Beby menopang dagunya dengan kedua tangan sambil menatap Shania yang sibuk belajar. Sedaritadi Shania meminta Beby untuk duduk diam di hadapannya dan Beby mengikuti keinginan Shania. Dia hanya menatap wajah Shania yang serius, sesekali gadis jangkung itu menggaruk kepalanya sendiri.
"Ngerti nggak?" Tanya Beby. Shania mengangkat kepalanya dan menyengir.
"Ajarin ini, nggak ngerti. Gurunya cepet-cepet kalo jelasin." Ucap Shania menyodorkan bukunya ke dekat Beby.
"Alesan aja. Kamunya aja kali yang nggak denger. Sini, aku jelasin. Soal gini aja." Kata Beby dengan sangat santai.
Iyalah gampang buat situ. Gumam Shania dalam hati.
Beby terus menjelaskan apa yang Shania tidak tahu. Bahkan Beby sampai mengacak rambutnya sendiri saat Shania menggeleng tidak mengerti saat Beby bertanya kalau dia paham atau tidak.
"Aduh, Nju. Masa nggak tau?"
"Nggak tau, Beb. Kamu sama aja sih kayak guru aku." Beby mendelik kesal ke arah Shania yang menarik bukunya dan berjalan pergi entah kemana.
"Dasar murid. Dia yang nggak ngerti, gurunya yang di salahin. Bilang aja langsung, kalo otaknya nggak nyampe." Gerutu Beby melempar bolpoin ke atas meja.
Beby diam. Matanya menelusuri seisi backstage yang masih lumayan sepi. Dia tersenyum jahil saat melihat Veranda yang sedang memainkan ponselnya dan di sampingnya duduk seorang Ayana yang sedang mengobrol dengan Nabilah serta Jeje.
"Hello gais! Kak Ve, diem aja. Nggak kangen sama kapten sebelah?" Veranda hanya tersenyum mendengar ucapan Beby. Dia hanya melirik dan kembali fokus pada ponselnya.
"Lagi berantem ya, kak?" Tanya Beby lagi.
"Kepo amat lo, nong! urusin dah tuh si Tanju." Beby memeletkan lidahnya kepada Nabilah dan kembali menatap Veranda.
"Ciee yang lagi berantem." Goda Beby. Veranda terkekeh pelan dan menatap Beby.
"Mana ada sih, aku sama Kinal nggak kenapa-napa. Kinal lagi latian, makanya aku daritadi chat dia. Ya kali aku berantem sama Kinal." Ujar Veranda tersenyum.
"Kirain berantem, makanya diem gini hehehe."
"Enggak kok."Beby kembali diam. Matanya mencari Shania yang entah ada dimana. Dia memilih ikut mengobrol dengan Ayana dan Nabilah.
*****
Pulang dari theater, Beby mencoba untuk menunggu Shania. Dia terus duduk di kursi yang ada di dalam backstage. Sembari menunggu Shania, dia memainkan ponselnya. Dia terus menunggu hingga suara seseorang mengagetkan dirinya.
"Woy!"
"Astaga! Kak Kinal? kok lo di sini?"
"Yang harusnya nanya itu gue. Lo ngapain masih di theater sampe jam segini? yang lain udah pada pulang tuh."
"Nunggu Shanju."
Kinal mengangkat wajahnya dan memasang wajah bingungnya. "Nunggu Shania?" Tanya Kinal memastikan lagi. Terlihat Beby mengangguk kecil.
"Lah? Shania kan, udah pulang." Kata Kinal memandang Beby.
"Serius?" Kinal mengangguk yakin.
"Kok nggak bilang gue ya? padahal biasanya bilang." Gumam Beby sambil menggigit bibir bawahnya.
"Tadi di jemput Brandon dianya." Ucap Kinal santai sambil berselfie.
"What?!" Seru Beby mengejutkan Kinal, hingga ponsel Kinal hampir saja jatuh kalau tidak Kinal pegang dengan erat.
"Biasa aja dong. Kaget gue. Lagian mereka pergi buat syuting tetangga masa gitu." Ujar Kinal kembali berselfie.
"Yang bener lo? bukannya sama Bu Noni?"
"Enggak, Brandon tadi jemput. Makanya Bu Noni nggak jadi nganter." Helaan nafas keluar dari mulut Beby.
"Ya udah, gue balik. Semangat lo theaterannya." Kata Beby berjalan keluar dari backstage.
Kinal menggeleng kecil melihat punggung Beby yang menghilang di balik pintu. Dia yakin, kalau Beby sedang sakit hati. Tapi mau bagaimana lagi, dia hanya ingin Beby mengetahui yang sebenarnya. Dia tidak mau berbohong pada orang sebaik Beby.
*****
Beby melemparkan bolpoin yang sedaritadi dia gunakan untuk menulis semua catatan yang dia sendiri tidak tahu apa manfaat dia menulis begitu banyak catatan. Sedangkan fikirannya tertuju pada Shania yang masih belum membalas pesannya.
"Arrgghh!" Geramnya membanting buku yang tidak bersalah.
"Ngapain sih, gue mikirin dia? sedangkan dia sendiri nggak mikirin gue. Tau ah!" Monolognya mengacak rambutnya sendiri.
Dia tahu Shania bukan tipe orang yang gampang berbohong. Shania juga tidak pernah mengabaikan pesan-pesannya. Tapi tidak untuk kali ini, sudah hampir dua jam Beby menunggu balasan dari Shania. Bahkan tanda baca tidak terlihat olehnya.
"Apa bener ya? tapi yang gue tau, Brandon sukanya sama cewek kayak Kak Kinal. Bukan cewek manja kek Shania. Haah... lo udah buat gue gila, Nju." Gumam Beby menghela nafas beratnya.
Dia tidurkan kepalanya di atas bantal. Fikirannya kembali pada hari dimana dia menembak Shania. Saat itu, keduanya baru saja menyelesaikan konser pertama mereka yang bertajuk "Perkenalkan, Kami JKT48." Dan Beby berusaha menahan perasaannya, rapi tetap saja hatinya tak mampu. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menyatakan perasaannya.
"Kalo waktu itu aku nggak nembak kamu, apa kita masih sering jalan?" Gumam Beby meneteskan air matanya.
Dan malam itu, Beby merasa menyesal sudah membiarkan perasaannya menguasai dirinya waktu itu. Kini dia berfikir kalau karena pernyataannya itu, Shania mulai berubah kepadanya.
*****
Selesai kuliah, Beby pergi menuju tempat latihan. Selama perjalanan, dia terus memikirkan perasaannya yang campur aduk sedari kemarin. Entah apa yang harus dia lakukan. Dia juga tak mau memaksa Shania untuk mencoba menyukainya. Bahkan dulu, dia sadar kalau Shania tidak sepenuhnya mencintainya.
Kakinya perlahan memasuki sebuah rumah yang sudah di sulap menjadi sebuah tempat latihan. Dia melihat beberapa member team J sedang bercanda di teras rumah itu.
"Wadoh! jenong kita sudah hadir. Napa lo, nong?" Beby hanya tersenyum mendengar ucapan Nabilah dan berlalu masuk begitu saja. Tapi, saat dia akan melangkah, sebuah mobil berhenti di depan pagar. Dia menoleh. Dan saat itu juga, mata orang yang baru saja keluar dari mobil itu langsung bertabrakan dengan tatapan tajam seorang Beby.
"Makasih, Nju." Bisik Beby segera masuk ke dalam rumah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Eh gantung😂
Maaf pendek, ku sedang sangat sibuk.
Gomme ne😖
See u and GBU 😇
Yv
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Love
FanfictionSebuah kisah yang melewati terjalnya dunia. Jalan mulus nan berkelok telah mereka lalui bersama. Cerita cinta tak selamanya manis dan indah. Akan ada saat dimana hati harus merasakan perih dan mata mengeluarkan bulir beningnya. Cinta yang berawal d...