47

5.5K 324 62
                                    

Beby yang belum bisa tidur menoleh ke sampingnya. Melihat pada Anin yang sudah terlelap di ranjangnya sendiri. Perlahan Beby beranjak dari kasurnya menuju sofa. Mengambil jaketnya dan segera memakainya. Dengan langkah pelan, dia keluar sambil membawa lock card-nya.

Sememtara di luar, gadis jangkung yang hanya berbalut sweater hitam itu melangkahkan kakinya di lorong hotel. Kepalanya tertunduk dengan rambut yang terurai. Matanya terlihat sembab dan ditangannya hanya ada ponsel juga lock card-nya saja.

Saat dia kembali melangkah, kakinya reflek berhenti saat melihat siapa yang keluar dari salah satu kamar. Dia bisa melihat orang berjaket biru dongker itu sedang menutup pintu kamarnya.

Di pandanginya punggung itu yang berdiri didepannya. Sepertinya orang itu tahu keberadaannya di sana. Perlahan orang itu berbalik menatap padanya. Beby, orang yang kini berada dihadapannya. Mereka saling pandang dengan jarak sekitar satu meter. Wajah tanpa ekspresi. Begitulah yang dia lihat di wajah Beby kali ini. Tidak ada senyum manis dan hangat atau aksi menyebalkan dari gadis berjulukan Dancing Queen itu.

Gue berasa kayak di drakor kalo gini. Gumam Shania dalam hati ketika melihat posisinya dengan Beby saat ini.

"Mau kemana?" Tanya Beby masih terus memandangi wajah Shania.

Jantung Shania tiba-tiba berdegup begitu cepat ketika bertatapan mata dengan mata elang seorang Beby. Mata yang selalu bisa membuat banyak orang jatuh cinta padanya.

"Ma-mau jalan-jalan." Ucap Shania menundukan kepalanya.

Tiba-tiba Beby melangkah tepat di hadapannya. Bahkan Shania yang baru saja mengangkat kepalanya sampai terkejut melihat Beby begitu dekat dengannya. Mungkin kalau ada orang yang melihat dari belakang tubuh Beby, mereka akan mengira Beby itu laki-laki karena kini Beby sedang memakai hoodienya.

"Ayo nge-date." Perkataan Beby yang tiba-tiba itu membuat Shania terkejut. Jantungnya pun makin berdetak kencang.

"Nge... date?"

"Iya. Waktu aku minta kamu jadi pacar aku, aku nggak pernah ngajak kamu nge-date."

"Iya sih, terus kita ma-"

Belum selesai berucap, Beby sudah menarik tangan Shania hingga membuat Shania terbengong-bengong. Ini kali pertamanya Beby seperti saat ini. Namun dia berfikir kalau Beby seperti saat ini karena ulahnya juga.

Sepanjang jalan, Beby terus menggandeng tangan Shania di belakang tubuhnya. Ketika di dalam lift, Beby tampak diam dengan masih memasang ekspresi yang sama. Datar. Bak di drama Korea, wajah kekasihnya itu masih saja sama. Tidak ada ekspresi dan mulutnya terus bungkam. Entah apa yang dia pikirkan. Tapi yang bisa Shania simpulkan, Beby masih kecewa padanya.

Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di atas rooftop hotel. Duduk di sebuah bangku kayu panjang dengan semilir angin yang menemani. Lampu-lampu kota Jogja pun tampak indah dilihat dari tempat ini.

Keduanya masih diam. Membiarkan diri mereka sibuk dalam pikiran masing-masing. Perlahan kepala Shania menoleh ke sampingnya, memandangi wajah samping Beby yang tampak manis. Entah apa yang gadisnya itu pikirkan. Dia pun tak tahu.

"Nggak modal, masa nge-datenya di sini." Keluh Shania membuka suara dengan cemberut.

Beby menoleh cepat ke sampingnya. Menatap malas pada Shania yang mengeluh dengan acara dating malam ini. "Masih untung-untungan gue ajakin nge-date." Gumam Beby membuang pandangan ke arah lain.

"Ya masa ke rooftop sih? Kemana kek."

"Di sini aja. Kalo kita jalan-jalan keluar, mesti bawa duit. Dompet aku di kamar dan aku males jalannya. Mending di sini, kamu bisa liat lampu-lampu kota Jogja. Lompat juga bisa."

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang