#PART 13

5.2K 276 23
                                    

.
.
.
.
.

"Sangat jelas aku rasakan bagaimana ayahku sendiri ingin membunuhku."- jisoo.

Jisoo pov

"Kau begitu ceroboh." Kata yeshua padaku. Suara itu membuyarkan pikiranku.

"Mian." Kataku dengan menunduk.

"Kau tidak boleh terluka lagi." Kata yeshua.

"Nee oppa." Jawabku.

"Aku tidak bisa lama lama, aku kembali ke gereja. Aku akan selalu mendoakanmu." Kata yeshua.

"Tentu oppa." Jawabku dengan sedikit senyum.

Yeshua pergi. Lisa jennie dan rose seperti biasa selalu mengejeku dengan nakal.

"Eonnie. Hmm.." kata jennie dengan senyum menyeringai.

"Stop. Gw lagi gak mau bercanda." Kataku dengan ketus.

"Umm.. eonnie jisoo, dia terus bermimpi buruk dari kemarin." Kata lisa.

"Mwo? Lo mimpi ayah lo lagi? Ah mian." Kata jennie dengan menunduk.

"Gak papa, gw gak marah." Kataku mengelus kepala jennie.

"Kajja kita semua harus sembuh dan gak boleh sedih sedih lagi." Kata rose.

"Kajja." Kataku dengan bersemangat.

Joy kembali menjenguku. Ia tampak bingung dan lemah. Mungkin karena kaget atau apalah itu aku tidak tahu. Tapi sikapnya berubah 180 derajat sejak malam itu. Entah kenapa aku menjadi bingung.

"Eonnie.. lo gak papa?" Tanya joy padaku. Semua anak (lisa jennie rose) memandangiku.

"Nee gw gak papa." Balasku.

Dia duduk diam didepanku. Aku pun disuruh istirahat. Namun joy masih didepanku dengan muka sedihnya. Ia tidak mau pergi dariku. Teman temannya pun tidak ada yang menemaninya. Itu membuat frustasi kami. Lucu sekali tingkahnya namun aku tidak bisa berbuat apa apa.

"Lo knp? Gak sama temen lu?" Kataku.

"Gw pingin minta maaf lagi sama lo." Katanya sambil menunduk.

"Gak papa udahlah. Lagi pula gw psikopat. Luka segini mah kecil." Kataku mencoba menghiburnya.

Jennie mendekati joy dan bertanya.

"Bagaimana keadaan seulgi?" Tanya jennie.

"Ah dia udah sembuh tapi tubuhnya rapuh karena obat itu." Jawab joy.

"Sudah kuduga. Oppa suga psikopat bukan main main." Kata jennie.

"Tapi itu keren dapat membuat orang menghentikan jantung dalam 15 menit." Kata joy.

"Iya emg keren si sugus itu." Kata lisa.

Author pov

Tiba tiba suga datang dengan bersimbah darah. Bruak!! Tubuhnya terhuyung ke lantai setelah membuka pintu jisoo.

"Mwo? Suga oppa? Waeyo?" Kata jennie yang menggunakan kursi roda sangat kaget.

"Sialan. Ngagetin aja bangsat" Kata rose.

"Kenapa lo?" Tanya jisoo tak kalah kaget.

"Ughh.." kata suga masih kesakitan.

"Siapa yang membuat lo kek gini?" Kata rose.

"A.. aku." Kata suga dengan lemah.

"Oppaa." Kata jennie.

"Aku.........mm... cuma bercanda." Kata suga.

Semua terdiam. Suasana hening tak karuan.

Krik krik krik

"Mati ae sana." Kata jennie.

"Yee sapa yg nolong lu lagi klo bukan gw?" Kata suga nyengir.

"Lah bangsat gw kira beneran." Kata lisa.

"Kesini lo." Rose langsung berlari kearah suga dengan menggenggam pisau.

"Yayaya.. lo udah gila? Itu pisau." Kata suga.

"Yang bilang kayu siapa?" Kata rose.

"Ampun sumpah ampun." Kata suga.

"Mainan gituan buat apa elah bikin spot jantung ae." Kata jisoo.

"Berarti jantung lu normal klo gt." Kata suga.

"Nih normal nih." Kata rose sambil mengarahkan pisau ke suga.

"Hey. Jennie hentikan mereka." Kata suga sok dramatis.

"Bodo. Gatau. Gw lagi duduk." Kata jennie.

"Lah bangsul." Kata suga.

Joy nampak tersenyum pada situasi ini.

"Hentikan kalian. Nanti suster kesini." Kata jisoo.

"Iya iya maap." Kata rose.

"Huh.. untung ada jisoo." Kata suga.

"Mandi sono. Lu abis ngapain bersimbah darah gitu?" Kata jennie.

"Bunuh orang." Kata suga.

"Udah lu beresin mayatnya? Katanya gamau bunuh orang lagi?" Tanya jennie.

"Kelepasan. Abis orgnya ngeselin si." Kata suga.

"Yauda sono mandi. Ganti baju." Kata jennie.

"Iya bawel. Btw bukannya ni anak yg nyelakain lu?" Tanya suga pada jisoo.

"Hooh. Dia njenguk gw." Kata jisoo.

"Obat lo yang buat temen gw sakit tau gak." Kata joy.

"Ah.. mian gw gak akan gunain lagi." kata suga.

Suga pun pergi ke kamar mandi RS dan mandi. Jennie lisa rose jisoo dan joy berbincang bincang. Joy mengutarakan keinginannya untuk tidak lagi menjadi psikopat.

Bersambung...

PSIKOPAT GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang