4

6K 558 36
                                    

Moodboster
.
.
Taehyung kesal. Kesal. Kesal. Kesaaaaaallllll sekali. Rasanya dia ingin memukul, menjitak, memaki, me-me apapun lah itu. Tapi sayangnya dia tak bisa melakukan semua itu. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengomel, menggerutu dan diam.

Dia jengkel, teman-temannya benar-benar tak pengertian. Bagaimana bisa mereka seenaknya menyalin tugasnya kemudian lupa membawa tugas itu ke kampus. Alhasil saat Taehyung mengumpulkan tugasnya, dosennya malah memintanya membuat ulang karena sudah banyak yang memakai tema itu.

Kan menyebalkan!

Belum lagi mendadak di rumahnya saudara-saudaranya datang. Entah ada apa. Taehyung tak tau dan tak mau tau. Yang dia tau ketenangannya terganggu.

Padahal minggu-minggu ini Taehyung sedang ditempa banyak musibah (re:tugas) yang mengharuskannya bertapa dalam keheningan dan ketenangan di rumah dan kamarnya.

Tapi ini malah mereka datang dan memporak-porandakan kamar kesayangannya. Sepupu-sepupu yang masih kecil, keponakan-keponakan yang masih kecil, semua berkumpul di rumahnya. Bisa dibayangkan kan betapa hancurnya kamar Taehyung.

Dan hari ini Taehyung sedang tidak mood kemana-mana. Tidak mood makan. Tidak mood bicara. Tidak mood mengganggu temannya. Tidak mood ke kelas -oke ini jangan ditiru-. Tidak mood pulang ke rumah. Dan tidak mood melakukan banyak hal lain.

Dia hanya ingin berdiam diri. Sudah. Titik.

"Ya! Kau kenapa?" sahabat sehidup sematinya yang bantet -ampun Chim- itu sudah menanyakan hal ini selama tiga puluh kali sejak Taehyung keluar kelas.

Taehyung memandang Jimin dengan datar. Kemudian melakukan gerakan-gerakan aneh. Well, sebenarnya itu adalah bahasa isyarat yang biasa digunakan oleh orang bisu atau tuli.

Sekarang giliran Jimin yang memandang Taehyung datar. Bisa-bisanya anak itu memakai bahasa isyarat yang bahkan jika diucapkan hanya memerlukan sepersekian menit.

'Aku tidak apa-apa' Taehyung hanya perlu menjawab begitu dan masalah selesai karena Jimin akan membiarkan Taehyung berkutat dengan dirinya sebelum kemudian menghibur namja manis itu.

Itu sudah kebiasaan. Dan Jimin hafal benar jika Taehyung seperti ini, dalam kondisi mood yang buruk maksudnya, Jimin hanya perlu menemani namja manis itu selama lima belas menit, mendengar semua ocehan dan gerutuannya selama sepuluh menit dan kemudian mengajak Taehyung pergi ke tempat favorit namja asal Daegu itu, kedai es krim. Hanya itu saja.

Tapi sepertinya ini lebih dari biasa. Jika Taehyung sampai mengeluarkan bahasa isyarat yang sangat dikuasainya itu tandanya mood Taehyung jatuh di titik terendah. Dan akan sulit sekali membujuk si manis jembatan Ancol itu.

"Kau sudah diam disini sejak tigapuluh menit yang lalu. Masih belum mau bicara?" bujuk Jimin.

'Tidak' menggunakan bahasa isyarat lagi.

Ingatkan Jimin kalau dia menyayangi makhluk manis ini. Ingatkan juga kalau Taehyung adalah informan dan jembatannya merebut hati kakak tiri Taehyung, Min Yoongi.

Ah! Jimin punya ide. Dia punya ide untuk membuat mood Taehyung kembali baik kemudian dia bisa berkencan dengan Yoongi tercintanya.

Jimin segera memakai ponselnya. "Yo! Jungkook-ah, kelasmu sudah selesai? Aahh bagus. Taehyung mencarimu"

Untung saja Taehyung sedang melamun dan tidak mendengarkan Jimin. Jika saja Taehyung dengar, maka dijamin telinga Jimin akan berdengung karena jeritan berlebihan sahabatnya.

"Tae, setelah ini aku harus kencan dengan Yoongi. Jadi kau baik-baik lah dengannya" ucapan Jimin membuat Taehyung mengerutkan keningnya.

"Yo! Hyung!" belum sempat Taehyung bertanya, sebuah suara yang amat sangat Taehyung kenal terdengar tepat di sampingnya.

Nano-nano KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang