29. tidak boleh pakai hati

1.4K 175 25
                                    

(!!) Hidupkan mulmed di atasss.







───



suasana kantin mulai ricuh saat muhammad mahesa haechan dan kawan-kawannya mulai masuk ke kawasan kantin sambil meng-genjreng-genjrengkan gitar.

"selamat siang, ibu-ibu, bapak-bapak. maaf mengganggu, kami disini hanya ingin bernyanyi, mohon sumbangan seikhlasnya." ucap haechan seperti pengamen yang suka muncul di warung nasi goreng.

"seribu, dua ribu ga bakal mengurangi kekayaan kalian." sahut aditya sanha yang udah memegang galon kosongㅡyang ga tau dapet dari manaㅡditangannya.

renjun farel huang yang melihat kelakuan teman-temannya itu pun menunduk malu, tapi tetep ikutan nyanyi juga pas mereka mulai nyanyi.

"ooo, there you are~
sittin' still all stripes and lonely~"

lagu one only milik Pamungkas yang di nyanyikan haechan dan farel mengundang riuh tepuk tangan semua orang yang ada di dalam kantin.

termasuk seorang gadis yang sedang duduk bersama teman-temannya di salah satu kursi kantin,"tadinya gue mau marah kalo mereka nyanyi yang aneh-aneh," titahnya sambil menghisap minuman thai tea miliknya.

"tapi gue mengakui. suara mereka bertiga tuh, emang bagus ga, sih?" dia melirik ke arah tiga orang yang masih asik bernyanyi "kayak yang kaget aja gitu gue dengernya. apalagi suaranya farel, gila."

"yee! kalo itu mah karena elo-nya aja yang kesemsem sama dia." gadis lain dengan rambut blonde ikut menyahuti.

"jangan gede-gede kalo ngomong, takut didenger cewenya." kali ini gadis berambut hitam yang berbicara.

"hahaha, sei kalo suka sama cowok ga pernah bener perasaan. dulu naksir sama alumni yang ganteng banget buset ngelebihin jenoㅡ"

"kenapa jeno lagi, sih???"

"ㅡeh, sekarang naksirnya sama farel yang jelas-jelas udah punya istri."

"belum jadi istri, ca. belum." sei memutar bola matanya malas, lalu mulai memperhatikan farel dengan serius.

"paling abis lulus SMA ningning sama farel langsung nikah, yang satu punya toko emas, yang satu punya toko elektronik. duitnya udah ada, ngapain lama-lama." celetuk alana yang awalnya tidak ingin masuk dalam percakapan ini.

"goblok ah lo semua." ujar shafa membuat teman-temannya tertawa.

tak terkecuali seila, hingga suara berat seseorang pemuda membuat tawanya terhenti.

"duit, dong." farel menyorongkan bungkus ciki yang sudah kosong.

"ngga ada." jawab seila sensi, bibirnya kedut-kedut karena menahan senyum.

"ya elah, pelit amat." balas farel, kemudian menyorongkan bungkus cikinya ke arah gowon dan caca "duit, dong."

"jangan. jangan dikasih." seila menahan tangan gowon yang tadinya ingin mengambil duit dari kantung baju.

kelakuan seila itu sontak membuat farel mengerutkan kening "hoo, sei. kenapa jadi lu yang ribet." tukasnya, kini beralih ke alana "lan, duit, dong. kalo ga bayarin gue bakso satu mangkok aja."

"alana bokek, soalnya udah ga sama devano lagi." lagi-lagi seila ikut-ikutan. tapi, ternyata ucapan seila yang satu itu sukses membuat farel tertawa ngakak.

"hahahaha." pemuda huang itu mengajak seila untuk tos. sejurus kemudian keduanya sudah memegangi dahinya sambil mengaduh kesakitan karena habis dijitak oleh alana.

Hi! School ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang