dengan langkah cepat dan gusarnya hina mengikuti aditya sanha menuju lapangan outdoor angkasa jaya.
BRAK!!
"JAEMIN DAFFA RAMADHAN!!"
pekik hina ketika melihat arsya hyunjin dan jaemin sedang bertukar tonjokan.
jaemin menoleh ke arah hina kemudian mendorong arsya menjauh dari tubuhnya dan membenarkan seragamnya yang sudah tidak karuan.
"apa-apaan sih?"
ujar hina, bukan kepada jaemin saja tapi ke anak avengers lainnya yang bukannya memisahkan malah di liatin aja.
hina berjalan menuju jaemin, mengambil tas pemuda ramadhan itu kemudian menariknya keluar lapangan.
ditempatnya, arsya masih saja menatap jaemin sinis. hingga jeno menghampirinya, "puas? lu kalo punya masalah di rumah jangan bawa-bawa ke sekolah sya. tuh liat jaemin babak belur."
tanpa mempedulikan perkataan jeno, arsya membuang liurnya yang telah tercampur darah secara asal, kemudian pergi meninggalkan anak avengers yang sedang geleng-geleng kepala.
━━━
hinaya kirana, gadis itu menarik lengan jaemin dengan tampang sendunya menuju uks.
"duduk." ujar hina dengan suaranya yang bergetar lalu mengambil obat merah dan beberapa kapas di lemari.
jaemin mengikuti perintah hina, ia duduk di atas kasur uks kemudian menundukkan kepalanya, "maaf." lirihnya.
hina menolehkan kepalanya ke arah jaemin, "aku itu lagi cape min, kamu malah kaya gini. ngertiin aku dong."
hina duduk di depan jaemin kemudian mulai membersihkan lukanya. "tahan."
gadis berponi itu mulai membersihkan luka di wajah kekasihnya, dengan mata yang berkaca-kaca.
sesekali menyusut ingusnya agar tidak keluar.
jaemin melihat mata hina, "jangan nangis dong, na."
air mata gadis itu keluar begitu saja ketika jaemin berkata seperti itu, "gimana ga nangis. kamunya aja kaya gini."
pemuda itu dengan sigap memeluk gadis kirana tersebut lalu mengelus punggungnya secara perlahan, "maaf na maaf. sumpah aku minta maaf."
"jangan di ulangi lagi. aku khawatir."
walaupun selama dua hari ini hina tidak pernah mengabari jaemin. setidaknya jaemin tahu, kalau pemuda ini terluka, hina lah yang paling khawatir.
━━━
pemuda berkulit pucat ini melangkahkan kakinya menuju kelas 11 ipa 2. berharap-harap gadis itu belum pulang dari sekolah.
entah mengapa setelah keluar dari lapangan, secara reflek kaki pemuda ini malah menginterupsi badan arsya menuju kelas gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! School ✓
Fanfictiongen z | kisah pertemanan terbaik, di selingi kisah cinta serumit matematik. (!!) harsh words, crack ship, lower case ©tenderclouds, 2018
