26. pada akhirnya

1.7K 224 39
                                    

ricuh, kacau, berantakan.

tiga kata yang dapat menggambarkan dapur kediaman gowon saat ini.

diawali dengan hina yang bangun pagi untuk masak mie, diikuti bulan, naila, gowon dan caca.

sisanya masih terlelap, kecuali eunbin, heejin dan seila yang bangun lebih awal dari hina karena ingin lari pagi.

"yah, yah, yah," pekik caca tiba-tiba "mienya malah ikutan jatoohhh!!!" lanjutnya heboh.

hina yang sedang menyiapkan peralatan makan menepuk keningnya. tak percaya dengan apa yang ia lihat.

masalahnya, si caca lagi ngerebus mie, terus mau disaring airnya. bodohnya, mie-mienya juga ikutan ke saring alias jatoh semua ke wastafel.

kekacauan belum sampai itu saja, gowon yang tugasnya menggorang telur pun tak kalah rusuh. lebih ke banyak bacotnya daripada ngegoreng telurnya.

"eh, telornya mledok-mledok gini, anjir!" histerisnya.

"kamunya jangan jauh-jauh ngegorengnya, won." naila ikutan panik.

caca memutar tubuhnya, menghadap gowon "hAHAHA." gelaknya saat melihat gowon sedang memegang ujung spatula.

apalagi saat melihat wajah jelek gowon dalam keadaan waspada takut-takut telurnya loncat dari wajan, caca tambah ngakak.

hina mengembuskan napasnya pasrah. ia membuka apronnya seraya bertanya, "indomaret sebelah mana?"

























dengan mengendarai motor milik gowon, hina dan bulan akhirnya pergi menuju indomaret terdekat.

sampai disana, hina langsung misuh-misuh "parah ngga, sih. dari banyaknya cewek yang ada di rumah, cuma gue yang bisa masak, tai banget." kesalnya.

bulan mengatupkan bibirnya, sebenarnya bulan bisa, tapi ga jago banget.

"laper banget lagi." misuh hina lagi "kalo gini mah, kasih aja pop mie satu-satu, siram air panas, jadi."

"ntar melepuh bibir kalo di kasih air panas." celetuk bulan yang mana langsung mendapat tatapan tajam dari hina.

emang ya, orang-orang itu galak kalo belum sarapan.

beberapa menit disana, setelah membayar di kasar mereka pun cepat-cepat keluar dan rasanya ingin cepat-cepat makan karena sudah kepalang lapar.

"ayo, lan, buruan." tukas hina sambil mendorong pintu untuk keluar "super duper laper banget gue." lanjutnya.

bulan terlihat kesusahan megangin 4 kantung plastik yang isinya entah apaan, pokoknya besar "iya, iya, benㅡeh, kenapa sih, hin?" kaget bulan saat hina tiba-tiba berhenti berjalan, membuat pipi bulan menabrak punggung hina.

gadis khalisya itu mengelus pipinya sebelum akhirnya mengangkat kepalanya.

"lan! ngomong, yuk?"






───






"assalamualaikum..."

"lah, katanya bulan ngikut, mana orangnya?" telisik alana yang sedang duduk di ruang tamu sambil ngipas-ngipasin wajahnya karena kepanasan abis jogging.

hina berjalan cepat menuju alana, lalu duduk di sampingnya "gila gila gila!! lu tau ga sihh, arsya tiba-tiba ada di indomaret anjirrr."

"hah?! arsya? ngapain?! kok bisa?!" sahut seila penasaran.

hina mengedikkan bahunya, "terus si bulan dibawa, ga tau diajak kemana, masih pake baju tidur lagi."

"eh, g-gue yang nyuruh dia kesini." ucap ayi tiba-tiba, "gue nyuruhnya dia dateng ke sini, ke rumah gowon, tapi kayaknya udah ngeliat bulan duluan di indomaret."

Hi! School ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang