ batin Taehyung, kembali mereka ulang apa yang disampaikan oleh guru percintaannya──Kim Sangwon, tempo hari.
“Kim Taehyung! Jika kamu tidak cepat-cepat menyusulku, maka kamu yang harus membayar semua belanjaannya!” pekik Jennie dengan nyaring.
Taehyung tersadar dari lamunannya dan buru-buru mendorong trolli, menyusul istrinya yang terlihat sudah semakin jauh. Cara Jennie berjalan benar-benar cepat ketika gadis itu sedang belanja. Mungkin, itu sifat alami kaum wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Spouse! (Taennie, Privated) ✓
FanfictionCerita ini dalam mode private. She wanted to adopt that baby, so she got married with a stranger.