19. One Fine Day

24K 1.8K 1.1K
                                    

TW | Adult language, kiss contact, and cheating plot.

a/n: Jujur aja, part kemarin commentnya banyak "anjing-anjing" an. Tidak ramah kalian ⭐️ 1. Tapi gapapa, lanjutkan ... part ini soalnya lebih parah HAHAHA *tertawa jahat 🧏🏻

Happy reading.

⋆。 ゚☁︎。 ⋆。 ゚☾ ゚。 ⋆

"Naja udah nungguin lo. Enggak jadi pergi?" Manik mata Elio kemudian mengunci milik Amora. "Atau lo mau stay di sini?"

Amora berdecih.

"Buat apa?"

Elio menghedikkan bahu. "I know we both think the same thing," racaunya.

"Talk with my middle finger, jerk!" Amora sambil mengangkat jari tengahnya kepada Elio. "My man is waiting for me."

Di lain sisi, Elio menatap tak peduli pada kepergian Amora dari kamarnya. Namun, langkah kaki gadis itu terhenti di ambang pintu lantaran Dilbara tiba-tiba datang dengan wajah panik dan ketakutan.

"Kita harus ke rumah sakit sekarang juga!"

"What's wrong?"

"Daddy kalian kecelakaan," lirih Dilbara menahan tangisnya.

Detik itu juga, dunia milik Amora dan Elio seakan menggelap total.

⋆。 ゚☁︎。 ⋆。 ゚☾ ゚。 ⋆

Ting!

Pintu lift terbuka lebar.

Lorong dengan sergapan aroma obat-obatan yang khas itu adalah bagian terburuk. Amora benci mendapati dirinya berakhir dengan dada sesak―penuh kecemasan dan perasaan tak tenang ketika melewatinya bersama Elio dan Dilbara.

Di sisi lain, sepasang netra gelap Elio mengedar dengan acak, berharap menemukan satu objek yang ia cari di sepanjang lorong. Sampai sebuah seruan tiba-tiba menginterupsi.

"El!"

Tak hanya Elio. Dilbara dan Amora pun menoleh begitu mendengar suara fimiliar tersebut.

Sekon selanjutnya, mereka bertiga bernafas dengan berat kala melihat Benyamin keluar dari ruang pemeriksaan bersama Travis―salah satu supir pribadi keluarga mereka yang terlihat terluka di bagian kepala.

"Gosh! Dad, you okay?"

"Daddy ada yang luka?"

"Mas, gimana keadaan kamu?"

Di lain sisi kekhawatiran mereka, Benyamin justru tertawa melihat penampilan random istri dan anak-anaknya.

Well ... Dilbara dengan apron dapur, Elio mengenakan celana kolor, dan Amora seperti ingin mengikuti fashion show di lorong rumah sakit.

"Daddy baik-baik aja." Pria itu menjatuhkan tatapannya kepada istrinya, Dilbara. "Enggak ada yang luka sama sekali, sayang. Justru Travis yang punya luka cukup parah."

Di tengah penjelasan Benyamin mengenai kronologi kecelakaan kecil yang dialaminya, Amora mendapatkan balasan pesan dari seseorang.

Drunk Text (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang