10. French Kiss

35.6K 2.2K 752
                                    

a/n: Halooo! Siapa kangen Naja, Amora, Elio?

Jangan lupa vote, comment, and share. Happy reading as always. Tandai TYPO 💌❗️

⋆。 ゚☁︎。 ⋆。 ゚☾ ゚。 ⋆

Flashback
Mahira Consulting Psikolog,
Jakarta Selatan |

Lorong yang penuh dengan deretan tempat duduk itu hanya menyisakan satu pasien di hari Sabtu, pukul 5 sore. Amora tebak, bocah laki-laki pendek di sana adalah pengunjung terakhir. Mengingat jika waktu kerja Dr. Emely berakhir satu jam lagi.

Amora, gadis manis dengan rambut penuh dengan hiasan pita-pita merah itu mengambil tempat duduk di samping bocah laki-laki yang terus menunduk sambil memainkan ujung kukunya.

Menyembunyikan wajah mendung, tatap murung sekaligus gugup.

"Halo, adik kecil! Kamu sendirian di sini?" Amora menoleh ke kanan dan ke sini. "Mama kamu mana?"

"Kerja. Nanti aku dijemput jam 6."

"Ooh ... baru pertama kali ke sini, yaa?"

Satu anggukan.

"Tapi aku enggak gila, kamu jangan takut ya sama aku... " lirih si bocah laki-laki sambil mengangkat pandangannya pada Amora.

"Kata mommy aku, semua orang boleh curhat ke psikolog. Dateng ke tempat ini enggak nandain kalau mereka gila," jelas Amora sambil terus memakan kinder joy.

Tak heran jika gigi depan gadis itu ompong.

"Tenang aja ... Dr. Emely orangnya seru, kok! Kamu bisa cerita apa aja ke dia," celetuk Amora yang membuat lawan bicaranya menoleh dengan kedua mata berbinar

"Bener? Kamu tahu dari mana?"

"Dr. Emely itu temen baik aku. Dia enggak pernah anggep orang yang dateng ke dia gila. Apalagi kamu masih kecil."

"Kamu juga masih kecil," balas Elio dengan dahi mengernyit.

"Aku udah 10 tahun tau. Liat! Aku lebih tinggi dari kamu, kan?" balas Amora lalu tersenyum angkuh.

Cih! Padahal umur gadis itu satu tahun di bawah si bocah laki-laki. Namun ia tak berniat protes untuk menyenangkan hati Amora.

"Ini buat kamu." Tiba-tiba Amora memberikan satu bungkus coklat favoritnya kepada si bocah laki-laki.

"Emangnya di dalem boleh makan coklat?"

"Hmm ... kayaknya boleh. Tapi kalau kamu dimarahin, bilang aja ke Dr. Emely disuruh Amora."

Tanpa sadar si bocah laki-laki dibuat tersenyum.

"Amora? Nama kamu?"

Gadis bermata monolid itu mengangguk lalu mengulurkan sebelah tangannya. "Abby Rachel Amora. Udah naik kelas 4 SD di Penabur. Oh, ya! Aku jago balet, lho!"

"Kalau nama kamu siapa?" tanya Amora setelah memperkenalkan dirinya dengan antusias.

"El."

Drunk Text (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang