“Nampyeon, kamu tidak dengar Seonho sedang menangis? Sepertinya popoknya sudah harus segera diganti. Sana gantikan.”
Taehyung menghela napas. Istrinya yang diktator mulai kembali memerintahnya. Memang wajar sih, mengingat Jennie kini sedang sibuk menjemur Samuel di halaman rumah kediaman keluarga Kim. Sementara Taehyung sendiri sedari tadi hanya duduk sembari menyesap kopinya di kursi teras.
“Heh, kenapa malah melamun? Kalau Seonho tambah mengamuk bagaimana? Sana cepat, gantikan popoknya,” tegur Jennie dengan nada bicaranya yang sedikit meninggi.
Taehyung bergegas bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya memasuki rumah kediaman keluarga Kim. Ia menaiki lift menuju kamarnya dan Jennie yang terletak di lantai dua. Semakin dekat jarak antara dirinya dan kamarnya, Taehyung semakin dapat mendengar dengan jelas tangisan Seonho yang begitu melengking.
Taehyung berlari kecil memasuki kamarnya. Di dalam kamar, ia mendapati Seonho yang sedang menangis sembari menggeliat tidak nyaman karena popoknya yang sudah penuh. Sementara di samping Seonho, tampak Hyunsuk dengan tangan mungilnya yang sedang mengacungkan popok bersih. Sepertinya, bocah itu ingin memasangkan popok baru kepada adiknya. Akan tetapi, ia tidak tahu caranya.
Taehyung beringsut menghampiri Hyunsuk dan mengambil popok tersebut dari tangan Hyunsuk. “Gomawo, Hyunsukkie. Sini, biar Appa saja yang memasangkan popok pada Seonho.”
Hyunsuk merengut. Bocah lelaki itu mengekori ayahnya sembari menarik-narik celana pendek ayahnya hingga celana Taehyung kini melorot. Taehyung dengan panik segera membetulkan celananya yang melorot.
“Ya! Hyunsukkie! Kenapa kamu menarik celana Appa sih?” tegur Taehyung pada Hyunsuk sembari mengangkat tubuh Seonho dari box bayi dan memindahkannya ke ranjangnya dan Jennie.
Hyunsuk menggembungkan pipinya. “Hyunsukkie mau mengganti popoknya Hoho. Appa sana saja,” rengek bocah itu pada ayahnya.
Hyunsuk memang memiliki panggilan kesayangan untuk kedua adik kembarnya. Ia memanggil Seonho dengan sebutan Hoho. Ia memanggil Samuel dengan sebutan Muel. Hanya Yedam saja yang ia panggil Yedam karena katanya, ia terlalu malas untuk memberikan nama panggilan kesayangan kepada Yedam yang tidak pernah tertawa jika ia sedang bercanda. Memang dasar Kim Hyunsuk bocah super tengil.
Mendengar rengekan anak sulungnya, Taehyung tersenyum meledek. “Memangnya Hyunsukkie tahu bagaimana caranya mengganti popok adikmu? Tidak kan? Nah, kalau tidak maka jangan sok tahu. Sudah, biar Appa saja yang menggantikannya. Appa lebih pintar daripada Hyunsukkie.”
Sepertinya, Taehyung sudah mulai tertular sifat Jennie dan keluarganya. Karena kini, pemuda itu mulai senang menggoda dan menjahili Hyunsuk. Contohnya ya seperti saat ini. Ia tahu bahwa anak sulungnya akan marah karena mendengar ledekannya, namun ia tetap mengatakannya pada Hyunsuk. Bagi Taehyung, Hyunsuk yang sedang marah terlihat begitu menggemaskan.
Hyunsuk kini menatap ayahnya dengan tampangnya yang dibuat segarang mungkin. “Appa jahat!” pekik bocah lelaki itu dengan suaranya yang terdengar melengking dan sepertinya mencapai delapan oktaf.
Taehyung meringis. Telinganya terasa berdengung mendengar teriakan anak sulungnya. Dan Seonho si bayi semakin giat menangis karena terkejut dengan teriakan kakaknya.
“Ya! Jangan berisik. Kasihan Hoho jadi menangis semakin kencang. Memangnya Hyunsukkie tidak kasihan dengan Hoho? Hyunsukkie tidak sayang dengan Hoho?” omel Taehyung pada anak sulungnya.
Bocah tengil itu memberanikan dirinya membalas tatapan ayahnya yang tiba-tiba saja bertingkah menyebalkan. “Hyunsukkie sayang Hoho. Hyunsukkie tidak sayang Appa,” celetuk bocah itu sekenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Spouse! (Taennie, Privated) ✓
ФанфикCerita ini dalam mode private. She wanted to adopt that baby, so she got married with a stranger.