17

3.7K 336 8
                                    

Pagi sekolah, siang latihan dan sore theater. Itu kegiatan ruimtin dari seorang member JKT48 sepertiku. Lelah memang, tapi ada perasaan bahagia tersendiri bagiku karena bisa memiliki kegiatan yang positif seperti itu.

Hari ini aku akan theater, sebelum jam 15.00 aku sudah sampai di Mall dua huruf. Ketika berjalan di jam-jam seperti ini, sangat jarang menemui fans yang berkeliaran. Mungkin hanya ada satu atau dua orang saja yang menyapa.

Tanganku perlahan membuka pintu theater dan segera berjalan ke arah pintu backstage. Di sana sudah lumayan banyak orang dan mereka menyapaku seperti biasa.

"Shan, tumben nggak pake make-up? Abis jalan sama Beby?" Aku menggeleng menjawab pertanyaan Gaby.

"Berantem?" Tanyanya lagi.

"Enggak, Gaby. Lo daripada ngurusin gue, mendingan lo ke stage, terus pemanasan duluan." Kataku sedikit kesal.

"Yeee... sensi amat bu kapten. Tadi Beby chat gue. Nanyain lo udah dateng apa belum. Terus ya, gue bilang belum." Aku hanya mengangguk dan mengambil ponsel di dalam tasku.

Heran, chat Gaby bisa, chatku semalam belum dia balas-balas. Aku kembali menoleh pada Gaby yang sedang memakan jajan yang dia pegang.

"Mau?" Tanya Gaby menyodorkan jajannya.

"Gue nggak mau jajan lo. Gue mau minjem hp lo, boleh?" Gaby mengerutkan keningnya tapi tangannya meraih ponselnya.

"Nih!" Serunya memberikan ponselnya padaku.

"Dih, pake di kasih PIN lagi. Apaan nih, PINnya?" Tanyaku kembali menyodorkan ponselnya.

"Ketik aja tanggal lahir Nabilah..." Ucapnya menggantung. Saat aku akan mengetikan apa yang dia bilang, tiba-tiba dia kembali berucap.

"Yakin deh, nggak bakal kebuka HAHAHA." Mataku seketika menatapnya yang sedang tertawa dengan tajam. Dia yang sadar akan tatapanku langsung mencoba berhenti tertawa.

"Hahahaha becanda, Shan. Buka aja, bisa kok bisa hahaha." Aku tersenyum tipis dan membuka ponselnya dengan kode yang dia bilang tadi. Memang kadang-kadang Gaby ini lucu, tapi kebanyakan ngeselinnya sih.

Aku buka aplikasi chatting yang biasa para member gunakan. Dan selanjutnya aku klik nama Beby yang ada di kotak masuknya. Gaby ini bukan type orang pendendam. Padahal jelas-jelas Beby mengganti nama kontaknya dengan nama yang super duper mengesalkan. Tapi tidak dengan Gaby, dia masih membiarkan nama Beby tercantum di sana tanpa menggantinya sedikitpun.

Jariku perlahan mengetikan sebuah chat padanya. Kenapa harus pakai hp Gaby? Karena aku ingin tahu, apakah Beby akan membalas chat dari Gaby atau dariku. Sebelumnya aku sudah mengirimkan chat padanya tapi belum di balas. Entah jika Gaby yang memberinya chat.

Beby

Beb!!!

Belum ada balasan darinya. Tapi dua menit kemudian sebuah chat tak terduga membuatku langsung menyambar ponsel Gaby. Dan si empunya hanya melirik dan kembali menyantap jajannya. Mungkin Gaby sudah tahu maksudku.

Beby

Paan?

Nabilah g ada sma gue

Shania dah dtg

Y udh

Aku mendelik melihat balasannya. Ku lirik ponselku yang tergeletak di atas meja rias. Bahkan dia tidak membaca chatku. Tapi dia dengan mudahnya membalas chatku beratas namakan Gaby.

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang