7

4.3K 492 16
                                    

Cokelat
.
.
Jungkook bingung. Pacarnya sejak semalam mendiamkannya. Di telepon, diangkat tapi dia hanya diam. Di chat, dibalas tapi super duper singkat.

Inginnya datang ke rumah. Tapi, hey, ini sudah pukul 12 malam. Bisa diusir Jungkook oleh calon mertuanya jika nekad bertamu tengah malam.

Tapi pacarnya marah padanya. Jungkook tak tau apa salahnya, jadi dia semakin tak tenang.

Pacar seksinya marah itu sama saja bencana.

Akhirnya Jungkook memutuskan untuk pergi ke rumah pacarnya. Mengabaikan waktu dan ancaman omelan orang tua juga calon mertuanya.

'Yang penting Taehyung tidak marah lagi'
.
.
Jarak rumah Jungkook dan Taehyung pacarnya itu cukup jauh. Setidaknya perlu waktu 20 menit menggunakan mobil. Namun Jungkook memangkas setengah dari waktu seharusnya.

Mantan pembalap, maklumin.

Kamar Taehyung itu di lantai dua. Jadi Jungkook harus memanjat pagar rumah Taehyung kemudian merambat menaiki pohon dan melompat menuju balkon kamar Taehyung. Luar biasa perjuangan Jungkook malam ini.

"Uwaa!!"

Taehyung yang masih duduk menghadap balkon kamarnya reflek berjengit kaget dan berteriak saat tiba-tiba ada orang berpakaian hitam melompat ke balkonnya. Matanya melotot dengan wajah blank menggemaskan.

Tok! Tok!

Taehyung barulah sadar saat melihat pacarnya yang mengetuk jendela kamarnya dengan raut memelas yang sungguh ingin Taehyung tendang. Wajah blank terkejutnya berganti wajah datar penuh kejengkelan.

Namun walau jengkel setengah mati dengan pacarnya, Taehyung tetap membuka jendelanya. Membiarkan pacarnya masuk. Di luar sedang dingin. Taehyung kan masih sayang pacarnya jadi dia tak mau membuat Jungkook kedinginan.

Begitu masuk, menutup jendela beserta mengunci dan menutup tirainya, Jungkook langsung memeluk Taehyung dengan erat sampai mereka terguling diranjang.

Jungkook menciumi pipi gembul pacarnya yang sangaaatttttt dia rindukan. Sungguh tersiksa sekali saat Taehyung menghindarinya, mendiaminya, mengabaikannya, dan apapun lah itu. Padahal Taehyung biasanya cerewet.

"Kau kenapa mendiamiku seharian ini baby? Tidak mau bertemu, tidak mau bicara, membalas pesan pun singkat sekali, sekarang aku disini kau masih tidak mau melihatku" ucap Jungkook lembut.

Dia mengeratkan pelukannya pada Taehyung. Matanya memandang penuh puja pada pacarnya yang masih enggan menoleh menatapnya.

Jungkook tau jika Taehyung tak sepenuhnya marah padanya. Namja manisnya itu hanya...jengkel mungkin. Karena jika Taehyung marah, dia akan langsung mengusirnya. Memblock sosial medianya. Mematikan ponselnya.

"Hey" Jungkook semakin mendekatkan dirinya.

Taehyung menghela nafas kemudian mengubah posisinya menghadap Jungkook yang mulai tersenyum tampan.

Duhhhh eommaaaa. Taehyung lemah melihat senyum tampan pacarnya itu.

"Cokelat"

"Hum?" Jungkook mengernyit bingung. Cokelat? Apa maksudnya?

"Aku mau cokelat buatanmu. Tapi kau tak pernah mengabulkannya. Lalu Mingyu bilang kau memberikan cokelat buatan sendiri pada Yoongi hyung. Kau jahat sekali tau tidak" akhirnya Taehyung mengeluarkan kekesalannya.

Jungkook tertawa kecil, dalam hati ingin membom Mingyu yang seenaknya saja mengadu yang tidak-tidak pada pacarnya. Ingatkan Jungkook untuk bilang pada Wonwoo agar menghukum Mingyu.

"Itu cokelat buatan Jimin. Dia menitipkannya padaku untuk diberikan pada Yoongi hyung. Kau tau sendiri sahabatmu itu tidak berani mendekati Yoongi hyung"

"Jadi itu bukan buatanmu?"

"Bukan"

"Jadi kau tak pernah membuatkan cokelat untuk siapapun?"

"Iyaa. Aku sedang belajar membuat cokelat yang enak untukmu"

Taehyung tersenyum, "Bukankah kau sudah pandai memasak?"

"Memang. Tapi entah kenapa berpikir aku akan memasak untukmu membuatku jadi gugup dan melupakan kemampuan memasakku"

Kini Taehyung tertawa, "Apa itu buruk?"

"Tidak juga. Seokjin hyung dan Wonwoo hyung sudah menceramahiku tentang kau yang akan sangat menyukai masakanku, kau yang akan semakin mencintaiku, dan banyak lagi" Jungkook melarikan tangannya mengusap pipi Taehyung dengan lembut. "Jadi aku semakin semangat saat berpikir untuk memasak sesuatu untukmu"

Taehyung mengambil tangan Jungkook kemudian menciuminya, "Seokjin hyung dan Wonwoo hyung benar. Teruslah berpikir begitu. Aku suka apapun yang kau lakukan untukku"

"Apapun?" ulang Jungkook.

"Apapun" tegas Taehyung. "Tapi tidak untuk hal-hal mesum yang ada di pikiranmu" lanjutnya cepat saat melihat senyum lebar Jungkook yang mencurigakan.

Jungkook tertawa mendengar ucapan pacarnya. Taehyung mengomel seperti itu dengan wajah merona yang luar biasa manis. Jungkook gemas jadinya.

Taehyung semakin cemberut saat melihat Jungkook masih saja tertawa tanpa berniat berhenti. Dia sebal.

"Pulang sana! Aku mengantuk" rajuk Taehyung.

"Eiy, pacarku ngambek" goda Jungkook. "Aku ka merindukanmu. Siapa suruh mengabaikanku seharian"

"Buatkan cokelat" rengek Taehyung.

"Kau mau kubuatkan cokelat sekarang?"

"Tidak sekarang~"

"Lalu?"

"Besok saja. Ini sudah tengah malam"

"Jadi?"

"Ayo tidur~"

"Kau mengajakku tidur bersama?"

"Jungkoooookkkk~~"

Setelahnya mereka tertawa dengan Taehyung yang sibuk mencubiti lengan, perut, dan dada Jungkook. Beruntung rumahnya sedang kosong.
.
.
END

Nano-nano KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang