27

4.2K 353 55
                                    

Dengerkan lagunya ketika ada part yang mungkin menurut kalian pantas di dengarkan saat itu. Selamat membaca :)

~~~~~

Selamat pagi mentari dan seisi cakrawala! Bangun pagi ke kampus, pulang, pergi ke tempat latihan dan theater. Kegiatan yang benar-benar penuh hampir setiap harinya. Lelah? Memang. Tapi itu sangat menyenangkan. Jika kita melewatinya dengan gembira, semua itu akan terasa ringan.

Semakin mendekati hari H untuk event Request Hour, kami para member JKT48 semakin giat dalam berlatih. Meski hanya mementingkan latihan dance maupun fisik, tapi kami juga harus menjaga pola makan agar kami tidak cepat sakit. Itu kata Kak Melody, ya? Sebenarnya dia sendiri kalau makan juga aneh-aneh. Segala macam makanan mungkin bisa dia makan hehehe.

Seperti saat ini, hari ini libur theater dan kami di fokuskan untuk latihan dance. Tidak hanya satu team, tapi semua team. Dan tentunya aku akan bertemu dengan dia yang aku rindukan. Rindu? Tentu!

Hampir beberapa minggu aku sibuk dengan tugas. Aku menghubunginya hanya beberapa kali dan lainnya aku mencoba membalas tweet yang dia buat di twitternya.

Sedih rasanya jika mengingat hubunganku yang semakin renggang dengannya. Apa lagi dengan sibuknya aku di team K3. Beberapa tuntutan di sini harus aku jalankan dan mengesampingkan urusan pribadiku. Karena itu, aku sering mendapatkan pertanyaan dari beberapa fans yang memang dasarnya comblang. Mereka sering menanyakan bagaimana hubunganku dengan Shania. Dan dengan berat hati, aku menjawabnya dengan kata "baik-baik saja." Itu hanya topeng untuk menutupi semuanya. Semua apa yang sudah terjadi padaku dan Shania.

Aku suka mereka perhatian pada kami, memperhatikan gerak-gerik kami dengan sangat detail dan aku juga suka jika mereka menanyakan bagaimana kami. Tapi sayangnya Shania tidak seperti mereka. Dia tidak pernah suka hubunganku dan dia di pertanyakan. Dia tidak suka dengan kata combs atau sejenisnya. Ya, meski kenyataannya hampir sama dengan apa yang mereka katakan.

Jujur, aku menyadari ada yang beda dengan dia. Dengan dia yang aku cintai. Matanya mulai tak menatap ke arahku dan lebih sering menghindariku saat aku menatapnya. Dia lebih memilih diam saat aku di sampingnya. Dan apakah aku harus menebak? Menebak jika hatinya tak sepenuhnya lagi milikku? Atau sebenarnya dari awal aku tidak memilikinya?

Aku dan dia itu ibarat bulan dan matahari. Di satu tempat yang sama tapi tidak bisa saling bersanding. Kami memiliki hubungan tapi jarak dan waktu membuat kami terpisah. Perlahan namun pasti, beberapa bintang berkelap-kelip datang. Menawarkan keindahannya padaku, sang bulan. Dan dengan senang hati aku menerima mereka. Menerima sebagai teman di kala gelap datang.

Tahukah dia? Rinduku masih sama. Sama seperti pertama kali aku merasakan cinta yang muncul begitu saja. Indah dan menyakitkan.

Beberapa hari ini dia tidak menjawab telepon maupun membalas pesanku. Entah apa yang sedang dia lakukan. Menanyakannya saja itu percuma. Bertemu saja harus menunggu jadwal seperti saat ini.

Aku duduk di sofa teras samping tempat latihan. Duduk dengan tenang meski hatiku tidak tenang. Menunggunya datang itu akan aku lakukan. Meski harus menunggu beribu tahun, aku akan tetap menunggunya.

Helaan nafasku terus berhembus beberapa kali. Berusaha menekan rindu yang semakin detik semakin memuncak. Apakah dia merasakan hal yang sama? Tersiksa akan rindu yang dia buat sendiri? Aku harap tidak. Karena biarkan aku yang tersiksa. Aku tidak sanggup jika tahu dia tersiksa.

Harus berapa lama lagi aku menunggunya? Satu jam? Satu hari? Satu minggu? Atau... satu abad? Mau berapapun waktunya, aku akan terus bersabar menanti kedatangannya.

Suara pintu depan terdengar di buka. Langkah demi langkah beberapa orang membuat aku menoleh. Tampak di sana gadis yang aku rindukan sudah datang. Tapi kali ini dia tidak sendiri. Dia bersama orang lain. Orang yang jelas-jelas memberikan cinta yang sama sepertiku untuknya.

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang