12

4.2K 331 14
                                    


Hari ini mungkin adalah hari paling membuatku kesal. Bagaimana tidak, aku menemani Beby untuk latihan bersama team K3, tapi dia malah sibuk dengan Desy dan Kak Lidya. Aku rasa mereka bisa menjadi satu team. Satu team untuk ngeledekin orang sepertinya. Karena sedaritadi mereka tidak hentinya meledek Rachel yang pisah team dengan Thacil.

"Shan!"

Aku menoleh saat mendengar namaku di panggil. Seorang gadis berambut pendek dengan senyum manisnya menghampiriku sambil membawa sebotol teh. Tangannya terulur memberikanku minuman itu. Aku tersenyum menerimanya dan dia duduk di sampingku.

"Tenang aja, Bebebnya nggak bakal di ambil Lidya atau Desy kok." Ucapnya terkekeh. Aku hanya bisa tersenyum kikuk mendengarnya berucap seperti itu. Rasanya aku malu karena ketahuan cemburu.

"Aku tau kok, Kak." Kataku akhirnya.

"Eemm... jadi bahagia nih, ya? Bisa seteam sama Shani." Lanjutku sedikit menggodanya. Dia terkekeh pelan tapi pipinya terlihat memerah karena malu.

"Apa sih, biasa aja kok." Ujarnya terlihat malu-malu.

"Masa sih? Aku yakin Kak Viny seneng. Tuh, mukanya merah hahaha." Dia memukul bahuku pelan dan terlihat menoleh kiri kanan.

"Nggak, nggak ada. Dia lagi keluar sama Gre." Ucapku tertawa kecil melihatnya yang mencari-cari keberadaan Shani.

"Kamu nih, kalo dia denger bisa berabe aku." Katanya mengusap dadanya lega. Aku masih tertawa karena melihatnya yang takut jika Shani mendengar ucapanku.

Sekedar info saja, Kak Viny dan Shani ini memang belum memiliki hubungan. Tapi Kak Viny sudah memiliki perasaan pada Shani. Mungkin kalian akan bertanya mengapa aku bisa tahu. Jawabannya sangat sederhana. Aku yang pertama kali memiliki hubungan dengan Beby, bisa sangat mudah menebak bagaimana gerak-gerik seseorang yang sedang menyukai seseorang. Dan itu sangat terlihat jelas pada diri Kak Viny yang sangat suka memperlihatkan gerak-geriknya seperti Beby saat dulu mulai menyukaiku.

"Kapan nih, di tembak? Keburu ada yang nyamber loh." Ucapku setelah meminum minuman yang tadi dia beri. Dia diam sejenak. Sepertinya dia sedang berfikir.

"Nggak tau, seteam aja belum, masa udah nembak aja." Katanya membuat aku menghela nafas. Memangnya harus tunggu satu team dulu baru bisa jadian? Enggak mungkin, kan? Ada-ada saja kapten K3 ini.

"Kak Ratu Vienny Fitrilya, emangnya harus nunggu kalian jadi satu team, baru kalian pacaran? Ya, enggaklah. Siapa tau sebelum jadi team gini, nanti pas udah jadi team, kalian makin mesra. Kak Viny juga bakal ada yang sering nyemangatin." Kak Viny mengangguk mengerti. Kami sama-sama menoleh saat mendengar suara tawa Shani dan Gracia. Terlihat raut wajah Kak Viny berubah muram.

"Kenapa?" Tanyaku heran.

"Kayaknya mereka udah jadian deh." Bisiknya menundukkan kepala. Aku kembali melihat ke arah dua gadis yang masih saja tertawa. Entah apa yang mereka tertawakan.

"Aku rasa enggak deh, mereka cuma sahabat biasa aja, Kak. Kalo mereka pacaran, meski di depan member, mereka bakal mesra banget. Lah ini? Mesra sih, tapi mesranya itu kayak ke sahabat." Dia menoleh ke arah Shani dan Gracia. Akupun juga menoleh memperhatikan keduanya yang masih mengobrol.

"Bener nggak sih?" Gumam Kak Viny yang masih bisa ku dengar.

"Perhatiin aja, entar juga ngerasain apa yang aku liat tadi." Kataku masih memperhatikan.

"Ta- astaga, Shan!" Aku dan Kak Viny segera membalikan tubuh kami ketika melihat Shani menoleh ke arah kami. Mungkin dia merasa kami perhatikan.

"Kamu sih." Bisik Kak Viny menyenggol lenganku.

Story Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang