26. Red Hoodie

21K 1.7K 657
                                    

a/n: Jangan lupa vote, comment, and share. Happy reading as always. Tandai TYPO, kidz 💌❗️

⋆。 ゚☁︎。 ⋆。 ゚☾ ゚。 ⋆

Jalan Braga Nomor 81
07: 23 WIB

"Bubur ayam dua porsi komplit, satunya enggak pakai daun bawang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bubur ayam dua porsi komplit, satunya enggak pakai daun bawang. Sama hot tea satu."

"Maksud mbaknya teh anget, Kang." Naja menerjemahkan pengucapan Amora.

Si akang penjualan bubur pun mengangguk paham. "Siap a', ditunggu pesanannya."

Naja dan Amora duduk bersisian di bangku panjang yang masih kosong. Bukan bersisian lagi, sih ... lebih tepatnya berdempetan. Amora benar-benar tak melewatkan kesempatan emas untuk berdekatan dengan Naja. Terbukti dengan pergerakan gadis itu yang tak membiarkan Naja menjauh, barang 1 cm dari dirinya.

Di lain sisi, Naja lagi-lagi harus bergeser ke kiri ketika kulit kakinya bersentuhan dengan celana tidur yang Amora kenakan. Dan ketika ia menjauh, Amora akan ikut bergeser. Begitu terus, sampai Naja berada di ujung bangku.

Diam-diam Amora menahan senyuman. Ia pikir Naja tidak mungkin bergeser lagi, kan? Jika cowok itu tak ingin jatuh. Namun Naja justru berpindah tempat duduk di depan Amora. Membuat posisi mereka berhadapan dan tak lagi bisa bersentuhan.

"Kenapa kamu pindah?" protes Amora detik itu juga.

"Risih sama lo."

Amora menganga tak percaya. "Dulu aja sering minta peluk cium―"

"Kalau lo banyak omong gue pulang."

Shit...

Naja benar-benar tahu cara membuat Amora menutup mulut walau cuma sebentar, lantaran gadis itu kembali bersuara setelah teh hangatnya datang. Omong-omong, alasan Naja tak pesan minuman karena cowok itu sedang mengurangi gula dan lebih suka minum air putih.

"Kamu sering ke sini?" tanya Amora kepada Naja yang sejak tadi mencuekannya dengan ponsel.

"Hm."

"Hm itu apa? Iya atau enggak?"

"Iya."

"Kalau makan di sini kamu sendirian aja?"

"Enggak."

"Ooh ... biasanya sama siapa? Temen, ya?" balas Amora antusias menunggu Naja menceritakan teman-teman kampusnya.

Hftt ... sayangnya respon dingin dan tak acuh cowok itu tak sesuai dengan ekspektasi Amora. Naja tak lebih banyak menghiraukan pertanyaan Amora dan hanya fokus pada ponsel.

Tak selang lama pesanan mereka datang. Bubur yang tak pakai daun bawang itu Amora pesankan untuk Naja, soalnya dulu kalau mereka jogging pagi dan makan bubur bersama di Jakarta, Naja selalu pesan tanpa daun bawang.

Drunk Text (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang