prolog

59.7K 2.2K 232
                                    

Begin

2017

Jennie tidak pernah mendapat kasih sayang. Kedua orang tuanya terlalu sibuk bekerja siang dan malam. Dia menjadi depresi di usia dini. Kenapa aku dilahirkan jika mereka tidak mengurusku? Kenapa mereka tidak perduli padaku? Pertanyaan yang terus muncul di kepalanya. Seperti melodi yang berputar putar di telinganya. Rasanya ia sudah muak dengan kehidupan mewah namun tidak pernah mendapat hangatnya kasih sayang.

Rasa kesepian yang amat mendalam semakin membuatnya terpuruk dan jatuh dalam lubang hitam dunia. Ia haus akan segala hal berbau penyiksaan dan penderitaan orang lain. Cara meluapkan kesepiannya sungguh mengejutkan.

Malam sunyi, hanya ada suara jangkrik bersautan. Jennie keluar rumah dengan jaket hoodie dan celana pendek. Hujan deras turut menjadi saksi bisu malam itu. Petrichor, aroma tanah setelah hujan menyeruak terbawa angin. ia menghirup nafas dalam dalam menikmati bau menenangkan itu. Jennie menggunakan payung dan memasukan salah satu tangannya ke dalam saku. Ia berjalan santai menyusuri jalanan becek. Sialnya anak itu bertemu jennie.

"Kak! Kak! Tolong aku kak." Kata anak kecil itu seperti kesusahan mencari jalan pulang.

"Uhm?" Jennie memiringkan kepalanya ke arah anak kecil itu. Matanya melotot sambil tersenyum lebar.

"Kk..kak? Aku gak tahu arah jalan pulang. Kenapa kakak menakutkan." Kata anak laki laki itu terbata bata.

Ia berjalan mundur. Ia bingung apakah dia hantu atau manusia. Tanpa sengaja badannya terjungkal dan terjatuh ke aspal. Jennie masih berdiri disana tanpa bergerak. Ia tersenyum lebar ke arah anak kecil itu.

"Aku akan menolongmu." Kata jennie.

Ajak Jennie yang langsung menarik kerah baju anak itu dan menyeretnya. Ia berjalan santai ke arah perempatan jalan komplek perumahannya. Anak itu terseret ketakutan.

"Kak! Lepaskan lepas kak lepas." Kata anak itu meronta.

"Ahh.. katanya kamu ingin di tolong?" Tanya jennie.

"Tapi kenapa kamu seperti ini kak. Kamu membuatku takut." Kata anak itu.

Jennie terdiam. Ia melepaskan tangannya dari anak itu dan mengeluarkan sesuatu. Pisau tajam tampak berkilau tersorot lampu jalanan. Anak itu mulai berjalan mundur. Jennie mencekik leher anak laki laki di depannya. Dengan muka takut..

"Ughh.. hentikan! Hentikan kak!" Kata anak itu kesakitan.

Tampak sesosok gadis kecil berlari ke arah jennie. Jennie tidak memperdulikannya. Ia menusuk tubuh anak itu dengan brutal. Darah mengalir deras dari perut anak itu. Gadis kecil itu hanya terdiam berdiri di samping jennie. Wajah dan kaki jennie penuh darah, begitupun kaki gadis kecil itu.

Darah anak itu bercampur dengan air hujan. Si Gadis kecil menarik tangan jennie mengajaknya pulang. Jennie berdiri dan meninggalkan anak malang dengan 17 luka tusukan di badannya. Keesokan harinya semua terkejut dengan penemuan anak kecil.

Ini adalah kasus pembunuhan yang rumit. Tidak ada bekas sidik jari atau apapun yang bisa dijadikan petunjuk. Semua telah hilang oleh derasnya air hujan. Anak itu mati karena kehilangan banyak darah. Keluarganya sangat terpukul. Ia baru 12 tahun tapi harus meninggal dengan cara mengenaskan.

Jennie tanpa rasa bersalah ingin membunuh orang lagi. Perasaan bahagia mendengar jeritan dan tangisan membuatnya kecanduan membunuh.

Kalian tau kenapa anak kecil? Karena mereka masih polos dan rapuh. Mereka adalah makhluk yang paling gampang dipengaruhi. Karena jadi apa mereka nantinya adalah tergantung pada apa yang mereka terima dimasa kecilnya-

4 tahun kemudian

Hari ini adalah hari pertama masuk ajaran sekolah. Jennie sudah kelas 2 SMA. Sudah empat tahun berlalu sejak kejadian itu.

Bersambung...

PSIKOPAT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang