gadis bersurai panjang dengan motor matic warna pinknya kini berhenti di salah satu warung nasi uduk dekat sekolah, setelah melihat pemuda yang sangat dikenalnya sedang duduk di sana.
"aduhhh, cucunya pemilik sekolah kok tumben banget makan di sini," ujar gadis itu sambil masuk ke dalam warung.
pemuda yang sedang menikmati nasi uduk hanya tersenyum tipis. "mami bangun kesiangan, makanya ga sempet bikin sarapanㅡkamu udah makan belum?"
"aku udah sarapan pake susu sama roti."
Alana Heejin kemudian duduk di kursi kayu panjang tepat di samping Devano Sunwoo Adimas.
"suapin dong," sunwoo dengan wajahnya yang pura-pura memelas kemudian tersenyum lebar setelah melihat lana mulai mengambil sendok di piringnya.
"manja banget sih, coba aaaaa." lana menyuruh sunwoo untuk membuka mulut.
sudah hampir jam tujuh, lana dan sunwoo masih berada di warung nasi uduk. hingga terdengar samar-samar suara dari depan pintu masuk.
"apasih susahnya bangun pagi! kita sarapan dulu!"
suara lantang gadis di depan sana membuat lana dan sunwoo reflek menolehkan kepalanya ke arah pintu masuk kemudian tertawa, mereka sangat kenal suara gadis itu.
"ayok, cepet masuk!"
"yang aku masih ngantuk, makannya di suapin," ujar pemuda yang berada di sampingnya sambil mengaitkan lengannya pada gadis itu secara manja.
"udah lu cari tempat duduk sana, aku yang mesen." perintah gadis itu.
dengan langkah gontai pemuda itu langsung mengikuti apa perintah kekasihnya.
"WOI BAL!!"
pemuda ini lantas menujukan pandangannya ke arah sunwoo yang tengah melambaikan tangannya.
"asik nih, bisa dibayarin." gumam lelaki yang di panggil 'bal' ini, kemudian berlari kecil menuju tempat duduk sunwoo.
"tumben tumbennya lo," ucap pemuda itu sambil menyenggol lengan sunwoo.
"apasih, kok pada heran gua makan nasi uduk di warung," heran sunwoo.
pemuda itu duduk di hadapan sunwoo kemudian tertawa, "lu kan biasanya kalo beli nasduk di mekdi."
sunwoo hanya menggeleng-geleng kepalanya.
"nih makan," gadis berponi itu menaruh baki yang diatasnya terdapat dua piring nasi uduk ke atas meja.
Jaemin Daffa Ramadhan, pemuda itu kemudian memakan dengan lahap nasi uduknya, "yang suapin dong," ucapnya masih dengan mulut penuh.
Hinaya Kirana hanya mencibirkan mulutnya, "aku juga mau makan, mana bisa sambil nyuapin kamu."
"yang aku ga suka timunnya," jaemin menaruh potongan timun di atas piring uduk milik hina,
Hina malah menjejalkan mentimun itu kedalam mulut jaemin, hingga jaemin hampir tersedak.
"makan timun itu baik buat tubuh jaemin sayanggg."
di samping jaemin sama hina, sunwoo sama lana udah ngakak aja ngeliatnya.
pacaran yang wajar menurut jaemin sama hina adalah tiap hari berantem, kalo sehari ga berantem malah aneh ngeliatnya.
──
arkana jeno darmawan memarkirkan motor ninja nya di parkiran sma angkasa jaya.
"hati hati yeon turunnya."
siyeon sedikit melompat turun dari motor arka.
mereka jalan berdampingan di koridor sekolah menuju kelas Naila Siyeon, di selingi oleh candaan yang membuat para gadis di sekitar mereka ikut tersenyum.
"ICIKIWIRRRR" teriak Aleon Jisung di ujung koridor bersama dengan Hwall Angkasa.
"masih pagi woi, udah berduaan aje." ujar ale sewot.
siyeon hanya tersenyum, "aku ke kelas ya." lapornya pada jeno.
jeno hanya mengangguk, kemudian merangkul kedua temannya, "makanya cari cewek, biar bisa berduaan." godanya kemudian berjalan cepat meninggalkan ale dan hwall yang sedang mengumpat.
──
kini istirahat jam pertama. dan kantin sangat ramai serta berisik, penyebabnya adalah dua meja yang letaknya berada di pojok kantin terisi penuh oleh anak avengers yang lagi lomba tahan-tahanan pedes.
"halah njing segitu aja mah kurang, tuambahhh lagiii." aditya sanha mulai mengambil beberapa sendok sambel lalu di celupkan ke mangkok bakso milik mahesa haechan.
"woi elah cukup, nanti ga di makan malah mubazir." elaknya, padahal esa cuma takut kepedesan.
eric yang melihat muka esa ketakutan hanya tersenyum, lalu mulai menyantap bakso miliknya, "ohh sHItt, siapa yang masukin sambell?" umpatnya, kemudian mulai bangkit dari kursinya, membeli air mineral dingin.
hwall yang merupakan tersangka orang yang memasukka sambel pura-pura ga denger, masih lanjut nyemangatan esa untuk makan bakso yang kuahnya udah warna merah pekat, "ayo sa, tunjukkan pada dunia, kalo lo pemberani."
esa meringis, "heh pemberani pemberani, nih lu coba sendiri!!."
eric sedang mengantre di salah satu warung di kantin dengan napasnya yang tersengal sengal, "aduh bulek cepetan dong, aqua satu yang dingin!" eric menghentak hentakan kakinya.
eric sudah ga tahan lagi, ia menyerobot antrean. oh ini yang buat lama, ada seorang gadis yang sepertinya sedang di omelin bulek kantin karena ga bawa duit untuk bayar.
"bulek, besok deh besok. besok saya bayar, i promise." tawar gadis itu.
"bulek, aqua dingin satu, susuknya untuk dia aja." eric menaruh selembar uang dua puluh ribuan di atas etalase.
gadis itu menoleh ke atas, dan mendapati eric sedang pura-pura bergaya dingin, padahal sedang sangat kepedasan.
"thank you very much, besok deh aku ganti."
"gantinya pake id line aja boleh ga?" goda eric sambil meminum air dinginnya.
gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, hingga keduanya tersentak karena mendengar teriakan orang.
"WOII RIC BELIIN GUA AER JUGAㅡ gila anjing setan pedes bangettt." ini esa yamg teriak.
"e eh bulek aqua satu lagi, bayarnya besok ya, tuh untuk temen saya," ucap eric sambil menggaruk lehernya kikuk.
ia melihat ke sampingnya, gadis itu telah pergi meninggalkan eric. untung eric masih sempet ngeliatnya badge di dadanya, namanya,
Nancy Intan MD.
gadis yang membuat eric sedikit merasakan degupan di dadanya satu menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! School ✓
Fanfictiongen z | kisah pertemanan terbaik, di selingi kisah cinta serumit matematik. (!!) harsh words, crack ship, lower case ©tenderclouds, 2018