Nona Sanna

1K 124 9
                                    

Nona Sanna

Special collaboration with fireflees

WARNING!
GS!Taehyung
.

Happy Reading
.

Eropa, 1639.

Tahun-tahun penuh polemik dan permasalahan. Perang berkecamuk dimana-mana.  Perancis, Swiss, Denmark dan berbagai negara lain tak luput dari peristiwa kelam yang menewaskan banyak orang. Jelas tahun-tahun ini bukanlah tahun-tahun damai dalam sejarah daratan berjuluk benua biru tersebut.

Pun dengan Italia. Memang tidak ada perang seperti negara lain disini. Tapi bukan berarti Italia tak dirundung duka.

Sebuah mansion mewah di sebuah kota kecil bernama Venetto dipenuhi orang-orang berpakaian orang-orang berpakaian serba hitam. Kereta-kereta kuda pun tampak berjejer rapi di halaman mansion.

Hari itu salah satu mansion keluarga Enrico tengah dirundung duka. Belum kering air mata penghuninya setelah ditinggal nyonya besar, kini mereka harus kembali merasakan duka lantaran sang kepala keluarga, Tuan Enrico meninggal.

Penyebabnya sama, Black Death. Sebuah wabah penyakit kulit yang entah dari mana datangnya, tanpa peringatan menyerang masyarakat tanpa pandang bulu. baik yang tinggal di kota besar maupun pedesaan, baik orang tua maupun anak-anak, kaum bangsawan maupun rakyat jelata.

Tak hanya Italia, Black Death juga menyebar ke seluruh daratan Eropa, cekungan mediterania, hingga sebagian kecil wilayah Afrika. Praktis Black Death semakin mengurangi populasi masyarakat Eropa. Tak kurang dari enam ratus lima puluh masyarakat Eropa meregang nyawa karena ini.

Seorang pemuda berdiri di depan jendela, matanya menerawang menatap jejeran tanaman di kebun yang biasa dirawat ibunya.

"Tuan muda, Anda tidak ingin menyapa kolega Tuan Besar?" seorang pengawal kepercayaan bertanya sopan kepada sang tuan muda.

"Tidak dengan kondisiku yang seperti ini, Namjoon." ucapan lirih itu membuat Namjoon paham.

Nyatanya sang tuan muda pun tak mendapat pengecualian. Walau masih tangan kirinya saja yang menjadi korban, namun itu tetap membuat Jeongguk, si tuan muda berusia dua puluh dua tahun risih.

Jeongguk yang dianugerahi wajah tampan dan tubuh proporsional memang selalu tampil sempurna. Dididik untuk menjadi penerus keluarga Enrico sejak kecil, Ayah dan ibunya mengajarkannya untuk selalu tampil sempurna untuk menjaga nama keluarga Enrico. Dan berkat hal itu, Jeongguk tumbuh menjadi pria dengan keinginan kuat, juga amat perfeksionis.

Satu cacat saja di tubuhnya jelas membuat Jeongguk memilih menyembunyikan diri dari dunia.

Sejak hari itu, Tuan muda Jeongguk yang kemudian menjadi satu-satunya anggota keluarga Enrico yang tersisa tak pernah lagi nampak di muka umum.

---

Seperti biasa, Jeongguk duduk menatap taman bunga ibunya setelah elevensees hari itu. Taman bunga itu masih menghijau dan terawat meski tahun-tahun telah berlalu setelah kepergian orang tuanya. Tentu saja, karena Jeongguk sendiri yang menugaskan tukang kebun khusus hanya untuk merawat taman kesayangan ibunya itu.

Kebun bunga tersebut adalah tempat yang penuh dengan kenangannya bersama ibu ayahnya, juga menjadi tempat Jeongguk bermain sejak kecil. Ingin sekali rasanya Jungkook turun dan melangkahkan kakinya di antara tanaman-tanaman yang menghijau disana. Mendadak, Jeongguk jadi melankolis karena merindukan orang tuanya.

Nano-nano KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang