13. Bro Before Hoe

25.7K 2.1K 714
                                    

a/n: Dor! Aku update lagiii ... siapa seneng? 😍

Jangan lupa vote, comment, and share. Happy reading as always. Tandai TYPO 💌❗️

⋆。 ゚☁︎。 ⋆。 ゚☾ ゚。 ⋆

"Move on, Amora! He's not yours anymore. Don't hurt yourself."

Memori akan kalimat itu kembali memukul kepala Amora dengan sangat keras. Satu minggu, pasca Naja berakhir di apartemennya setelah mereka kehujanan sore itu.

Amora benci mengakui. Namun pada kenyataannya, perkataan Naja sanggup membayangi gadis itu setiap malamnya, hingga ia berakhir terjaga.

Pagi ini, ketika memasuki gerbang sekolah Amora melihat Naja datang dengan papan skatenya. Cowok bermata hazel itu membawa buku tebal di tangan kiri dan headphone putih yang melingkari lehernya.

"Gosh! He's a nerd, but his lip service so good damn," bisik Amora tanpa sadar memperhatikan cowok cadangannya itu lebih dari 7 sekon.

Begitu keluar dari mobil, Amora sengaja memacu langkah dengan jarak 2 meter di belakang Naja.

Dengan senyum manis dalam balutan keramahan―figur tampan tersebut begitu menarik perhatian. Terbukti dengan tatap dan bisikan dari adik kelas perempuan yang langsung menoleh begitu Naja melewati mereka. Well, pasti sulit untuk tidak melakukannya.

Seraya mengangkat dagu dan melipat kedua tangan di depan dada, Amora mengekor dengan langkah lambat dalam balutan keangkuhan. Ballerina itu sengaja memberi jarak dari Naja, agar cowok itu tak menyadari kehadirannya.

Amora tak mengalihkan satu sekon pun pandang dari punggung Naja, sampai...

"Hai, kak Naja!"

"Morning Naja!"

"Iih ... kak Naja lewat! Duh! Keren banget. Stt ... pas lewat depan gue fotoin, ya?"

Amora tentu tidak berniat menguping, tetapi suara dari gerombolan gadis di antara kerumunan itu terlalu lantang. Ah, sial! Tidak seharusnya Naja membalas fanatisme murahan itu dengan senyuman ramah.

"Caper!" desis Amora dengan tatap tak suka yang ketara kepada para gadis yang sibuk mengagumi cowok cadangannya.

Beralih ke sisi lapangan. Di mana Yanuar dan Karel―anggota tim basket sekolah, yang kini memanggil nama Naja untuk bergabung bermain basket bersama mereka.

Sircle Naja banyak juga ternyata.

Selama ini Amora selalu berpikir jika Naja hanya berteman dengan Elio dan Sangkara. Entah lantaran cowok itu memang tidak terlalu menonjol atau sebelumnya Amora tak memberi atensi khusus ke skateboy satu itu?

Dan bertepatan dengan langkah Naja yang kini berjalan menuju ke lapangan terbuka, Amora sengaja memanggil nama cowok itu.

"Naja!"

Naja menoleh dan langsung tersenyum ketika melihat Amora. "Baru dateng juga?"

"Iya." Tatapan Amora kemudian berotasi ke arah lapangan begitu panggilan Yanuar dan Karel terdengar. "Mau main basket?"

Drunk Text (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang