15

2.9K 330 4
                                    

Jeon Jungkook adalah pemuda berusia 21 tahun yang berprofesi sebagai mahasiswa dan penyanyi di sebuah kafe yang menjadi tempat kerja sambilannya. Pemuda asal Busan yang memiliki tubuh atletis namun bergigi kelinci yang terlihat lucu.

Oh, satu lagi. Profesi Jungkook adalah sebagai kekasih Kim Taehyung. Mahasiswa tingkat akhir yang usianya selisih dua tahun dari dirinya. Mahasiswa asal Daegu yang membuat Jungkook jumpalitan saat mengikuti upacara penerimaan mahasiswa baru dan serangkaian kegiatan penyambutannya.

Yah, bisa dibilang alasan Jungkook bersemangat mengikuti serangkaian kegiatan melelahkan itu karena Taehyung. Padahal saat itu Taehyung bukan pembimbing kelompoknya. Taehyung bertugas sebagai tim kesehatan yang senantiasa berkeliling dan mengecek keadaan tiap mahasiswa. Memastikan sendiri tidak ada yang sakit namun memilih menyembunyikan sakitnya.


Jungkook puas memandangi Taehyung saat itu. Dan berakhir kakak pembimbing kelompoknya menegur.


Singkat cerita -karena akan memakan teramat banyak waktu jika Jungkook menceritakan proses awal mereka bertemu hingga akhirnya memutuskan menjadi sepasang kekasih- setelah melalui perjalanan panjang dan membingungkan, Jungkook berhasil menjadikan Taehyung kekasihnya. Itu sekitar satu tahun yang lalu.


Taehyung itu teramat misterius. Jungkook juga, sih. Percaya atau tidak, selama dua tahun mereka kenal, dekat, dan menjadi sepasang kekasih, baik Jungkook maupun Taehyung tidak mengetahui masa lalu dan kehidupan di kampung halaman masing-masing. Hanya informasi dasar saja yang mereka ketahui.

Informasi dasar seperti Jungkook yang ternyata anak bungsu dan memiliki seorang kakak laki-laki dan Taehyung yang ternyata anak sulung dan memiliki dua adik laki-laki yang masih kecil. Hanya sebatas itu.


Mereka tinggal dalam satu atap di apartemen sederhana yang mampu mereka sewa berdua. Mereka sama-sama kerja. Jika Jungkook bekerja sebagai penyanyi di kafe, maka Taehyung adalah seorang editor dan penulis freelance. Pekerjaan mereka sama-sama fleksibel namun dengan gaji lumayan.


Saat itu, begitu Jungkook pulang dari jadwal menyanyinya di kafe, hal pertama yang dia temukan di apartemen adalah laptop milik Taehyung yang terbuka dan menampilkan hasil kerja Taehyung dalam bentuk cerpen yang akan diterbitkan di blog penulis. Sedangkan pemiliknya entah kemana. Jungkook, sih, menebak Taehyung sedang membuat cokelat panas.


Berbekal rasa penasaran terhadap cerita yang dibuat Taehyung, Jungkook jadi duduk sambil memangku laptop Taehyung, alih-alih memeluk Taehyung seperti biasa. Mata elangnya memindai satu persatu kalimat yang tersusun rapi dengan jutaan tafsir di dalamnya.


Jungkook membaca cerita yang masih setengah jadi itu kemudian beralih ke cerita lain. Keningnya berkerut saat melihat tema dan garis besar yang dia baca. Jungkook jadi berpikiran satu hal.


"Oh? Kau sudah pulang? Tumben tidak berteriak," gumam Taehyung. "Tau begitu kubuatkan cokelat panas juga." lanjutnya.


Jungkook memandangi Taehyung yang datang membawa segelas cokelat yang asapnya masih mengepul. Pemuda itu menunggu Taehyung kembali duduk dan meletakkan minumannya. Kemudian Jungkook meletakkan laptop Taehyung di samping gelas kekasihnya.

Dan belum sempat Taehyung berucap, Jungkook sudah menempel dan menariknya dalam dekapan hangat yang susah sekali ditolak. Pada dasarnya Taehyung suka sekali dimanja. Jadi sepuluh ribu persen dia tak akan menolak afeksi yang diberikan Jungkook.


"Kau mau menyelesaikan satu cerita lagi malam ini?" tanya Jungkook.


Taehyung mengangguk kalem sambil menyamankan dirinya dalam dekapan itu. "Sebenarnya itu cerita kedua untuk malam ini. Tapi sepertinya besok pagi saja aku menyelesaikan itu." menduselkan wajahnya di dada Jungkook.

Pemuda bersuara merdu itu terkekeh. Mengecupi puncak kepala Taehyung dengan gemas.

"Oiya, hyung,"

"Hmmmm."

"Cerita yang kau buat," jeda sebentar. "Itu bukan cerita yang berakhir bahagia, kan?"

Taehyung mengangguk konfirmatif. "Memang bukan."

"Kenapa kau membuat cerita dengan akhir sedih begitu?" hal yang tadi Jungkook pertanyakan.


"Well, karena aku tidak hidup di kehidupan yang bahagia." jawab Taehyung enteng.

Kening Jungkook berkerut sebelum kemudian raut wajahnya jadi tak terbaca. "Jadi, hidup denganku itu bukan kehidupan yang membahagiakan untukmu?" tanyanya.

Taehyung merenggangkan pelukan mereka kemudian menatap Jungkook. Jungkook terlihat enggan menatapnya. Oh dan ada setitik sorot kecewa dalam matanya.


"Satu-satunya yang terbaik di hidupku adalah kau. Kehidupanku memang tidak bahagia jika bukan denganmu." tegas Taehyung lembut.

Satu ucapan manis yang disertai kecupan lembut di pipinya cukup membuat Jungkook tau jika dirinya begitu berharga bagi Taehyung. Begitupun sebaliknya. Taehyung sangat berharga untuknya.

Cepat atau lambat mereka pasti akan lebih saling terbuka. Dan Jungkook akan sabar menunggu saat itu.
.
.
.
END

Selasa, 24 Juli 2018
01.11 WITA

Nano-nano KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang