"Sya."
Suara ragu itu terucap dari bibirnya, dan gadis yang dipanggil tak menyahut.
"Sya." Ulang Luna sekali lagi, tapi masih tak ada jawaban.
"Nasya!" geram, gadis itu mendudukkan diri di sebelah Nasya-penghuni kursinya masih sibuk menyalin tugas sang kekasih.
"Eh, Luna? Sejak kapan?" ia mengangkat alisnya bingung, menutup komiknya dan menatap Luna dengan alis berkerut bingung.
"Sejak tadi." Jawab Luna ketus, "Nara kemarin ngomongin gue nggak?" tanyanya langsung tanpa basa-basi. Kerutan di dahi Nasya kini memudar, ia ingat kalau Luna adalah gadis yang tak kenal basa-basi.
Si penggila komik itu menggeleng, "Nggak. Kalian lagi ada masalah?"
Luna mengangkat bahu acuh-tak acuh, kemudian beranjak dari sana, membuat kerutan di dahi Nasya hadir kembali. Tanpa ambil pusing, si penggila komik kembali melanjutkan aktivitas membacanya yang sempat terganggu.
***
"Happy Birthday to me.. happy birthday to me.."
Kamar yang temaram sedikit disinari oleh sebatang lilin yang diletakkan di tengah-tengah lantai keramik bercorak klasik. Api yang dipenuhi oleh beragam warna itu tidak bisa diam, selalu bergoyang saat si empunya menghembuskan nafas. Kaca jendela dibiarkan tidak tertutup, sehingga angin malam yang dingin kerap kali membuat Nara menggigil kedinginan.
Tepat saat jarum jam menunjukkan pukul 00.00, ia meniup lilinnya. Sebelum itu, ia mengucapkan doa-doa yang terbaik untuk dirinya dan masa depannya.
"Selamat ulang tahun, Vigna Radiata Haptari. Selamat bertambah umur diriku sendiri, semoga ke depannya lagi aku bisa menjadi lebih baik dengan membuat orang-orang di sekitarku tersenyum bahagia karenaku. AAMIIN!" ia menangkupkan kedua telapak tangannya di depan wajah, lalu tak sampai dua detik kemudian, senyumnya mengembang.
Nara melirik ponselnya yang tergeletak di atas kasur, biasanya setiap jam dua belas di tanggal 19 Desember, ponselnya selalu ramai. Biasanya akan ada berbagai notifikasi line, facebook, instagram, bbm, E-mail, pesan-pesan panjang yang setiap kalimatnya membuat Nara tersenyum, serta nomor-nomor telepon tak diketahui yang berulang kali menyapa ponselnya.
Tapi, sekarang senyap. Ponsel itu bahkan tidak berkedap-kedip seperti dulu. Tidak ada notifikasi yang masuk. Tidak ada ucapan selamat ulang tahun, tidak ada harapan-harapan atau doa-doa dari orang lain, tidak ada kalimat-kalimat panjang yang membuat mata berkedip hampir sepuluh kali dalam lima detik, tidak ada puisi tentang pertambahan umur. Semuanya hilang.
Padahal tahun lalu, Luna dan teman-teman SMA-nya berbondong-bondong mengirimkan ucapan selamat.
Nara menghembuskan nafasnya dengan berat, udara semakin dingin, sampai-sampai uap nafasnya mengepul di udara. Gadis itu segera beranjak menutup rapat-rapat kaca jendela, lalu menghempaskan diri di kasur.
Matanya menatap ponsel sekali lagi.
Drrtt...drrt...
HAP!
Nara langsung menyambar ponselnya dengan wajah berbinar, sedetik kemudian pandangannya meredup.
From: 181818
Km baru cek RBT yah? Ada UANG TUNAI 1 JT pulsa 100RB nih buat km. Yuk pake RBT Dadali - Disaat Aku Mencintaimu di *919*33*5# Cuma RP3300/7hr kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Under the Rain
Teen FictionMasa lalu akan tetap ada. Kamu tak perlu terjebak terlalu lama di dalamnya. Tapi apakah cinta mampu memaksamu berdamai dengan masa lalu? Pada kisah ini, kamu akan bertemu laki-laki yang selalu berdiri di bawah hujan. Laki-laki yang tak mau menyeb...