.
.
.
.
.
.
.
.
.Jisoo pov
Aku terbaring di rumah sakit lagi, seperti waktu itu. Kulihat dokter mulai membersihkan lukaku, menancapkan jarum infus pada tangan lemahku. Mataku mulai tak karuan, tidak bisa melihat dengan jelas wajah lisa didepanku. Aku pingsan.. iya.. berkat obat penenang yang dokter berikan, aku bisa tidur terlelap.
Saat tidur itulah, kenangan masa kecilku terulang menjadi sebuah mimpi buruk. Didalam mimpiku, aku melihat ayah memegang pisau dapur dan dengan brutalnya menyerang seseorang dibalik meja. Aku langsung ambruk, mataku melotot tajam, tidak percaya akan apa yang aku lihat. Ayah sangat sadis. Ayah melihatku dengan mata terbelalak, ia tidak menyangka aku ada disana. Ayah berjalan mendekatiku, aku mulai menyeret tubuh lemasku ke arah pintu. Dengan tangan berlumuran darah, ayah memukulku sekeras kerasnya.
Usiaku baru 10 tahun saat itu, namun ayah tidak perduli, pukulan keras itu membuatku terpental, kepalaku menghantam lemari di samping pintu. Ku lihat ibuku merangkak dari meja dapur. Dengan berlumuran darah ia menyuruhku segera pergi. Wajah yang begitu cantik berubah menjadi lautan darah dengan luka sayatan dimana mana.
Mataku mulai kabur dan tidak bisa melihat apapun. Namun ayah menginjak injak tubuhku dengan kaki besarnya berharap aku akan mati. KRRRKKK!! Bunyi tulangku satu persatu patah olehnya. Ibuku menangis histeris, namun ia tidak bisa menolong karena keadaannya jauh lebih parah dariku.
"Cukup hentikan!! Jebal." Aku mendengar rintihan ibu yang memohon pada ayahku. Namun ayah tetap diam tak menjawab, ia mengangkatku keatas. "Kurasa sudah cukup untuk membuatmu mati." Katanya dengan melihat tubuhku yang hancur. Aku tidak bisa berbuat apapun, rasanya sangat sakit. Hingga aku tidak bisa lagi merasakan tubuhku.
Ayah melepaskanku dari cengkramannya membuatku terjatuh ke lantai. Aku sudah tak berdaya lagi. Aku melihat kaki ayah berjalan menjauhiku. Sekitar 10 menit berlalu namun aku tidak bergeming. Ibu merangkak mendekatiku.. aku tidak bisa begitu jelas melihatnya.
Seketika aku terbangun dengan wajah pucat dan berkeringat. Mimpi itu begitu nyata. Lisa sangat kaget melihatku berkeringat seperti itu. "Ya! Lo kenapa? Kenapa? Apa lo mimpi buruk? Eonnie!" Kata lisa khawatir.
"Hah.. hah.. hah.." nafasku terengah engah, mataku menatap kearah langit langit rumah sakit.
"Jisoo unnie! Lo gak papa kan?" Kata lisa dengan memegang kepalaku. Ia langsung memanggil dokter. Dengan sigap dokter mengobatiku.
"Dia tidak apa apa, hanya saja demamnya bertambah." Kata dokter pada lisa.
"Baik dok, tolong rawat jisoo unnie dengan baik." Kata lisa.
Mimpi itu adalah potongan masalaluku. Ibuku sudah meninggal karena kejadian itu. Tanganku sampai sekarang belum normal karena patah tulang itu. Tetangga kami yang menyelamatkan, sekitar 15 menit setelah kejadian. Aku di angkat dan dibawa ke dalam mobil ambulans. Setelah dimasukan kesana aku sudah tidak sadarkan diri.
Kata yeshua, ibu meninggal setelah sampai di rumah sakit dengan 43 luka sayatan. Ayahku dilaporkan ke polisi, namun seminggu status buronnya, ia ditemukan tidak bernyawa di rumah kos. Aku diasuh keluarga yeshua yang merupakan keluarga pendeta sampai sekarang, yeshua adalah teman terbaik yang aku punya, dia laki laki yang bertanggung jawab dan 3 tahun lebih tua dariku. Sekarang ia bisa menjadi pendeta dan mengurus gereja keluarganya.
Author pov
Jisoo masih terbujur lemah dirumah sakit, jennie dan rose menjenguknya. Karena jennie masih dalam perawatan ia duduk diatas kursi roda. Jennie menyapa lisa yang sedang duduk di sofa ruangan.
"Hey! Gimana keadaan unnie?" Tanya jennie pada lisa.
"Sstttt.. dia masih istirahat, dia mimpi ayahnya lagi." Kata lisa sambil membaca buku.
"Kasihan eonnie!" Kata rose sambil duduk disebelah jisoo.
Tidak lama kemudian ada seorang laki laki dengan baju serba hitam membawa kalung salib. Laki laki itu masuk ke dalam ruangan jisoo. Lisa dan yang lain begitu terkejut melihat laki laki itu.
"Ini ruangan kim jisoo?" Tanya laki laki itu.
"Nee." Jawab lisa.
Laki laki itu langsung masuk, rose pun berpindah ke sofa dengan lisa dan jennie. Jisoo terbangun mendengar suara laki laki itu. "YESHUA." panggil jisoo yang kaget melihatnya disini.
"Kau tidak apa apa jisoo?" Tanya yeshua.
"Nee, ini kayak kejadian waktu itu ya kan." Kata jisoo meminta pembenaran.
"Kenapa bisa seperti itu? Kau sangat ceroboh." Kata yeshua.
"Sstt sstt.. eonnie, itu siapa?" Tanya rose sambil menggoda eonnienya.
"Oh iya, ini adalah yeshua, kim yeshua.. yang gw ceritain dulu." Kata jisoo memperkenalkan.
"Oh oppa yeshua.. sekarang lu jadi pendeta? Wah jisoo selalu cerita tentangmu." Kata lisa.
"Nee annyeong." Kata yeshua sambil menundukan badannya.
Bersambung...
^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOPAT GIRL
FanfictionKalian menganggap psikopat itu jahat? gila? suka akan darah dan penderitaan orang lain? salah... dibalik ke kejaman psikopat ada sesuatu yang tersembunyi, sebuah perasaan yang lama terpendam namun akhirnya meledak...