6

5.2K 505 51
                                    

Lukisan
.
.
Jeon Jungkook itu jenius. Aneh. Misterius. Tak tertebak. Dan pendiam.

Namun tak sedikit orang yang mengenalnya. Bahkan mungkin semua orang, khususnya pecinta seni mengenalnya. Walau hanya sekedar mengenal nama dan kemampuannya dalam menuangkan sesuatu dalam kanvas.

Yeah, Jeon Jungkook adalah pelukis yang luar biasa. Lukisannya begitu indah, tidak biasa. Bahkan ada beberapa orang yang menyebut lukisan Jungkook itu mengandung magis.

Lukisan Jungkook terlihat begitu hidup. Jika dia melukis sesuatu yang menyedihkan, maka orang yang melihat pun akan merasa sedih, terlarut hanya dengan melihat lukisan itu.

Yang orang tau selama ini hanyalah wajah tampan Jeon Jungkook dan kemampuan tangan dewanya dalam melukis. Selebihnya mereka tak tau apapun tentang kehidupan Jungkook.

Jungkook terlalu tertutup. Dia hanya memiliki blog yang berfungsi untuk mengumumkan jadwal pamerannya. Dalam blog-nya juga terkadang dia memposting lukisan-lukisan yang sudah dibuatnya.

Dalam setiap pameran, tiket yang disediakan selalu habis dalam kurun waktu 10 menit. Bahkan beberapa kali Jungkook menerima laporan dan permintaan penggemarnya agar menambah waktu pameran. Biasanya Jungkook mengadakan pameran selama satu minggu.

"Astaga Jungkook-ah, mau sampai kapan kau mau menenggelamkan diri dalam ruanganmu? Pergilah jalan-jalan" gerutu Wonwoo, kakaknya.

Jungkook masih fokus pada lukisan snowflakes yang sedang dia kerjakan. Pamerannya tinggal satu bulan lagi. Dan dia masih memiliki tanggungan sekitar 3 lukisan yang harus dia selesaikan.

"Aku sedang tidak mood jalan-jalan hyung. Kalau kau mau, pergilah bersama Mingyu" ucap Jungkook tanpa melihat sang kakak.

Wonwoo hanya menghela nafas. Membujuk Jungkook yang sedang mengerjakan lukisannya terlebih itu untuk persiapan pamerannya adalah hal yang sangat sia-sia. Jungkook tidak akan beranjak dari tempatnya sampai dia sendiri yang ingin beranjak.

Entah dia merasa lelah atau bosan, tepat pada pukul 17.30 KST, Jungkook bersiap. Dia ingin sedikit berjalan-jalan. Merefresh kembali otaknya yang sudah bekerja keras memikirkan kombinasi lukisan yang indah.

Jungkook mengenakan jaket hitam dengan tudung yang dia pasang menutupi kepalanya. Celana panjang. Dan sepatu berwarna navy. Dia hanya membawa dompet dan mobilnya.

Tujuannya tak jelas. Dia hanya mengikuti instingnya yang entah akan membawanya kemana. Sembari sesekali bersenandung dengan suara merdunya, mata Jungkook bergerak memperhatikan jalanan sore yang mulai diselimuti karpet jingga.

Hingga akhirnya, matanya menangkap sesosok orang yang berdiri di kerangka yang entah akan dibuat apa, yang terletak di sungai. Dekat dengan jembatan kayu.

Cepat-cepat Jungkook menepikan mobilnya di tempat yang tepat. Turun dan sedikit berjalan menuju jembatan layang. Berniat lebih dekat memperhatikan sosok itu.

Jungkook tak tau dia laki-laki atau perempuan. Dari posturnya yang ramping, sosok itu terlihat seperti siluet. Ditambah dengan sinar matahari yang mengenainya membuatnya semakin terlihat indah di mata aku Jungkook.

Tapi di sisi lain, rambutnya pendek dan bercelana. Dari situ Jungkook kembali ragu sosok itu laki-laki atau perempuan. Terlepas dari itu semua, baginya sosok itu tetap indah. Tak terbantahkan.

Tangannya dengan cepat mengambil ponsel dan memotretnya. Sosok itu membuatnya berpikir tentang tanggungan lukisannya. Sekaligus membuat Jungkook ingin mengabadikannya dalam lukisan indahnya.
.
.
At same time
.
.
"Ya! Turunlah. Itu menakutkan bodoh" bujuk seseorang.

Nano-nano KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang