5. satu bulan di langit kelam

5.2K 768 118
                                    

"sinting, pulang-pulang bawa anak. emangnya gua sama abang kurang apasih."

tidak jarang memang melihat arsya hyunjin gilangit datang pagi-pagi buta ke sekolah sambil bersungut-sungut.

dengan baju kemeja putih yang masih keluar, lebam di pipi bekas tamparan dan tas hitam yang hanya dikaitkan di salah satu bahunya.

arsya seperti ini tidak lain dan tidak bukan di sebabkan oleh ayahnya. yang benar saja, ayahnya pulang membawa seorang gadis yang katanya 'adik dari arsya dan minhyun'. arsya tentu marah, sudah tentu melawan, dan yang ia dapatkan adalah tamparan.

kalau ada abangnya di rumah arsya tidak mungkin melawan, tapi di rumah tadi pagi abangnya sudah tidak ada. jadi, tidak ada salahnya melawan, menurutnya. arsya juga sudah muak dengam ayahnya. padahal ayahnya tidak seburuk itu kalau ia mau mendengar penjelasan ayahnya.

sekarang tujuan arsya adalah rooftop. baru saja ia menginjakkan kakinya di tangga pertama menuju atap, mata hitam pekatnya menangkap satu sosok gadis yang sangat di kenalnya.

gadis yang setiap hari datang lebih awal untuk membaca beberapa buku di perpustakaan atau meminjam beberapa buku di perpus lalu ia bawa ke uks.

arsya mengurungkan niatnya untuk pergi rooftop, dengan cepat kaki jenjangnya menghampiri gadis itu.

"pagi, bulan." arsya men-sejajarkan langkahnya agar dapat berjalan berdampingan dengan gadis itu.

bulan nakyung khalisya, gadis itu tersenyum.

"hai arㅡya ampun, itu pipi kamu kenapa?" bulan meraba pipi arsya dengan perlahan.

"cuma lebam aja."

"cuma? ayo ke uks, aku kompresin pake air dingin."

bulan menarik lengan arsya menuju ke uks. arsya tersenyum, ia sangat senang.




━━━




"coba lu line lagi."

"udah jun, kan udah gua bilang, lu molor mulu sih, sadar jun sadar."

arkana jeno, renjun, hwall dan aleon jisung kini ada di taman sekolah dekat koperasi.

mendengarkan curhatan jaemin daffa ramadhan yang dari dua hari kemarin kesal karena hina tidak pernah membaca line-nya.

"sibuk kali si hina." ujar jeno enteng.

"seenggaknya kasih kabar no, line gue aja ga di baca baca dari dua hari yang lalu."

"ga ada kuota paling si hina." sahut hwall sambil menepuk pipi renjun, soalnya renjun masih ngantuk.

jaemin menghela napasnya, "di rumahnya ada wifi coy."

"sibuk ini hina, fix." renjun ikut-ikutan.

hwall mengangguk setuju "kemungkinan besar sibuk. soalnya hina kan bendahara osis. akhir-akhir ini osis lagi sibuk sama pensi, hina pasti banyak kepake untuk beli properti, di tambah lagi katanya kemaren osis keilangan duit, terus pada nyalahin hina padahal di pake viva untuk nambahin bayar rompi sekolah."

Hi! School ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang